Gambar Keong Sawah Sebagai Salah Satu Sumber Nutrisi Selama PJJ. Sumber Gambar: https://travel.kompas.com |
Mengenal Keong Sawah
Keong, bekicot, siput air hingga tutut adalah nama-nama beken untuk keluarga moluska ini. Banyak orang mungkin berpikir keong sawah atau tutut hanya sebagai moluska kecil yang mengganggu tanaman padi di sawah atau bahan makanan utama bebek. Namun di banyak belahan dunia, termasuk Prancis, Jerman, dan Portugal, keong atau siput sebenarnya merupakan makanan lezat. Mereka dapat dinikmati mentah, dimasak menjadi dengan mentega menjadi hors d'oeuvre yang disebut escargot, atau digoreng dalam hidangan India yang disebut sate kakul.
Sejumlah masyarakat biasanya mengkonsumsi keong sawah sebagai pengganti protein hewani dari daging. Terlebih banyak orang percaya bahwa keong sawah atau tutut memiliki khasiat tersendiri bagi kesehatan.
Mengkonsumsi keong sawah mungkin terdengar tidak menyenangkan bagi sebagian orang, termasuk Anda, tetapi jika Anda merasa penasaran, silahkan mencobanya. Rasanya unik dan kenyal. Teksturnya seperti daging, tetapi bagian dalamnya lembab dan memiliki rasa seperti saus, dengan butiran-butiran seperti gula pasir diujungnya, yang merupakan telur keong. Kepalanya kenyal, menantang siapapun untuk terus memakannya.
Namun, sedikit terganggu ketika mengunyah bagian ujungnya seperti butiran gula pasir. Katanya keong yang dimasak sebagai escargot dengan saus bawang putih dan mentega, rasanya gurih dan lezat.
Topangan Nutrisi selama PJJ
Masih dalam suasana layanan pendidikan jarak jauh (PJJ), belajar dari rumah (BDR), namun terkait selera tidak mengenal kata jarak jauh dalam urusan makanan. Jika tidak sempat mengunjungi lapak kaki lima di emperan toko, pinggir jalan, dan pasar, maka media sosial menjadi sarana mencari bahan makanan.
Suasana pandemi Covid-19 belum berakhir. Keterbatasan masih terjadi di mana-mana. Tubuh banyak berdiam di rumah, tentunya membutuhkan asupan untuk menjada tubuh tetap fit. Keterbatasan ikut membuat menu harian terasa monoton. Terlepas dari suasana keterbatasan ini, para pejuang rupiah dari area-area pertanian tradisional tak kenal lelah menopang sumber nutrisi bagi puluhan ribu masyarakat Toraja. Di antara puluhan ribu itu, terdapat ribuan pelajar yang ikut menikmati sumbangsih dari warga pedesaan. Walaupun sederhana, namun bergizi.
Biasanya terdapat ibu-ibu dari pinggiran kota Makale akan datang menawarkan dagangannya di depan setiap rumah yang mereka jumpai dalam perjalan mereka ke pasar. Kebiasaan mereka jalan kaki dengan membawa dagangannya telah terjadi jauh sebelum pandemi. Beragam sayuran segar, buah-buahan, jamur, bumbu dapur, hingga keong sawah ada dalam satu kesatuan barang dagangan yang mereka bawa.
Selera Terusik
Di Tana Toraja, keong sawah menjadi salah satu menu klasik nan legendaris yang senantiasa dicari. Di pasar-pasar, mulai pasar tradisional hingga pasar semi modern di kota Makale, ibu kota Tana Toraja, keong sawah tidak pernah kehilangan pelanggannya.
Hari ini setiap ruangan di rumah diusik oleh harumnya tumisan bawang. Dilanjutkan kemudian dengan wangi dan segarnya daun jeruk bersama serai yang melengkapi masakan keong sawah dalam wajan. Serasa ingin menangkap aromanya yang mengusik ketentraman perut.
Saya pun tak berpikir lama. Segera saya tinggalkan sesi membuat bahan ajar untuk kelas online esok hari. Konsentrasi sudah tidak normal. Terlalu… demikian istilahnya, jika tidak mencicipi gerombolan keong sawah segar nan hangat. Sudah tak terbayang nikmatnya menyeruput kuah si keong sawah.
Dok. Pribadi |
Cara kami menikmatinya sederhana saja. Ada ubi goreng dan sedikit nasi. Kuahnya saya siram ke ubi dan nasinya, entah menu apa jadinya. Jelasnya, ukuran saya nikmat. Keong sawah dicungkil dari cangkangnya menggunakan lidi kecil seukuran tusuk gigi. Ada pula yang menggunakan tusukan seukuran tusuk sate. Bahkan ada yang dipukul dulu ujung cangkang keongnya dengan sendok, kemudian mulut cangkangnya dihisap dengan maksud isi cangkang keluar. Proses cungkil, cara makan boleh berbeda, tapi kenikmatannya identik.
Dok. Pribadi |
Kandungan Nutrisi Keong Sawah
Melansir Positive Deviance Resource Centre keong sawah atau siput air mengandung protein sekitar 12 persen, kalsium 217 milligram, rendah kolesterol, 81 gram air, dan sisanya mengandung energi, protein, kalsium, karbohidrat, dan fosfor, semuanya terhitung dalam 100 gram keong sawah.
Selain itu, kandungan protein pada keong sawah mirip dengan protein yang terdapat pada daging sapi, tetapi keong sawah memiliki kandungan lemak yang jauh lebih rendah. Selain mengandung banyak sumber protein dan rendah lemak, keong sawah juga merupakan sumber zat besi, kalsium, vitamin A, dan sejumlah mineral lain yang baik.
Vitamin A membantu sistem kekebalan melawan penyakit dan memperkuat mata. Ini juga membantu sel-sel dalam tubuh bertumbuh. Kalsium membantu tulang tubuh tetap kuat dan mengurangi risiko berkembangnya masalah terkait tulang seperti osteoporosis. Zat besi membantu sel darah merah memindahkan oksigen ke seluruh bagian tubuh, serta menjaga kesehatan rambut, kuku, dan kulit.
Di samping itu terdapat pula potensi manfaat kesehatan lainnya. Mengkonsumsi keong sawah bisa memperbaiki anemia. Anemia adalah kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan gejala yang meliputi kelelahan, kelemahan, kulit pucat, nyeri dada, sakit kepala, pusing, dan sesak napas. Untungnya, makan keong sawah dapat membantu meringankan beberapa gejala ini dengan mengobati penyebab yang mendasarinya. keong sawah adalah sumber zat besi yang sangat baik sebagai asupan harian zat besi yang dibutuhkan tubuh.
Selain ikan yang terkenal karena pasokan asam lemak Omega-3, keong sawah juga merupakan sumber yang baik. Omega-3 telah terbukti meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung. Keong sawah juga dapat membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi pembekuan darah, dan menjaga detak jantung tetap stabil.
Jadi, sebenarnya masyarakat beruntung oleh karena tersedianya sumber nutirisi dari keong sawah mungil ini yang dapat diperoleh dengan mudah.
Dok. Pribadi |
Terakhir, walaupun pandemi masih membatasi kita, suasana belajar kita masih lebih banyak di depan perangkat elektronik, penting untuk menopang kesehatan tubuh dengan makanan bergizi. Alam dan lingkungan telah menyediakannya untuk kita. Tinggal bagaimana mengolahnya secara arif dan bermanfaat. Secara khusus untuk keong sawah, disarankan memasaknya hingga matang agar nutrisinya diperoleh dan terhindar dari adanya kemungkinan efek lainnya.
Yulius Roma Patandean
SMAN 5 Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan
Wah bacaan yg sangat bagus pak, wawasan saya jadi tambah luas tentang khasiat mengkonsumsi keong sawah, dulu saat saya masih kecil setiap pulang di kampung saya sering makan keong sawah yg di masak dengan sayur dan setelah membaca ini rasanya saya jadi ingin makan keong sawah lagi biar anemia saya ngak kumat" lagi hahaha. Terus berkarya pak guru, yang seperti ini wajib di beri apresiasi:')
BalasHapusTerima kasih..... mari memanfaatkan apa yang disiapkan alam
Hapus