PROFIL

Yulius Roma Patandean, S.Pd., lahir di Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

MENGENALI PLATFORM PENDUKUNG BELAJAR ONLINE

Belajar dari rumah (BDR) merupakan salah satu tindak lanjut anjuran pemerintah untuk memotong rantai penyebaran COVID-19. Sekolah menyelenggarakan BDR artinya sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Bagaimanapun opsi mengumpulkan siswa di sekolah untuk proses pembelajaran masih menjadi pertimbangan serius. Terutama untuk wilayah dengan zona orange, merah hingga hitam pandemi COVID-19.

BDR dan PJJ di Masa Pandemi Covid-19

Di awal tahun 2021, tepatnya pada awal bulan Februari ini, program Belajar Dari Rumah (BDR) masih menjadi opsi pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan. BDR dilaksanakan dalam dua acara, yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) daring (online) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) luring (offline). PJJ daring mengutamakan ketersediaan sumber daya internet, smartphone dan paket data. Sementara PJJ luring memanfaatkan layanan radio, TV Edukasi, modul, hingga pemanfaatan video pembelajaran dan sumber belajar lainnya di lingkungan peserta didik.

Cara Memanfaatkan Video Pembelajaran di Kelas Digital dan Kelas Terbalik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) harus diakui sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi turut pula mendorong lahirnya konten-konten video pembelajaran yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa di masa akan datang, video pembelajaran akan banyak memuat bahan ajar berbasis real life, seperti video praktik Biologi berbasis virtual reality (VR). Jika saat ini pembelajaran di laboratorium sebatas mempraktekkan teroti yang siswa peroleh di ruang kelas, maka teknologi VR akan menghadirkan kondisi nyata ayng lebih mempermudah eksplorasi siswa.

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR JARAK JAUH: MENGENALI MASALAH DAN MENEMUKAN SOLUSI

Mengajar secara jarak jauh telah menjadi salah satu kegiatan utama banyak pendidik saat ini. Seperti yang sementara berlangsung di berbagai negara, dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, sekolah-sekolah di Indonesia, lewat kebijakan pemerintah, telah memilih aktifitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah dan secara umum pembelajaran berlangsung online.

Rabu, 19 Mei 2021

GENERASI YANG TAK DI INGINKAN SEBUAH PERBANDINGAN ANTARA "YANG DISAYANG" DAN "YANG DIBUANG"

Sebuah catatan kecil tentang Reformasi oleh : Adian Napitupulu, SH.

Adian Napitupulu. Sumber Gambar: https://www.cnnindonesia.com/

 

1966 Gemuruh truk militer dan panser meraung, membelah jalan berdebu mengangkut mahasiswa untuk berdemonstrasi. Dalam rangkaian peristiwa dari zaman bergolak itu,  Mahasiswa FK UI, Arief Rachman Hakim dan mahasiswa Unpar, Julius Usman tertembak dan meninggal dunia.

Tidak lama kemudian melalui ketetapan MPRS no XXIX tanggal 5 Juli 1966 Arif Rachman Hakim di tetapkan sebagai Pahlawan Ampera dan di kemudian hari menjadi salah satu nama jalan di Kota Depok. Sementara Julius Usman juga di tetapkan sebagai Pahlawan Ampera oleh Pangdam VI Siliwangi Mayjen H.R Dharsono lalu di makamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung, satu hamparan dengan Makam Ernest Douwes Dekker dan Kol A.E. Kawilarang. Selanjutnya nama Julius Usman di abadikan sebagai nama salah satu Jalan di Kota Malang.

12 Maret 1967 Soeharto dilantik menjadi Presiden dan ditahun yang sama sekitar 14 Aktivis Mahasiswa yaitu Slamet Sukirnanto, T Zulfadli, Fahmi Idris, Mar"ie Muhammad, Firdaus Wadjdi, Soegeng Sarjadi, Cosmas Batubara, Liem Bian Khoen, Djoni Simanjuntak, David Napitupulu, Zamroni, Yozar Anwar, Salam Sumangat dan Rahman Tolleng diangkat Soeharto menjadi anggota Parlemen (DPR GR) tanpa melalui pemilu.

Hampir di setiap periode Pemerintahan Soeharto aktivis 66 ada yang di tempatkan menjadi menteri, antara lain; Abdul Gafur (Menpora), Abdul Latief (Menaker), Cosmas Batubara (Menteri Perumahan Rakyat), Mar'ie Muhammad (Menteri Keuangan), Akbar Tanjung (Menpora), Fuad Bawazier (Menteri Keuangan). Selain diangkat menjadi anggota Parlemen dan Menteri, tidak sedikit juga aktivis 66 yang kemudian diangkat menjadi Duta Besar bahkan ada yang di beri kemudahan dan kesempatan menjadi pengusaha bahkan konglomerat.

Selama 33 tahun Soeharto berkuasa penanaman modal asing merajalela hampir tanpa batas, jutaan hektar lahan diberikan untuk kroni dan perusahaan asing melalui kontrak karya (Freeport, Inco, Rio Tinto dll) menjadi Tambang dan kebun sawit. Disisi lain Orde Baru mengistimewakan para Taipan dengan perlindungan, kemudahan dan fasilitas, seperti Liem Bian Koen, Liem Sioe Liong, Liem Hong Sien, Oei Ek Tjhong, Oei Hwie Tjhong, Cai Daoping, Tjoa To Hing, Oei Hwie Siang, Lie Moe Tie, Poo Tjie Gwan, Tjie Tjien Hoan, Li Bai La, Tjia Han Poen, Liem Yu Chan, Oei Suat Hong menjadi konglomerat yang menguasai ekonomi negara secara dominan hingga hari ini.

Kesewenangan, korupsi, kolusi, nepotisme, kekerasan, pelanggaran HAM, monopoli ekonomi dan perampasan hak Rakyat mengisi hari hari Indonesia selama 33 tahun. Banyak peneliti menuliskan angka antara 500 ribu hingga 1 juta jiwa manusia meninggal dalam rangkaian kekerasan Orde Baru. Jumlah konflik Agraria tercatat 1.753 kasus dengan luasan lebih dari 10 juta hektar dan korban hampir 1,2 juta KK.

Kampus di kepung panser, di bungkam, aktivis mahasiswa di kirim ke berbagai penjara termasuk nusakambangan, satu persatu setiap periode selalu ada aktivis mahasiswa, aktivis buruh, petani di tangkap, di culik bahkan di bunuh, ada Marsinah, ada Udin Bernas. Kebebasan informasi di kebiri, puluhan media termasuk Tempo, Sinar Harapan, Prioritas di breidel. Berbeda kata maka izin terbitnya dicabut seketika.

Pinjaman luar negeri dan Pasar bebas di setujui dan sebagai imbasnya Tenaga kerja asing secara bertahap memasuki Indonesia sebagai bagian dari kontrak investasi dari berbagai PMA.

Setelah berkali kali perlawanan mahasiswa di patahkan, Embrio  Pembangkangan mahasiswa yang lebih besar mulai merebak di tahun 1996. Salah satunya adalah tragedi April Makasar Berdarah dengan 3 korban jiwa yaitu Syaiful Bya, Andi Sultan Iskandar dan Tasrif lalu tahun 1997 beruntun terjadi penculikan Mahasiswa dan Aktivis pemuda. Mereka diculik dan tidak pernah di kembali, diantaranya; Dedy Hamdun, Abdul Naser, Yani Afri, Sony, Nova Al Katiri, M Yusuf, Ismail, Petrus Bimo, Herman Hedrawan, Suyat, Wiji Thukul, Ucok Munandar, Hendra Hambali, Yahdin Muhidin dan Leonardus Nugroho (jasadnya  di temukan dengan luka tembak)

1998 Gemuruh truk militer dan panser kembali meraung membelah jalan berdebu, namun kali ini  bukan untuk mengangkut dan mengawal mahasiswa berdemonstrasi melainkan untuk berhadapan dengan Mahasiswa. Dari 1998 hingga 1999 merupakan periode perlawanan mahasiswa yang bersimbah darah. Derap sepatu lars, suara kokangan senjata, letusan dan dentuman berbaur dengan orasi dan teriakan menjadi suara yang didengar setiap hari. Satu satu Mahasiswa gugur, di tembak mati di jalan tempat mereka sampaikan aspirasi, yaitu; Moses Gatotkaca (8 Mei 98), Hedriawan Sie, Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan dan Herry Hartanto (Trisakti 12 Mei 98), kemudian Engkus Kusnadi, Heru Sudibyo, Sigit Prasetyo, Teddy Wardani dan Bernardus Realino Norma serta satu pelajar Lukman Firdaus (Semanggi Satu, November 1998). Satu Mahasiswa UI, Yap Yun Hap ditembak mati di Semanggi 28 September 1999. Di hari yang sama dua mahasiswa Lampung juga meninggal dunia yaitu M Yusuf Rizal dan Saidatul Fitria. Satu mahasiswa Palembang, Meyer Adriansyah meninggal pada tanggal 5 Oktober 1999.

Reformasi tidak Gratis, Reformasi dibayar tunai dengan darah dan nyawa puluhan mahasiswa dan aktivis (di luar dari ribuan lainnya yang luka dan cacat). Reformasi lahir dari darah, keringat, air mata, luka dan memar puluhan ribu Mahasiswa.

Di atas seluruh pengorbanan itulah kebebasan dibuka,  demokrasi dibangun dan Indonesia merangkai kembali harapan harapannya diatas kesetaraan tanpa diskriminasi.

Berikutnya puluhan partai baru berdiri, kebebasan Pers terbuka lebar, banyak organisasi buruh, tani dan organisasi Rakyat di deklarasikan, jabatan Presiden di batasi 2 periode. Pileg, Pilpres dan Pilkada dilakukan dengan pemilihan langsung dan suara terbanyak. Pemimpin baru bermunculan, Polisi dan Tentara dipisahkan dari ABRI menjadi lebih profesional dalam tupoksi masing masing, Newmont dan Freeport kembali ke pangkuan bumi Pertiwi, kembali dimiliki bangsa sendiri.

Reformasi memang belum sempurna tapi pelan pelan buah buah Reformasi mulai tumbuh dan dinikmati banyak orang termasuk mereka yang menolak Reformasi, termasuk para pembenci Reformasi, bahkan juga dinikmati oleh mereka yang menembak, menculik, menyiksa dan membunuh mahasiswa.

Hari ini, setelah 22 tahun kemana para pejuang Reformasi itu? Aktivis 98 berbeda dengan aktivis 66. Jika aktivis 66 demonstrasi dalam rentang waktu 60 hingga 90 hari, kemudian menikmati jabatan dan kekuasaan selama 33 tahun, maka itu berbanding terbalik dengan aktivis 98 karena sejak 22 tahun lalu hingga hari ini tidak ada "hak hak istimewa" tidak ada "kemanjaan" tidak ada "kemudahan dan kesempatan lebih" yang di peroleh aktivis 98 seperti yang dulu pernah dinikmati aktivis 66.

Aktivis 98 adalah anomali dari sejarah Gerakan Mahasiswa pada umumnya. Mereka tidak punya pemimpin tunggal, dominasi pergerakan tidak di monopoli kampus negeri, bergerak hampir di 27 Propinsi. Beberapa perbedaan besar antara aktivis 66 dan 98 antara lain adalah :

Aktivis 66 Berdemonstrasi dalam rentang waktu 60 hari hingga 90 hari.

Aktivis 98 Embrionya dimulai sejak 1996 dan mulai reda di tahun 2000 atau lebih dari 1300 hari.

Aktivis 66 mendapat dukungan Militer.

Aktivis 98 di represi oleh militer.

Aktivis 66 meninggal 2 orang.

Aktivis 98 meninggal lebih dari 30 orang.

Aktivis 66 meninggal 2 orang dan keduanya diberi gelar pahlawan lalu diabadikan jadi nama jalan.

Aktivis 98 dari 30 lebih yang meninggal tidak satupun di berikan gelar pahlawan dan tidak ada yang di abadikan menjadi nama jalan.

Aktivis 66 beberapa bulan setelah Soeharto dilantik sebagian di angkat menjadi anggota DPR tanpa melalui Pemilu.

Aktivis 98 sampai hari ini selama 22 tahun, sudah 5 Presiden tapi tidak ada aktivis 98 yang diangkat secara istimewa jadi anggota DPR tanpa Pemilu.

Aktivis 66 setiap periode pemerintahan Orde Baru selama 33 tahun selalu ada yang diangkat jadi menteri sebagai representasi ide yang diperjuangkan generasinya.

Aktivis 98 selama 22 tahun tidak ada yang menjadi menteri sebagai representasi ide generasi Reformasi.

Aktivis 66 diberi kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.

Aktivis 98 tidak mendapatkan kemudahan dari negara untuk menjadi pengusaha dan membangun konglomerasi.

Tulisan ini merupakan perbandingan sejarah dari dua generasi yang berbeda dalam banyak hal termasuk beda pilihan geraknya. Tulisan ini perbandingan dua generasi dengan segala kekurangan, kelemahan dan kesalahan yang mungkin terjadi dalam proses sejarah itu sendiri.

Memilih entah berkolaborasi, entah berkonspirasi atau  berjalan sendiri dalam perjuangan akan memiliki konsekwensi nya masing masing. Apakah kelak menjadi yang di sayang atau mungkin menjadi yang di buang karena menjadi generasi yang tidak diinginkan. Apakah menjadi bagian dari kekuasaan dengan seluruh kewenangan dan kekayaan atau hidup dengan berselimut kesepian dipinggiran. Apakah menjadi "kuda tunggangan" dari cita cita orang lain atau menjadi tuan dari cita cita generasi itu sendiri.

Semua pilihan punya harga nya masing masing, harga yang harus di bayar entah sekarang atau kemudian.

Semoga para anak muda "pembangkang", pemuda pemudi yang "minim kesabaran" para pemuda/i "penjawab zaman" para pemuda/i "pengukir sejarah" bisa belajar dan memilih pola 66 atau pola 98 dengan segala kelemahan dan kekurangannya atau justru mampu mencari pilihan pola yang baru dan keluar dari pilihan dua generasi itu.

Karena biar bagaimanapun setiap generasi akan memiliki masalahnya sendiri, tantangannya sendiri, dan setiap generasi akan mencari jawaban serta jalan keluar dari masalah di zamannya. Setiap generasi akan melahirkan pejuang pejuang nya, pemimpin pemimpinnya dan mengukir sejarah nya sendiri.

Akhir kata, di tengah perbedaaan perbedaan antara kita, izinkan saya menyampaikan salam hormat untuk para senior aktivis 45, 66, 74, 78, 80 an, salam hormat untuk semua aktivis 98 dimanapun berada, salam hormat untuk semua aktivis yang sudah ada, yang sedang ada dan mereka yang akan ada.

Adian Napitupulu, SH

Sekjen PENA 98 (Persatuan Nasional Aktivis 98)


Mei 2020

(Boleh di sebarluaskan dan dipublikasikan selama tidak merubah isi dan makna tulisan ini)

Share:

Kamis, 13 Mei 2021

Fitri



Libur Hari Kenaikan Yesus Kristus tanggal 13 Mei 2021 terasa istimewa. Tahun ini bersamaan dengan hari besar umat Muslim, Hari Raya Idul Fitri 1442H. 


Suasana benar-benar fitri. Dua hari kemenangan dirayakan pada tanggal dan hari yang sama. Lalu-lalang masyarakat di tengah suasana pandemi menunjukkan suasana yang fitri. Saling menyapa penuh kekeluargaan. Suasana fitri pun nampak dari masih pedulinya masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. 

"Selamat Merayakan Idul Fitri buat semua keluarga, sahabat, dan rekan kerja serta teman di media sosial. Mohon maaf lahir dan batin."

Selepas ibadah saya dan keluarga beranjak langsung pulang ke rumah. Ada perasaan capek pada tubuh saya. Jarak 60 km pergi-pulang untuk ibadah seperti menggoyang urat-urat dan persendian saya.

Bawaannya lemas dan loyo. Ya, mungkin karena suasana yang fitri, saya memanfaatkan hari ini untuk istirahat. Porsi tidur siang benar-benar maksimal. Singkatnya, hari ini adalah quality time untuk keluarga dan tubuh saya.

Jarum jam menunjukkan pukul 19.00 wita. Suasana gerah padahal sudah mandi. Duduk di depan TV menjadi pilihan. Serial drama legendaris "Preman Pensiun Kembali ke Fitri menemani. Film ini sederhana namun penuh makna. Alur cerita seolah mewakili pergumulan hidup. Preman juga butuh nikah, membangun keluarga. Tidak mudah, penuh perjuangan.

Persoalan hidup tak selamnya diseledaikan dengan kekerasan. Refleksi akan indahnya hidup bersama dengan orang lain dalam satu keluarga menjadi dambaan untuk hidup yang fitri. Para preman pun menyadari ini, sehingga ada yang sadar untuk kembali rujuk dengan sang mantan istri. Nah, bagaimana yang masih bujangan?????

Tiba-tiba salah satu teman di medsos bernama Siti Fitriasih yang beken disapa Fitei menyebar pesan lewat salah satu grup WhatsApp "Mlm sahabat...bsk k'rmh yaa😂🙏."

Saya tersadar, hari ini belum sempat silaturahmi ke sahabat-sahabat. Semoga bisa bertamu esok hari. Masih was-was juga bertamu ke rumah keluarga dan sahabat di masa pandemi ini.

Hari yang fitri membuat kita semua hidup dalam harmoni kehidupan yang damai.

Share:

Kamis, 06 Mei 2021

Penghargaan Guru Berprestasi Jenjang SMA Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2021

Penyerahan Piagam Penghargaan Guru Berprestasi kepada Sekolah. Sumber: Dok. Pribadi.
 

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2021 menjadi momen penuh makna bagi saya. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Pendidikan memberikan penghargaan kepada sejumlah kepala sekolah, guru dan siswa. Pada kategori guru jenjang SMA saya menjadi salah satu guru yang mendapat penghargaan sebagai Guru Berprestasi. 

Bagi saya, apresiasi ini sangat berkesan. Meraihnya tidak mudah dan tentunya telah melalui proses yang sangat panjang. Tidak mudah bukan karena saya harus menempuh perjalanan kurang lebih 600 km PP untuk menerima penghargaannya. 

Menengok kembali ke belakang sepanjang pandemi Covid-19, banyak hal tak terduga yang telah terjadi dalam hidup saya yang sangat menguji kesabaran dan mental. Mulai dari tetap setia mengajar jarak jauh tanpa meninggalkan jam pelajaran. Mengikuti berbagai pelatihan dan seminar online hingga memperoleh beberapa tanda pencapaian lomba-lomba individual.

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa; PGRI, YPTD, Komite Sekolah, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, rekan-rekan guru di UPT SMAN 5 Tana Toraja dan keluarga serta semua sahabat yang telah banyak memberi motivasi dalam menjalankan tugas dan berkarya. 

Ucapan yang sama untuk Penerbit ANDI Yogyakarta, Prof. Richardus Eko Indrajit, Omjay, bapak Thamrin Dahlan atas kesempatan yang diberikan untuk menulis dan menerbitkan buku. Tak lupa saya menyampaikan "Gracias" untuk semua sahabat keren saya di dunia maya dalam Tim Omjay dan YPTD.

Proses awal hadirnya apresiasi ini adalah aktifnya saya di berbagai kegiatan PGRI. Kegiatan Belajar Menulis yang dikomandani oleh bapak Wijaya Kusumah (Omjay) dan bapak Thamrin Dahlan di YPTD adalah penyumbang kreatifitas terbesar. Betapa tidak beberapa buku telah berhasil terbit oleh karena pelatihan ini. Buku-buku tersebut secara tidak langsung telah menjadi stimulus bagi saya untuk berkarya di bidang pendidikan.

Saya berterima kasih kepada segenap siswa-siswi UPT SMAN 5 Tana Toraja yang telah bersama-sama dengan saya dalam proses pembelajaran selama ini. Apresiasi ini ada oleh karena ketekunan mereka dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris dan Bahasa & Sastra Inggris. 

Penghargaan ini saya persembahkan untuk semua sahabat-sahabatku para guru yang telah memberikan diri untuk melayani pendidikan. Secara khusus bagi rekan-rekan guru di Kabupaten Tana Toraja yang melayani di wilayah "utopia", wilayah tanpa akses transportasi, listrik dan internet. Pelayanan mereka adalah sebuah prestasi dalam pengabdian menyebarluaskan ilmu kehidupan.  Namun, pelayanan mulia mereka tidak terdeteksi oleh pemangku kepentingan. 

Saya didampingi oleh Dra. Frida Pakanan (Pengawas Sekolah) dan Drs. Marthen Leme Piri, M.Pd. (Kepala UPT). Sumber: Dok. Pribadi.

Share:

Rabu, 05 Mei 2021

Arbor Biz Hotel Makassar

Hari ini saya menempuh perjalanan panjang dari Tana Toraja menuju kota Makassar. Berangkat pukul 7.00 malam dan tiba pukul 2.30 subuh. 

Tampilan minimalis salah satu kamar double bed di Arbor Biz Hotel Makassar. Sumber: Dok. Pribadi.

Capek dan mengantuk menggoda ketika menyusuri mulai ramainya lalu lalang kendaraan. Saya pun memutuskan untuk menginap di hotel langganan saya, Arbor Biz Hotel. Hotel sederhana ini berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan KM 16 Makassar, tepatnya di Kompleks Kima Square. 

Jika berniat menginap di sini, silahkan menghubungi nomor telepon 0411-472. Selain itu bisa lewat fax 0411 472 1000. Informasi lengkapnya, bisa cek di www.arbor-hotels.com.

Saya suka menginap di sini karena lokasinya strategis di jalan protokol kota. Parkir mudah dan akses simpel. Layanannya juga maksimal. Setiap receptionist yang bertugas ramah menyapa tamu. Oleh karena saya sudah sering menginap di sini, maka saya juga mendapat potongan harga. Adapun tarif hotel untuk kamar single dan double bed mulai dari 300 ribuan per malam. 

Fasilitas kamar yang minimalis dan eksotik antara lain AC yang sejuk, lemari pakaian, meja minimalis, kaca besar, kamar mandi yang didukung shower air panas dan dingin, wastafel yang bersih beserta fasilitas mandi seperti sikat gigi, odol dan sabun cair. Selain itu ada TV 24 inci lengkap dengan sejumlah channel favorit. Tambahan pula ada layanan telepon kamar jika berniat memesan makanan atau snack ke pihak hotel. Soap kebersihan kamar sudah OKE. Haus, jangan khawatir, tersedia dua botol air mineral 650 ml dalam kamar.

Secara kebetulan saat menginap ada live duel semifinal UEFA Champions League antara Manchester City vs PSG. Jadinya menginap terasa lengkap.

Daftar menu yang bisa dipesan, tersedia pada tiap kamar hotel. Sumber: Dok. Pribadi.

Hotel ini juga menyediakan breakfast bagi tamu. Langsung saja kunjungi restoran Pondok Bebek di lantai 1. Suasananya nyaman, terbuka dan mengundang selera makan.

Ingin mencoba kuliner? Kontak saja 102/0 dari telepon kamar untuk menghubungi restoran Pondok Bebek. Pesanan Anda akan diantarkan ke kamar Anda dengan layanan yang ramah.  

Plus, jika berminat belanja, di lantai satu ada Indomaret yang setia menemani 24 jam.

Menurut pengalaman saya hotel ini recommended bagi yang ingin menginap di hotel dengan harga terjangkau dan layanan yang maksimal. 

Setiap orang punya pilihan.
Selamat mencoba.

Share:

Sabtu, 01 Mei 2021

Bergerak Bersama SMAN 5 Tana Toraja Wujudkan Merdeka Belajar

Ramaikan Hardiknas 2 Mei 2021 dengan menggunakan frame https://twb.nz/hardikas2021

SMAN 5 Tana Toraja.



Share:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia