PROFIL

Yulius Roma Patandean, S.Pd., lahir di Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

MENGENALI PLATFORM PENDUKUNG BELAJAR ONLINE

Belajar dari rumah (BDR) merupakan salah satu tindak lanjut anjuran pemerintah untuk memotong rantai penyebaran COVID-19. Sekolah menyelenggarakan BDR artinya sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Bagaimanapun opsi mengumpulkan siswa di sekolah untuk proses pembelajaran masih menjadi pertimbangan serius. Terutama untuk wilayah dengan zona orange, merah hingga hitam pandemi COVID-19.

BDR dan PJJ di Masa Pandemi Covid-19

Di awal tahun 2021, tepatnya pada awal bulan Februari ini, program Belajar Dari Rumah (BDR) masih menjadi opsi pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan. BDR dilaksanakan dalam dua acara, yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) daring (online) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) luring (offline). PJJ daring mengutamakan ketersediaan sumber daya internet, smartphone dan paket data. Sementara PJJ luring memanfaatkan layanan radio, TV Edukasi, modul, hingga pemanfaatan video pembelajaran dan sumber belajar lainnya di lingkungan peserta didik.

Cara Memanfaatkan Video Pembelajaran di Kelas Digital dan Kelas Terbalik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) harus diakui sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi turut pula mendorong lahirnya konten-konten video pembelajaran yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa di masa akan datang, video pembelajaran akan banyak memuat bahan ajar berbasis real life, seperti video praktik Biologi berbasis virtual reality (VR). Jika saat ini pembelajaran di laboratorium sebatas mempraktekkan teroti yang siswa peroleh di ruang kelas, maka teknologi VR akan menghadirkan kondisi nyata ayng lebih mempermudah eksplorasi siswa.

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR JARAK JAUH: MENGENALI MASALAH DAN MENEMUKAN SOLUSI

Mengajar secara jarak jauh telah menjadi salah satu kegiatan utama banyak pendidik saat ini. Seperti yang sementara berlangsung di berbagai negara, dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, sekolah-sekolah di Indonesia, lewat kebijakan pemerintah, telah memilih aktifitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah dan secara umum pembelajaran berlangsung online.

Selasa, 31 Agustus 2021

Teknik Menulis Nonfiksi Yang Memikat Pembaca (3)

 

Menulis itu nikmat. Sumber: Dok. Pribadi.

Menulis itu seperti memasak makanan. Semakin sederhana bumbu dan olahannya semakin nikmat rasanya. Fakta ini benar adanya, mengingat saat ini kebanyakan orang lebih memburu jajanan olahan kampong model lesehan dibandingkan masakan restoran mahal. Kenapa demikian? Menu sederhana lebih nikmat dan memiliki sensasi mengikat. Lalu, apa kaitannya dengan menulis buku nonfiksi?

Tuliskan dengan sederhana

Pernahkah Anda menyerah pada tulisan tentang artikel atau instruksi manual karena kata-katanya membuat Anda frustrasi? Jika Anda memiliki konten yang bagus, jangan terlalu luas bahasanya. Berikan nilai lebih bagi pembaca Anda dengan memotong konten naskah Anda menjadi bagian yang mudah dicerna, mudah dipahami dan mudah dipraktekkan. Semoga tulisan ini juga sudah sederhana, ya.

Tulisan dengan kalimat kompleks biasanya membosankan. Belum lagi sulit untuk memahaminya. Maka, sebaiknya dikemas dalam kalimat pendek dan kosakata yang mudah dimengerti. Ide-ide dipecah menjadi detail. Perpendek paragraph, jadikan komponen tulisan yang ketat dan sederhana.

Misalnya tulisan saya di blog berikut ini.

Helm itu membelakangi saya dengan santainya. Pikirnya hari ini tuannya tidak keluar. Jadi ia merasa santai saja dulu. Mungkin juga ia sedang mengatakan sesuatu. Mencoba mengatakannya padaku dengan tapi malu.

Tiga bulan lalu ia sibuk menemani. Kemana saja saya pergi ia setia. Tempatnya pun selalu strategis bersama saya. Di kantor ia bertengger di meja. Jarang ia kulepas santai di motor. Nanti dia raib lagi seperti pendahulunya.

Masih saya ingat, pernah suatu waktu. Ikut ibadah syukur di satu keluarga. Sebelum doa kala itu, sempat kutengok. Helm merah di depan saya  menatap. Doa dimulai, terus, hingga kata amin. Buka mata, eh helm tak kelihatan. Belajar dari sana, helm selalu menemani.

Hmmm. Kutatap lagi, ia masih pada posisinya. Tak bergeming. Nomor 46 yang mencoba menggelitik pikiranku. The Doctor, Valentino Rossi, pembalap legendaris. Pembalap yang mulai terkenal sejak Sentul. Ia eksklusif merajai kelas 125 CC. Julukannya kala itu masih titel Norifumi. Ia mengagumi pembalap Jepang Norifumi Abe. Saya lupa pastinya The Doctor melekat.

Sudah lama tak melihatnya di lintasan. Jalanan aspal moto GP akhir pekan. Beberapa tahun terakhir ia senang diasapi. Marc Marquez lah yang terhebat sekarang. Tapi tetap Rossi, the Italian master. Walau ia tak sejago dulu lagi. Tetap ia yang terbaik di mata.

K2 samar-samar mengintip di samping. Mengingatkan teman-teman guru dan tendik. Mereka yang berstatus K2 apa kabarnya. Semoga pemerintah daerah tidak memberi angin. Angin surga yang justru mematahkan semangat. Motivasi melayani pendidikan dari mereka penting. K2 memiliki hak yang sama juga. Hak untuk hidup sejahtera dan layak.

Perjuangan K2 menuntut nasib lebih baik. Perlu diapresiasi oleh semua pemangku kepentingan. Pilkada serentak sementara ditunda karena pandemi. Pilkada berpesta, jangan sampai K2 merana. Kembali kena PHP, jodoh tak jelas.

Duh, secangkir kopi melempar senyum manis. Semanis rasa dan aromanya saat kuteguk. Dari tadi juga ia telah menunggu. Mungkin juga ia sudah bertanya-tanya. Kok tuanku belum menyentuh bibirku ini. Padahal aku mulai merasa dingin lagi.

Sruupppp ahhhh, wangi dan nikmat kopi. Terima kasih memberi setitik kecerahan pikiran. Seharian kau selalu setia menanti saya. Hingga malam beranjak menggapai tempat tidur.

Nikmati kopi, nikmati hari ini.

Mari perhatikan gaya penulisannya. Setiap kalimat maksimal berisi 6 kata. Artinya, setiap kalimat singkat dan padat yang membuatnya mudah untuk dimengerti. Inilah yang saya sebut meyampaikan tulisan dengan sederhana.

Sederhanakan

Banyak novel hebat ditulis dengan gaya yang cukup sederhana. Pembaca lebih terkesan dengan cerita daripada dengan kata-kata. Kita bisa belajar pada novel karya Charles Bukowski. Jika Anda memiliki kesempatan untuk membacanya silahkan simak gaya penulisannya.

Pertanyaannya, apakah menurut Anda prosanya akan memiliki efek yang sama jika menggunakan kalimat multi-klausa yang bertele-tele dan kumpulan istilah teknis? Bukowski mencoba menyampaikan emosi dan karakter pelaku, bukan sekedar mencoba membuat ekspresi yang canggih pada narasinya.

So, tell the readers as simple as possible. Tuliskan sesederhana mungkin, tetapi pastikan ide Anda hadir dalam benak pembaca.

Share:

Senin, 30 Agustus 2021

Teknik Menulis Nonfiksi Yang Memikat Pembaca (2)

 

Ilustrasi menulis nonfiksi. Sumber: Dok. Pribadi.

Sudah tentu ya, konten fiksi yang hebat seringkali menarik kita untuk membacanya. Sejak awal cerita kita tidak membiarkan perhatian kita pergi sampai akhir cerita tersebut. Sehingga, mengapa tidak melakukan hal yang sama dengan tulisan naskah nonfiksi Anda?

Saat ini mungkin banyak di antara kita yang sedang menulis konten artikel yang kemudian terpublikasi secara online. Baik melalui website, blog maupun media sosial.  Kita harus mengingat bahwa tulisan tersebut bersaing langsung dengan ribuan bahkan jutaan artikel lainnya. Artinya, pembaca dapat memilih dari semua konten tulisan secara instan, dan sebagian besar gratis. Jika kurang menarik, pembaca bisa saja menutup browser-nya dan pergi menonton TV atau berselancar di YouTube. Dalam dunia multimedia saat ini, perhatian adalah komoditas nomor satu. Demikian halnya dengan menulis buku nonfiksi. Perhatian pembaca adalah Numero Uno (Italia).

Berikan umpan pada pembaca

Baiklah kita lanjutkan. Apakah kalimat pertama Anda membuat pembaca ingin membaca kalimat berikutnya? Apakah kalimat kedua Anda membangkitkan rasa ingin tahu untuk yang ketiga? Beberapa opsi berikuti ini adalah permulaan yang menurut saya paling cocok untuk tulisan saya.

Salah satu strategi dimulai dengan sedikit cerita pribadi atau sejarah. Lihatlah kembali tips mendongeng dan pastikan untuk selalu membuat pembaca bertanya-tanya apa selanjutnya. Sebelum dia menyadarinya, dia akan berada di tengah-tengah konten tulisan Anda.

Anda juga bisa mengajukan pertanyaan yang menggerakkan pembaca Anda. Sepertinya saya sudah melakukannya beberapa kali dalam tulisan ini. Jika Anda menulis tentang cara membaca agar tidak mengantuk, nah, bagaimana kalau memulai dengan “Bukankah mengantuk itu tidak akan membuat apa yang kita baca akan tinggal di pikiran kita?”

Kira-kira begitulah cara Anda menempatkan diri Anda pada posisi pembaca, untuk membuatnya mengenali Anda pada tulisan Anda.

Anda juga bisa memulai dengan pemikiran yang menarik atau lucu. Saat Anda menulis tentang Tana Toraja, mengapa tidak memulai tulisan seperti ini: "Tahukah Anda bahwa di Tana Toraja terdapat patung Yesus tertinggi di dunia versi On The Spot?"

Dengan menggunakan salah satu strategi ini, seorang penulis memiliki peluang lebih baik untuk menarik perhatian pembacanya dan sekaligus mempertahankannya.

Gunakan bahasa emosional

Berkaca pada pengalaman saya menulis buku, naskah nonfiksi memiliki dua ciri yang membuatnya kurang mengikat atau bisa berkategori buruk bagi pembaca. Ciri tersebut adalah terlalu faktual dan membosankan. Sisipkanlah narasi, jika membukukan makalah atau PTK yang terlalu berbau akademis, baiknya tunda finalisasinya dulu. Mengapa demikian? Tulisan faktual, struktur kalimatnya yang kompleks dan majemuk. Apalagi, di dalamnya tersusupi oleh istilah-istilah asing dan teknis untuk membuatnya tampak lebih kredibel dan seperti tulsian seorang ahli.

Jika ini terjadi, gunakan penangkalnya. Gunakan lebih banyak citra, lebih banyak emosi, dan lebih banyak kepribadian. Naskah review film itu membosankan. Oleh karena menggunakan kaliamt metafora di dalamnya, maka hadirlah bumbu perangsang tulisan. Ini juga merupakan cara yang menarik untuk menambahkan pemanis pada tulisan, gunakan bahasa kiasan. Misalnya, dari pada menulis "transaksi suku bunga BI tidak stabil," sebaiknya tulis, "menaiki sebuah rollercoaster rasanya naik turun."

Kurangi kosakata abstrak

Sekarang kita membahas kata benda (noun=English) pada tulisan nonfiksi. Semakin sedikit kata benda abstrak dalam tulisan, semakin baik. Kata benda apa pun dari sesuatu yang dapat Anda sentuh secara fisik lebih baik daripada sesuatu yang tidak dapat Anda sentuh. Kata-kata yang gamblang menarik pembaca ke dalam teks Anda dengan lebih efektif, sehingga ia seolah-olah mengalaminya, bukan sekedar hanya membacanya.

Kata-kata tertentu seperti "pengakuan" atau "keajaiban" adalah kata-kata kekuatan yang bermuatan emosional yang sangat menggelitik pembaca. Ini membuat pembaca merasakan konten Anda. Kata-kata yang kuat dapat membangkitkan emosi yang bersemangat, dan emosi akan membuat mata pembaca terpaku pada setiap kata dan kalimat Anda.

Misalnya, ketika kita membaca legenda Tangkuban Perahu atau Lakipadada, pikiran kita akan menghubungkannya dengan sisi emosional kita. Penerapannya pada naskah tulisan nofiksi akan membuat kita menulis kata-kata emosional yang membangkitkan perasaan pembaca buku kita.

Share:

Minggu, 29 Agustus 2021

Teknik Menulis Nonfiksi Yang Memikat Pembaca (1)

Menulis konten nonfiksi dapat menggunakan teknik menulis fiksi. Sumber: Dok. pribadi.
 

Jika saya mendapat pertanyaan: apakah penulisan fiksi dan nonfiksi memiliki kesamaan? Jawaban saya: Ya. Tulisan fiksi dan nonfiksi pada dasarnya memiliki tujuan berbeda. Tulisan fiksi ingin menghibur pembacanya, sementara tulisan nonfiksi mengutamakan tujuan mendidik.

Teknik fiksi dan nonfiksi

Para praktek menulis, sebenarnya baik fiksi dan nonfiksi memiliki teknik menulis yang bisa saling melengkapi. Dasar utamanya adalah adanya niat untuk menulis. Saya sendiri telah menulis buku yang mengarah ke fiksi yakni dua buku berisi kumpulan puisi, pernah pula menulis cerpen, selebihnya adalah buku nonfiksi.

Saya belajar pada pengalaman salah satu penulis kondang, Hunter S. Thompson. Jika menyelami lebih jauh tentang karya-karyanya maka saya dan Anda akan tahu lebih banyak tentang penulisan karya fiksi dan nonfiksi. Thompson adalah ahli dalam menyusun tulisan fiksi yang ketat dan menarik. Dia juga menggunakan teknik menulis fiksi yang sama untuk menjadi salah satu penulis non fiksi yang paling berpengaruh, diakui dan menarik dalam sejarah penulisan buku.

Menulis buku nonfiksi menggunakan teknik fiksi

Jika seorang penulis ingin memikat pembacanya, taka da salahnya mencoba beberapa teknik menulis cerita. Ini akan sangat berguna dalam pengembangan konten. Apalagi, bercerita adalah salah satu bagian psikologi dasar manusia. Jadi, mengapa tidak menjadi sebuah opsi penerapan dalam tulisan non fiksi. Mencoba tidak ada ruginya. Setiap percobaan memiliki faedahnya sendiri.

Untuk memulainya, saya sarankan Anda untuk memilih satu halaman dari penulis fiksi favorit Anda. Kemudian cobalah terapkan lima cara menulis fiksi untuk karya nonfiksi berikut ini.

Ceritakan kisah yang tak terlupakan

Selalu ingat bahwa, manusia telah terpesona oleh cerita sejak awal waktu. Cerita legenda, mitos dan dongeng masih mempengaruhi kehidupan manusia hingga saat ini.  Cobalah melakukan nuansa fiksi lewat kegiatan seperti; saat makan siang, Anda menceritakan kisah terbaru Anda kepada teman-teman Anda; di malam hari, Anda menceritakan kisah-kisah fantastis kepada anak-anak dan anggota keluarga lainnya dan kemudian nikmatilah ketegangan dari cerita yang Anda sampaikan itu.

Kemudian, mengingat cerita jauh lebih baik daripada mengingat peraturan, undang-undang, nama presiden, rumus Kimia dan Matematika, atau konsep abstrak. Tulisan nonfiksi akan lebih kuat dan lebih relevan jika Anda menyertakan sedikit contoh, pengalaman, dan perbandingan dalam bentuk narasi.

Misalnya, dalam menyampaikan teori tentang manfaat mengkonsumsi “buah jeruk” setiap hari, Anda bisa bercerita tentang pemain sepakbola legendaris Juventus, Alessandro del Piero yang meningkatkan performanya dengan mengkonsumsi buah jeruk secara rutin.

Hanya dua atau tiga kalimat tambahan seringkali cukup untuk membantu kata-kata Anda menyentuh hati para pembaca.

Share:

Sabtu, 28 Agustus 2021

CARA MENDAPATKAN IDE YANG BAIK UNTUK MENULIS BUKU NON FIKSI (2)

Menulis memiliki sumber ide tak terbatas di sekitar kita. Sumber: Dok. pribadi.

Mencoba menulis, tidak sekedar memiliki sumber ide. Sekarang saatnya untuk mengambil tindakan. Mulailah menggali sumber-sumber ide dengan baik. Pilih satu atau dua sumber ide yang paling menjanjikan, dan mulailah memindahkan setiap informasi bernilai ke dalam catatan Anda. Seperti apakah menggali ide itu? Berikut adalah beberapa cara untuk menghasilkan ide.

Melakukan riset

Penting untuk melakukan riset terhadap topik yang akan tertuang dalam naskah buku. Apalagi jika buku yang menjadi proyeksi penulis akan diterbitkan di salah satu penerbit mayor. Riset topik sangat penting untuk mencari penikmat buku nantinya. Jadi, ayolah lakukan riset tentang suatu topik. Saat Anda melakukannya, buat catatan tentang segala sesuatu yang merupakan garis besar ide-ide bagus Anda.

Riset bisa melalui kegiatan membaca sejumlah buku. Sorot bagian buku yang menarik bagi Anda. Baca berulang-ulang dan lihat apakah Anda dapat menemukan sesuatu yang baru. Kaitkan coretan-coretan Anda dengan pengalaman pribadi. Jika membutuhkan informasi lebih mendalam maka lakukan lebih banyak penelitian. Mungkin saja Anda bisa mengubah topik yang sudah ada menjadi sebuah naskah buku yang baru.

Selain itu riset bisa melalui fasilitas Google Trends. Misalnya saya akan menulis buku dengan topik  CLBK. Di kolom istilah penelusuran saya ketikkan CLBK. Maka risetnya akan tampil seperti pada gambar di bawah ini.

 

Riset topik tulisan bisa melalui Google Trends. Sumber. Google Trends

Dengan demikian, sebuah kesimpulan dapat terambil bahwa judul CLBK sangat familiar di kalangan pembaca. Sehingga saya bisa menyimpulkan bahwa topik CLBK ini bagus untuk menjadi bahan tulisan buku.

Ragam strategi melakukan riset tulisan buku

Selain riset melalui buku dan Google Trends, strategi riset topik tulisan bisa terjadi melalui: (1) Bicaralah dengan para ahli atau baca blog, website atau pembaruan status jejaring sosial mereka. Temukan apa yang baru di bidang subjek topik Anda. Tarik ide dari informasi tersebut. (2) Jika ada kegiatan virtual dan online seperti webinar, sebaiknya Anda menghadiri kelas live tersebut. Hadiri webinar, seminar atau lokakarya tentang topik tersebut. Saya pastikan kegiatan tersebut kaya akan informasi yang bisa melengkapi kebutuhan naskah Anda.

Kemudian, (3) Buat peta pikiran dari ide-ide potensial yang muncul, dari manapun sumber risetnya. Dalami garis besar idenya. Renungkan topiknya. (4) Tanyakan kepada orang-orang yang tertarik dengan topik apa pertanyaan mereka yang paling mendesak; kemudian menjawabnya dalam sebuah artikel yang kemudian disatukan menjadi naskah buku.(5) Jika bisa, temukan poin terunik yang berhubungan dengan topik buku Anda. Ini akan memudahkan mereka untuk menjadi sasaran pembaca Anda nantinya.

Selanjutnya, (6) Tentukan apa manfaat terbesar yang dapat Anda berikan kepada pembaca yang tertarik dengan topik ini; berikan mereka dalam proyek penulisan Anda. Biasanya ini tertuang di sinopsis buku. (7) Lihat semua buku yang ada tentang topik tersebut; menentukan bagaimana melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada penulis lain (melakukan analisis kompetitif), dan kemudian menguraikan buku itu. Agar naskah buku Anda makin kaya akan sumber ide, saya sarankan juga untuk memperluas riset dengan (8) membaca artikel tentang topik buku Anda yang ditulis dalam 3-5 tahun terakhir.
Share:

Jumat, 27 Agustus 2021

CARA MENDAPATKAN IDE YANG BAIK UNTUK MENULIS BUKU NON FIKSI (1)

Saya pernah mendapat pertanyaan, jika diberi pilihan memilih di antara dua jenis tulisan, menulis buku fiksi dan menulis buku non fiksi, manakah yang saya akan pilih? Jujur saya menjawab: menulis buku non fiksi. Pertanyaan berikutnya, apa alasannya?

 
Dari hati yang paling dalam, saya memilih non fiksi. Buku non fiksi mudah ditulis. Sumbernya tak terbatas, tanpa melalui dunia khayalan. Dari aktifitas mengajar bisa dibukukan, pengalaman jalan-jalan, kuliner hingga memoar, dll.
Menulis buku non fiksi adalah salah satu upaya mencoba memulai tulisan buku. Pikiran Anda selaku penulis pastinya dipenuhi dengan ide-ide sementara yang sifatnya temporer. Ada ide yang bisa langsung dituliskan sementara itu ada pula ide yang tidak serta-merta  menghiasi draft tulisan naskah buku. Jika Anda kesulitan menemukan ide untuk naskah buku Anda, marilah bertanya pada diri sendiri bagaimana cara mengaktifkan pikiran Anda sendiri dan mencoba memulai penulisan naskah bukunya.

Sumber ide

Sebenarnya tidak sulit untuk menemukan sumber ide-ide kreatif, hebat dan brilian. Pertama-tama mulailah Anda bergerak untuk menemukan sumbernya. Sumber ide bisa saja terkubur oleh objek lain, tersembunyi, atau berada di bawah sejumlah hal. Sehingga Anda harus memperhatikan dengan seksama untuk menemukan sumbernya.

Kadang kala seorang penulis menutupi inspirasinya dengan rasa takut dan keraguan akan dirinya. Misalnya, kita mungkin mengubur dalam-dalam di benak kita bahwa cerita lama tidak bisa atau tidak seharusnya kita tulis untuk naskah buku. Padahal pengalaman bisa menjadi sebuah naskah buku dengan predikat best seller.

Baiklah, sebagai upaya percobaan menulis buku non fiksi, berikut ini saya berbagi cara mendapatkan ide menulis yang baik pada naskah buku Anda.

Jelajahi beragam topik

Daftar semua topik menarik yang muncul di benak dan pikiran Anda.  yang mungkin Anda tulis. Jangan menilai mereka atau mengecualikan apa pun yang muncul di pikiran Anda. Pikirkan setiap topik dengan mata tertutup. Tautkan dengan perasaan Anda. Seperti apa perasaan Anda akan topik itu? Apakah topik itu menggairahkan Anda? Apakah tubuh Anda menjadi hangat, dingin, atau merasakan sesuatu yang lain, seperti berenergi, berat, sedih, bahagia, atau bersemangat? Apakah ide mulai muncul di benak Anda?

Topik apa pun yang bertautan dengan Anda secara positif baik secara mental maupun fisik, mereka akan memberikan petunjuk bahwa itu bisa menjadi sumber ide yang bagus untuk naskah buku Anda.

Luangkan waktu

 

Keterlibatan pada kegiatan online , seperti menjadi juri lomba pidato virtual bisa menjadi sumber ide bagi penulis. Sumber: Dok. Pribadi.

Begitu banyak aktifitas setiap hari yang terjadi. Setiap penulis harus mampu memanfaatkan setiap momen sebagai sumber ide. Luangkan waktu untuk membaca, menonton film, mendengarkan video, menjelajahi jejaring sosial, sediakan waktu untuk memasak masakan favorit Anda, habiskan waktu di alam, atau lakukan aktivitas yang Anda suka. Anda bisa melakukan aktifitas forum online yang bisa menjadi sarana mendapatkan ide. katakanlah seperti  mengikuti webinar, mejadi juri lomba pidato virtual, dsbnya. Setiap jejak waktu pada aktifitas harian Anda bisa menjadi uraian konten naskah buku Anda. Saat Anda melakukannya, catat apa yang menarik perhatian Anda. Semua ini memberikan petunjuk tentang di mana letak ide Anda. Secara khusus, tuliskan apa pun yang bahkan samar-samar  sebagai ide yang Anda simak lewat penggalan berita online, media cetak, website, blog dan buku.

Share:

Kamis, 26 Agustus 2021

CARA MENDAPATKAN IDE MENULIS BUKU

Menjadi penulis buku profesional adalah sebuah proses yang terjadi setiap saat. Konten tulisan yang menarik merupakan buah dari kreatifitas. Kreativitas bisa datang dari beragam sumber. Semua hal di sekitar penulis adalah sumber kreatifitas.  Ketika ingin menulis buku untuk pertama kalinya, beberapa tips menulis berikut ini bisa membantu Anda menghasilkan sebuah naskah buku yang benar-benar layak untuk ditulis.

Tulis tentang momen dalam hidup sendiri

Penulis pemula atau penulis profesional memulai proses menulis mereka dengan merenungkan suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka sendiri. Sebagai contoh, William Styron menggambar dari biografinya sendiri sebagai editor muda yang tinggal di Brooklyn ketika dia menulis Sophie's Choice. Lalu, ada Judy Blume menulis sebagian sebagai cerminan hidupnya sebagai siswa SMA berusia 17 tahun. Saya pun pernah menulis cerpen berjudul Dibalik Wangi Tumis Daun Singkong, yang merupakan kisah nyata perjalanan saya melepas rindu pada orang tua, naik bus selama 20 jam dari Tana Toraja ke Pomalaa, Sulawesi Tenggara

Adaptasi cerita dari kehidupan nyata

Anda bisa mendapatkan ide plot yang menarik dengan membaca berita atau teks sejarah atau menonton film dokumenter. Anda juga dapat menggunakan buku nonfiksi yang ada untuk menginspirasi novel fiksi, cerita pendek, atau naskah buku lainnya. Melalui proses berpikir yang lebih luas, Anda bisa mendapatkan inspirasi dari podcast, konten YouTube, siaran radio, puisi, headline berita di media online, berita koran harian, atau bahkan buku-buku mata pelajaran.

Buat karakter berdasarkan seseorang yang dikenal

Banyak penulis telah menggali ciri-ciri sahabat, anggota keluarga, atau rekan kerja sebagai bagian dari ide buku yang bagus. Jadi, ketika Anda berada di sekitar orang yang Anda kenal baik, catatlah beberapa pengamatan tentang perilaku mereka, baik secara mental, perilaku, ciri-ciri fisik dan kebiasaannya. Anda bisa mencatatnya di buku catatan,atau di ponsel. Baca sesaat, apakah catatan kecil Anda itu bisa memunculkan ide baru  untuk buku Anda. Teman dekat atau rekan kerja bisa menjadi karakter pendukung utama, atau bahkan karakter utama dalam buku. Cara ini sangat membantu bagi Anda yang ingin bergerak di bidang penulisan novel atau cerita pendek.

Mulailah dari yang kecil

Katakanlah anda sedang menulis cerita pendek. Plot cerita pendek tidak harus memiliki bobot yang cukup berat seperti alur cerita novel. Jika, dalam proses penulisan fiksi, Anda menemukan sebuah ide yang mungkin terlalu sedikit untuk novel pertama Anda, pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi cerita pendek. Anda dapat menemukan panduan langkah demi langkah tentang cara menguraikan cerita pendek di sini. Jika Anda belajar menulis cerita pendek, proses menulis novel akan menjadi lebih mudah. Menulis naskah buku non fiksi pun demikian. Mulailah dari ide praktis sederhana. Seperti pada konten tulisan yang sedang Anda baca ini. Kontennya berawal dari judul-judul sederhana.

Adaptasi alur cerita dongeng atau legenda rakyat

Banyak ide buku terbaik datang dari cerita yang melampaui beberapa generasi. Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki kemiripan alur cerita dengan Cinderella. Tentunya hal ini ada karena ide cerita mengacu pada tradisi masyarakat lokal selama ratusan tahun bahkan berabad-abad. Jika sebuah cerita hebat telah bertahan sampai ke masa sekarang, ada kemungkinan besar temanya akan beresonansi dengan penikmatnya saat ini seperti halnya dengan generasi sebelumnya.

Analisis plot buku yang dikagumi

Membaca buku di sekitar Anda bisa menjadi salah satu sumber ide menulis. Sumber: Dok. Pribadi

Apakah Anda kehilangan ide dalam menulis? Ayolah kunjungi kembali salah satu buku favorit yang pernah Anda baca. Apakah itu buku lawas legendaris, buku terlaris saat ini atau buku pertama yang benar-benar Anda sukai sebagai orang dewasa. Saat Anda terhubung kembali dengan plot, pikirkan tentang apa yang membuat cerita itu berhasil untuk Anda. Apakah buku itu sanggup memberi inspirasi dalam kehidupan yang Anda jalani. Jika itu buku novel, apakah buku ini memiliki plot twist di setiap halamannya? Apakah buku itu memuat tentang studi karakter yang terus berkembang? Silahkan bernostalgia dengan buku-buku yang mungkin saja sedang menunggu Anda dalam kerinduan untuk membacanya kembali. Di sana Anda mungkin menemukan elemen yang menginspirasi ide untuk melanjutkan proses penulisan naskah buku Anda.

Bertanya pada diri sendiri

Bagaimana jika buku ini tidak…? Apakah buku ini bisa …? Cobalah bertanya pada diri sendiri untuk menemukan ide menulis. Kadang masalah yang ditemui saat sementara menulis naskah justru menjadi sumber ide brilian untuk tulisan itu sendiri. Misalnya Anda sedang menulis naskah cerita, maka pikirkan tentang era yang diketahui dari sejarah, dan bayangkan jika ada beberapa detail penting dalam sejarah itu yang bisa diubah alurnya. Salah satu cara menulis cerita fiksi sejarah alternatif adalah penulis mengubah satu elemen atau elemen kunci tentang sejarah yang mapan dan kemudian mengarang cerita yang dihasilkan dari perubahan tersebut.

Tuliskan hal-hal yang aneh

Beberapa ide buku terbaik mungkin tampak aneh pada awalnya, tetapi kemudian menghasilkan karya yang menduduki puncak daftar buku terlaris. Konten di luar nalar sering menjadi buku best seller. Buku Laskar Pelangi, dan sejumlah buku para komedian dari pencarian bakat adalah contoh-contoh konkritnya. Dalam dunia penulis internasional terdapat penulis seperti Kurt Vonnegut, Douglas Adams, John Kennedy Toole, dan William S. Burroughs. Mereka memiliki pengalaman sebagai salah satu penulis paling terkenal di abad kedua puluh. Namun banyak dari ide novel mereka mungkin telah ditolak oleh penerbit yang menghindari risiko merugi karena buku dianggap tidak akan laku di pasaran.

Pekerjaan sebagai penulis sedang bersama anda sekarang. Ketika datang ke pekerjaan Anda sendiri, jangan terlalu cepat memberi sensor pada diri sendiri. Jangan mematahkan semangat Anda sendiri. Meskipun tidak semua ide menulis akan menghasilkan naskah buku yang sepenuhnya terbentuk, namun penting untuk mengikuti inspirasi dan melihat ke mana alur naskah kreatif membawa Anda dalam perjalanan menulis buku Anda. Ingatlah bahwa banyak buku laris pernah dianggap “terlalu aneh” dan “terlalu radikal”.

Buat resensi buku

Ini adalah salah satu cara untuk membuat pikiran tidak terhenti. Jika ide menulis menemui jalan buntu, segeralah cari satu buku yang menarik hati Anda. Lalu sambil membaca mulailah mencatat hal-hal pentingnya untuk menjadi sebuah resensi. Tanpa Anda sadari, selam proses membaca dan menulis resensi, akan bermunculan ide-ide spektakuler.

Dengan demikian, sumber ide menulis ada di sekeliling kita. Pertanyaannya, apakah saya mau berhenti menulis atau mencari sumber ide?

 

Share:

Selasa, 24 Agustus 2021

Percobaan Menaklukkan Puncak

 

Menerbitkan sebuah buku adalah puncak dari semua usaha menulis. Menjadi sebuah pencapaian luar biasa ketika seorang penulis baru yang benar-benar baru menekuni kegiatan menulis buku, sanggup menerbitkan menerbitkan sendiri  sebuah bukunya. Berhasil terbitnya buku solo kategori fiksi, non fiksi, kumpulan puisi, kumpulan cerpen, atau novel fiksi ilmiah untuk pertama kalinya adalah puncak kepuasan bathin yang tiada taranya.

Seperti Mendaki

Bayangkan saja seorang pendaki gunung yang sebelumnya tidak pernah memiliki pengalaman mendaki gunung. Dengan niat mulia ingin menaklukkan puncak gunung, ia belajar segala sesuatu tentang teknik mendaki gunung. Belajar membangun komunikasi dengan lingkungan sekitar. Belajar bagaimana pertolongan pertama jika ada kondisi darurat. Melalui percobaan dan usaha tak kenal lelah dengan motivasi mencapai puncak, ia pun sukses memenuhi angannya. Tak terbayangkan bagaimana bebasnya perasaan, merdekanya jiwa ketika berada di puncak impian.

Ekspresi menaklukkan puncak

Menulis sebuah buku pun sama dengan mendaki sebuah gunung. Menulis buku membutuhkan keterampilan, kesabaran, dan dedikasi yang luar biasa. Selain itu, juga membutuhkan banyak kreativitas. Kreativitas menjadi bumbu penulisan buku melalui pemilihan ide atau topik yang menarik.

Di awal penulisan sudah pasti hadir banyak rintangan, seperti awal pendakian gunung. Gerbang masuk penulisan sudah ada di depan mata. Pilihannya adalah melanjutkan atau putar balik. Jika berjalan sendiri tanpa rekan seperjalanan, maka langkah terbaik adalah mengikuti panduan. Baik panduan cetak, tertulis maupun lisan.

Mencari Panduan

Penulis kreatif akan senantiasa mencari sumber informasi ketika ia mengalami jalan buntu. Ia akan mencari buku panduan menulis buku di toko-toko buku, toko online, informasi di grup media sosial, website dan sumber internet lainnya. Jika belum bertemu petunjuk yang dicarinya, ia akan mencoba mencari informasi lisan melalui penjelajahan di YouTube, mencari informasi terkait teknik penulisan buku. Sebenarnya, dalam menulis buku, sumber informasi sudah tersedia di tangan kita. Tinggal apakah kita mau mengakses, mempelajari dan memanfaatkannya.

Dan, panduan terakhir, tidak ada salahnya mencoba bertanya pada orang-orang di sekitar Anda yang telah memiliki riwayat sebagai penulis. Panduan lisan dapat menjadi panduan terbaik di sini. Berbincang secara langsung akan memberi motivasi sendiri dan tentunya ada praktek menulis di sana.  

Bagi penulis yang kreatif, ide tulisan mengalir seperti air dari mata air. Mengalir, mengairi setiap rongga kosong yang dilewatinya. Memberi kesejukan bagi yang menggunakannya. Bagi saya, bagi Anda, bagaimanapun, menulis kreatif adalah proses yang memerlukan kesengajaan.
Share:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia