PROFIL

Yulius Roma Patandean, S.Pd., lahir di Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

MENGENALI PLATFORM PENDUKUNG BELAJAR ONLINE

Belajar dari rumah (BDR) merupakan salah satu tindak lanjut anjuran pemerintah untuk memotong rantai penyebaran COVID-19. Sekolah menyelenggarakan BDR artinya sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Bagaimanapun opsi mengumpulkan siswa di sekolah untuk proses pembelajaran masih menjadi pertimbangan serius. Terutama untuk wilayah dengan zona orange, merah hingga hitam pandemi COVID-19.

BDR dan PJJ di Masa Pandemi Covid-19

Di awal tahun 2021, tepatnya pada awal bulan Februari ini, program Belajar Dari Rumah (BDR) masih menjadi opsi pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan. BDR dilaksanakan dalam dua acara, yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) daring (online) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) luring (offline). PJJ daring mengutamakan ketersediaan sumber daya internet, smartphone dan paket data. Sementara PJJ luring memanfaatkan layanan radio, TV Edukasi, modul, hingga pemanfaatan video pembelajaran dan sumber belajar lainnya di lingkungan peserta didik.

Cara Memanfaatkan Video Pembelajaran di Kelas Digital dan Kelas Terbalik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) harus diakui sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi turut pula mendorong lahirnya konten-konten video pembelajaran yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa di masa akan datang, video pembelajaran akan banyak memuat bahan ajar berbasis real life, seperti video praktik Biologi berbasis virtual reality (VR). Jika saat ini pembelajaran di laboratorium sebatas mempraktekkan teroti yang siswa peroleh di ruang kelas, maka teknologi VR akan menghadirkan kondisi nyata ayng lebih mempermudah eksplorasi siswa.

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR JARAK JAUH: MENGENALI MASALAH DAN MENEMUKAN SOLUSI

Mengajar secara jarak jauh telah menjadi salah satu kegiatan utama banyak pendidik saat ini. Seperti yang sementara berlangsung di berbagai negara, dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, sekolah-sekolah di Indonesia, lewat kebijakan pemerintah, telah memilih aktifitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah dan secara umum pembelajaran berlangsung online.

Kamis, 30 September 2021

Lepas dan Bebas

Pikiran pertama kita ketika menulis buku adalah terbit, naskah diterbitkan. Salah satu cara jitu untuk penerbitan adalah berfokus pada penulisan naskah sebaik mungkin. Tentunya hampir setiap naskah akan memiliki satu atau dua bagian yang terasa kurang pas. Ini akan membuat kita tertantang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.

Lepaskan

Kadang kala, Anda hanya perlu melepaskan bagian-bagian yang kurang sempurna itu. Tuliskan apa adanya, lengkapi dengan informasi faktual. Satu atau dua kalimat panjang tidak merusak sebuah paragraf. Akan tetapi obsesi tinggi seringkali membuatnya sulit untuk sampai pada tahap penerbitan. Jika tidak terbit, konsistensi menulis menjadi tanda tanya. Jika tak mampu mengembangkannya lagi, maka lepaskan seutuhnya, hapus dan gantikan. Ini akan menjaga konsistensi untuk tetap menulis dan memudahkan untuk beralih ke topik tulisan berikutnya yang bisa kita tulis.

Menulis buku dapat saya katakan sebagai sarana untuk menyebarluaskan ide. Jika kontennya menarik, orang tidak akan berpikir dua kali untuk memilikinya. Bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan bias berulang kali. Misalkan, berikan penekanan pada tata bahasa naskah yang kurang sempurna. Lakukan dan buat perubahan yang sesuai ejaan baku. Jika sudah sesuai, publikasikan. Namun, pembaca yang terlanjur jatuh hati pada buku Anda, ia bahkan mungkin tidak memperhatikan sedikitpun kekeliruan tata bahasa yang buruk di sana-sini jika konten Anda berbobot dan memberi inspirasi.

Buat Diri Senang

Jika Anda telah membuat keputusan untuk tekun menulis buku, menjadikan menulis sebagai hobi atau pilihan karir, pasti ada sesuatu yang menyenangkan dari proses tersebut. Kapan pun Anda bisa, luangkan waktu sejenak untuk menikmati saat-saat menyenangkan itu. Kalau Anda suka merencanakan sebuah bab buku, luangkan waktu sejenak untuk membiarkan diri Anda sepenuhnya merasakan kegembiraannya.

Sekiranya Anda suka mengedit, Anda dapat mencoba menyesuaikan sedikit lebih banyak pengeditan ke dalam rutinitas harian Anda. Jika kegembiraan Anda datang ketika melihat naskah buku terbit, izinkan diri Anda untuk merayakannya sedikit. Cobalah meneguk harumnya teh hangat Sariwangi, nikmatnya kopi Toraja, atau segarnya jus jeruk bersama setumpuk pisang goreng hangat.

Bebaskan diri dan lepaskan pikiran ketika menulis buku agar tetap konsisten. Foto: Dok. Pribadi.

Bayangkan jika Anda sedang berpose dengan seorang gadis manis atau lelaki tampan. Lepaskan pikiran Anda dan sekali lagi jadilah senang ketika menulis. Lepaskan beban dan bahagialah. Nikmati kebebasan.

Kebebasan

Bagian dari daya pikat menulis adalah kebebasan yang diberikannya kepada kita. Tetapi kita harus membiarkan diri kita mengalami kebebasan menulis secara penuh. Bukan hanya sekarang, tetapi hingga nanti ketika ide kita tidak sanggup lagi menari-nari dengan tombol komputer. Tanpa antusiasme sekalipun,  proses menulis menjadi mudah bagi  kita untuk mulai merasakan bahwa menulis buku seperti bekerja. Jika menulis menjadi sesuatu yang tidak Anda sukai, Anda tidak akan terus melakukannya untuk waktu yang lama.

Mungkin akan ada hari-hari yang menegangkan, melelahkan, dan tidak produktif. Begitulah cara kerja menulis buku. Bahkan dengan hari-hari sekarang ini, menulis harus menjadi sesuatu yang Anda nantikan hampir setiap hari. Anda memiliki kemampuan untuk berbagi pengalaman, membuat cerita yang luar biasa, dan secara langsung membantu orang-orang di sekitar Anda. Kita bisa berbagi dari meja, beranda, tempat tidur, pasar, sekolah atau di mana pun Anda dapat menulis. Itu sangat luar biasa ketika kita memikirkannya. Rangkullah kebebasan dan kekuatan menjadi seorang penulis dan Anda langsung menjadi jauh lebih baik untuk bertahan menulis buku hingga terbit.

Share:

Gol Tunggal Chiesa Menangkan Juventus 1- 0 Atas Chelsea

Federico Chiesa merayakan Gol bersama Alex Sandro dan Federico Bernardeschi di depan gawang Chelsea.


Juventus sukses membungkam Chelsea pada laga kedua penyisihan grup H Liga Champions musim 2021-2022 dengan skor 1-0. Gol semata wayang kemenangan Si Nyonya Tua dicetak oleh Federico Chiesa di menit ke-46.

Chelsea Unggul Secara Statistik

Laga yang berlangsung di Juventus Stadium pada Kamis dini hari waktu Indonesia ini menjadi milik Chelsea dari sisi penguasaan bola. Chelsea menguasai permainan dengan 74% berbanding 26% ball possession dengan Juventus. Selain itu The Blues unggul jauh dari segi shots on goal, yakni 16:6 dengan La Vecchia Signora. Namun efektifitas permainan tatap berimbang yakni kedua tim sama-sama hanya mampu melakukan satu shot on target.

Tanpa Striker Utama

Pada laga kali ini, tim asuhan Max Allegri bermain tanpa striker utama mereka, Paulo Dybala dan Alvaro Morata. Keduanya menderita cedera pada laga Seri A pekan lalu. Juventus memainkan trio lini depan menggunakan gelandang mereka yakni Juan Cuadrado, Federico Bernardeschi dan  Federico Chiesa.

Tren Kemenangan

Selebrasi pemain Juventus setelah pertandingan melawan Chelsea.


Kemenangan atas pasukan London Biru ini membuat Bonucci cs telah kembali ke tren kemenangan. Mereka telah meraih tiga kemengan beruntun pada semua laga.
Share:

Rabu, 29 September 2021

Bebaskan Diri

Bebaskan diri dalam menulis untuk mendukung konsistensi. Foto. Dok. Pribadi.


Menulis buku memiliki setiap situasi yang berbeda kapanpun kita masuk di dalamnya. Situasi itu akan berbeda manakala kita menulis topik atau judul berbeda.

Harapan

Secara alami, ketika menulis kita menciptakan harapan. Ada hal-hal tertentu yang kita harapkan sebagai penulis, yakni hadirnya pembaca. Hal hebat tentang menulis adalah kita bisa mendapatkan perspektif baru tentang harapan kita.

Mari bertanya pada diri kita, apakah kita berpikir akan menghasilkan banyak uang dengan segera ketika sukses menerbitkan buku? Orang lain mungkin berpikir mereka tidak akan menghasilkan uang selama bulan pertamanya sebagai penulus. Ya, ini adalah sebuah harapan.

Manfaatkan Ketidakpastian

Hal yang benar adalah tidak ada yang tahu jenis buku apa yang akan bekerja dengan sangat baik. Jenis tulisan apa yang akan sukses. Tidak ada yang tahu apakah tulisan kita berikutnya yang terbit akan meledak atau menjadi sangat populer. Jika Anda seorang penulis pemula seperti saya, Anda memiliki kesempatan untuk memanfaatkan ketidakpastian ini sebaik-baiknya. Biarkan diri Anda melihat kemungkinan dalam setiap tulisan Anda tanpa menciptakan ekspektasi apa pun di masa depan.

Jika sebuah buku berhasil dengan sangat baik, rayakan. Jika sebuah tulisan berkinerja buruk, lihat tulisan berikutnya. Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam cerita yang telah ditentukan sebelumnya tentang seberapa sukses Anda nantinya, lakukan saja yang terbaik untuk menghargai apa yang terjadi.

Bebaskan

Rangkullah kenyataan bahwa Anda tidak tahu apa yang akan Anda tulis. Terkadang, tulisan yang tidak sesuai dengan niche menulis saat ini akan menjadi bagian buku yang harus kita tulis. Beberapa ide mungkin datang dari hal-hal yang paling acak dan tidak penting yang terjadi selama berhari-hari. Ide-ide lain akan berpusat di sekitar nilai-nilai atau orang-orang yang tidak dapat kita bayangkan hidup tanpanya. Akan ada naskah yang kita lihat kembali dan kita pun bertanya, kok bisa ya saya menulisnya? Tidak ada alasan untuk khawatir, kita semua memiliki setidaknya satu tulisan untuk siap terbit. Bebaskan pikiran dan tuliskan saja.

Menulis adalah eksplorasi yang tidak pasti dan spontan tentang diri kita dan dunia di sekitar kita. Biarkan diri kita merangkul sifat terbuka dari semua itu. Jangan membuat harapan untuk masa depan. Harapan itu hanya akan membuatnya lebih sulit ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana.

Share:

Selasa, 28 September 2021

Konsistensi: Percaya Diri

Memiliki rasa percaya diri dalam menulis adalah bagian dari konsistensi. Foto: Dok. Pribadi.


Apakah menulis memerlukan rasa percaya diri? Bukankah menulis bukan di depan orang banyak, kok perlu percaya diri? Dalam dunia menulis, confidence mutlak harus ada. Ini adalah hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk menciptakan praktik menulis yang konsisten yakni mempertahankan dan mengembangkan kepercayaan pada diri sendiri.

Percaya Pada Diri Sendiri

Ketika berbicara atau berpidato di depan orang banyak, percaya diri bisa menjadi benar-benar teruji. Membiarkan orang banyak melihat keyakinan, keterampilan, dan setiap tindakan kita bisa memberikan posisi yang sangat rentan untuk penempatan percaya diri kita. Saat menulis tanpa rasa percaya diri, akan muncul keraguan. Kita akan mempertanyakan apakah naskah buku tersebut layak untuk terbit. Agar sukses, penting untuk memercayai diri sendiri akan karyanya.

Katakanlah bahwa sebagian besar waktu untuk menulis itu adalah waktu yang hebat. Bayangkan dengan penuh keyakinan bahwa pembca akan memberikan pujian dan tepuk tangan untuk tulisan kita. Ini membuat kemajuan dan melihat diri Anda mendapatkan pembaca yang lebih besar. Namun, selama ini, harus kita akui bahwa terdapat kemungkinan akan ada suara-suara kecil bernada keraguan di belakang kepala Anda. Mungkin mengajukan pertanyaan seperti, “Apakah buku ini cukup bagus? Apakah orang akan menyukai ide saya? Apakah naskahnya cukup asli? Bagaimana jika ada pembaca yang memberikan komentar negatif pada tulisan saya?”

Tetap Penasaran dan Terus Belajar

Kepercayaan diri dan kurangnya kepercayaan diri adalah hasil dari pertanyaan di dalam kepala kita tentang diri kita. Terkadang, alih-alih berfokus pada diri sendiri, kita merasa lebih berguna untuk fokus pada sesuatu di luar kepala nalar. Sebagai penulis, tidak ada cara yang lebih baik untuk mengalihkan ego yang sadar diri selain dengan membenamkan diri kita dalam detail konsistensi menulis. Membangun rasa penasaran dan pandangan kritis dapat menenangkan keraguan di kepala kita. Penasaran akan membawa kita pada momen-momen untuk terus belajar. Pada gilirannya nanti, akan meningkatkan kepercayaan diri kita dalam menulis.

Perjuangan

Ini semua adalah bagian dari perjuangan internal yang terkadang datang dengan menulis yang menguji rasa percaya diri. Mari membiarkan diri kita memiliki kepercayaan karena meskipun keraguan itu muncul, itu tidak seburuk yang kita pikirkan. Saya dapat dengan tegas mengatakan bahwa selama kita konsisten menulis, itu artinya kita memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Menulis adalah pencapaian tertinggi dalam setiap cerita harian kita.  

Jadi, konsisten menulis juga ada karena percaya diri.

Share:

Minggu, 26 September 2021

Seri A Pekan Ke-6: Juventus 3-2 Sampdoria

Selebrasi Manuel Locatelli usai cetak gol kemenangan Juventus atas Sampdoria di menit ke-53.


Juventus meneruskan tren positif meraih kemenangan di pekan ke-6 Seri A Liga Italia; Minggu, 26 September 2021. Chiellini cs sukses mengalahkan Sampdoria dengan skor 3-2. Gol-gol dari Paulo Dybala (10'), Leonardo Bonucci (43') melalui sepakan penalti, dan  Manuel Locatelli (57') menjadi pemberi kemenangan tim asuhan Massimiliano Allegri. Sementara gol balasan Il Samp dibukukan oleh Maya Yoshida (44') dan Antonio Candreva (83').

Naik Peringkat

Hasil laga kali ini selain menambah rasa percaya diri pasukan Si Nyonya Tua, juga sukses mendongkrak peringkat Juventus di klasemen sementara. Peraih scudetto sembilan kali beruntun ini kini bertengger di posisi ke-8 dengan poin 8 hasil dari 2 kali menang, 2 kali imbang dan 2 kali kalah.

Ini adalah kemenanangan perdana La Vecchia Signora di Allianz stadium musim ini. Pada laga perdana di kandang, Juventus menjadi malu oleh kekalahan dari tim semenjana Empoli 0-1. Hasil yang sangat menyesakkan bagi seluruh tifosi I Bianconeri kala itu.

Gol Perdana Locatelli

Pemain yang paling menjadi sorotan di musim ini di Juventus adalah Manuel Locatelli. Ia tergadang menjadi centrocampista yang bisa mengatur ritme permainan Pasukan Zebra. Golnya di menit ke-57 adalah persembahan perdananya untuk juara Liga Champions dua kali ini. Gol ini sekaligus menjadi bukti bahwa Nedved cs tidak salah membawanya ke Turin.

Share:

Konsisten Menulis: Terjadwal

Buat jadwal untuk membuat Anda tetap menjaga konsistensi menulis. Sumber: Dok. Pribadi.

Rutin menulis bisa terjadi dalam berbagai cara. Menulis setiap saat ketika ada waktu luang, saat mendapatkan ide atau menulis di hari tertentu dalam seminggu. Ketika penulisan terprogram oleh penerbit tertentu pun bisa menjaga konsistensi.

Ada Pola Jadwal

Menulis paling baik dilakukan ketika digabungkan dalam semacam pola atau rutinitas. Saat ini kita menulis setiap hari, entah itu di blog pribadi, email, website atau menulis karena tantangan menulis pada kurun waktu tertentu seperti program Karena Menulis Aku Ada (KMAA) dari YPTD. Beberapa penulis bertujuan untuk mempublikasikan tulisannya setiap hari, ada yang dua hari sekali, sementara yang lain mencoba seminggu sekali. Secara tak langsung, kita telah menulis terjadwal. Ada batasan waktu yang mendorong untuk terjadinya tulisan.

Nah, apa pun yang kita pilih untuk dituliskan, itu harus dapat terkelola dan terselesaikan dengan baik. Katakanlah program  KMAA akan menerbitkan buku setelah 40 hari menulis, tapi Anda hanya mampu tiga kali publikasi tulisan secara borongan dalam seminggu, menurut saya ini bukanlah tanpa jadwal. Bahkan Anda hanya mampu menulis satu artikel seminggu lalu melakukannya sekaligus di hari terakhir, itu juga masih terjadwal. Selesai dalm 40 hari. Tidak ada salahnya untuk menjaga konsistensi dalam jadwal tak resmi namun terikat. Tetap memulai setiap tulisan dalam kesederhanaan tanpa buru-buru.

Fokus Publikasi

Sejak saya memulai aktif menulis di awal pandemi Covid-19, saya telah fokus pada penerbitan tulisan setidaknya sekali seminggu di blog pribadi. Minimal dalam satu bulan ada tulisan di blog. Jika kebetulan dalam satu hari terdapat dua atau lebih artikel, maka saya membuat jadwal terbit tulisan tersebut pada tanggal tertentu. Jika tidak sempat publikasi di blog, maka outline-nya saya publikasi di media sosial dalm bentuk photo caption. Ini saya lakukan untuk mengingatkan topik tulisan.

Aktifitas ini membantu saya tetap di jalur rel menulis, bahkan ketika saya tidak ingin menulis. Harus saya akui bahwa seringkali tidak ada waktu yang tersedia untuk menulis dalam sehari. Bisa terjadi karena kesibukan, kondisi tidak prima, dsbnya. Namun, ada satu hal yang membuat saya selalu bisa menulis dan menyimpan tulisan. Saya menemukan bahwa jika dalam sehari tanpa menyentuh komputer tua saya, seperti ada yang kurang. Minimal saya menyalakan PC untuk memutar MP3, lalu membiarkan diri saya menjelajah files terhambur di drive dan flash disk.

Kadang kala saya menulis sesuatu yang menurut saya benar-benar sampah. Saya duduk di depan komputer setelah mandi sore sambil menikmati segelas kopi dan mengetik hanya lima kata. Tiba-tiba terdengar tangisan putri mungil saya. Menulis terhenti hingga malam berganti pagi. Di sekolah pada jam istirahat saya mencoba melanjutkan lima kata tersebut. Menghabiskan sedikit waktu untuk mencoba menulis membuat pikiran saya fokus pada masalah yang dihadapi. Saat kita fokus, kita mungkin tidak langsung menemukan topik yang bagus, tetapi sesuatu biasanya muncul tidak lama kemudian. Ide yang datang membawa pesan bahwa ada tulisan yang siap untuk terpublikasi.

Miliki Jadwal

Pak Dedi Dwitagama pernah mengatakan bahwa minimal kita menulis dalam konsep menulis tanpa ide. Jika fokus benar-benar terganggu, maka tulislah setiap objek yang terlintas di depan kita. Tidak penting apa judulnya. Karena setiap tulisan memiliki tujuannya sendiri.

Di sini ide tidak penting, namun fukus menulis dan tetap terjadwal. Memiliki jadwal, memberi sedikit tekanan pada Anda untuk tetap berpegang pada apa yang telah Anda tentukan sebagai hal yang penting. Ada beberapa hari di mana saya tidak ingin menulis, tetapi saya tetap mencoba. Sedikit usaha pada hari-hari sulit itu telah memungkinkan saya untuk tetap berada di jalur yang benar. Konsistensi adalah sebuah permainan, dan konsistensi dimulai dengan jadwal. Boleh kalah di awal, namun mengikuti jadwal akan membawa Anda pada kemenangan.

Share:

Sabtu, 25 September 2021

Konsisten Menulis Ketika Membaca Tulisan Lain

 

Membaca tulisan lain menjadi salah satu penopang konsistensi menulis. Sumber: Dok. Pribadi.

Setujukah Anda bahwa menulis adalah proses interaksi dengan orang lain? Anda menuangkan pikiran dan ide Anda di luar sana. Anda menulis sesuatu yang singkat dan publikasi di media sosial atau blog. Kemudian, satu dua orang datang dan membaca apa yang Anda tulis dan memberikan like serta memberikan komentar. Ini artinya kita ada interaksi dengan orang lain. Kita menciptakan ide dan mereka memberikan penilaian mereka sendiri berdasarkan konten dan pengalaman mereka sebelumnya yang terkait dengan tulisan kita.

Terbentuk Oleh Pembaca

Tulisan yang baik dibentuk oleh orang yang membacanya. Apakah Anda sepakat dengan saya? Bahkan buku-buku best seller itu salah satu penyebabnya karena permintaan pembaca. Mirip klub sepakbola. Permainan yang baik di sebuah klub bola juga terjadi oleh karena tuntutan suporter untuk mengubah pola permainan, membeli pemain ideal dan mengganti pelatih.

Saya belajar dari tulisan atau postingan saya di facebook. Ketika saya publish sebuah foto tidak biasa dengan caption unik pada momen tertentu, maka tidak lama pemberi like dan comments akan berlomba meninggalkan jejak di postingan saya. Di sini saya mau mengatakan bahwa jika kita ingin benar-benar mengalami apa yang pembaca kita alami ketika mereka membaca tulisan kita, maka kita juga harus menjadi pembaca yang gigih. Kita harus duduk dan mencoba untuk lebih memahami hubungan antara penulis dan pembaca. Baca tulisan dari para penulis di mana kita berharap untuk menulis, membaca penulis yang kita suka, membaca tentang ide-ide yang membuat kita terpesona, dan membaca naskah yang menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik. Tugas menulis adalah membuat  aktifitas membaca itu menjadi menyenangkan bagi calon pembaca. Saya yakin ada sesuatu yang rela Anda luangkan beberapa menit setiap hari untuk dibaca.

Dasar Motivasi

Banyak hal bisa menjadi motivasi bagi seorang penulis untuk tetap konsisten. Motivasi untuk menerbitkan buku ber-ISBN sebagai syarat naik pangkat bagi guru ASN, motivasi agar menjadi terkenal atau motivasi agar mendapatkan penghasilan tambahan. Semua itu tentunya memiliki dasar tersendiri bagi penulis.

Saya mau menambahkan bahwa memahami hubungan antara penulis dan pembaca adalah dasar dari motivasi. Saya, Anda dan banyak penulis lainnya pasti akan membuat keputusan bahwa kita akan mulai menulis sebagai hasil dari membaca tulisan penulis lain yang benar-benar membuat kita terpesona. Sebagai pembaca, kita dapat terhanyut dalam sebuah cerita. Semakin mendalam pikiran kita,  ia akan mengubah hidup kita dengan nasihat yang tepat.

Baca Karya Lain

Membaca novel Pretend You Don’t See Her (Anggap Dia Angin Lalu) karya Mary Higgins Clark benar-benar telah membuai saya. Setelah membaca novel ini, saya menerawang bagaimana Mary Higgins Clark memoles alur dan plot naskahnya. Kemampuannya membuat tokoh bernama Lacey Farrel menjadi saksi pembunuhan, lalu dia terlacak oleh pelaku utama dan menghadapi si pelaku dengan segala keberaniaannya. Banyak intrik dan masalah pelik yang selalu ada solusi mengguncang jantung dari penulis untuk menyelesaikannya. Walaupun novel, saya seringkali berpikir untuk memoles buku non fiksi saya dengan metode yang identik.

Setelah saya mengalami hal-hal ini, lagi dan lagi, sulit untuk tidak penasaran dengan apa yang telah saya baca. Menantang bagi saya untuk bisa menciptakan sesuatu yang unik sebagai penulis. Konteks ini telah membawa saya kembali ke komputer tua saya hari demi hari. Membawa sebuah harapan untuk membuat tulisan yang makin baik dari tulisan-tulisan sebelumnya.

 

Share:

Jumat, 24 September 2021

PERS RILIS PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAKSANAAN SELEKSI PPPK GURU TAHUN 2021

Pernyataan Resmi PGRI terkait Rekrutmen Guru PPPK Tahap 1


Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) merilis pernyataan resmi terkait rekrutmen Penerimaan ASN melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada seleksi Tahap 1 tanggal 13 s.d. 17 September 2021. Sejumlah masukan dan kritik disampaikan oleh PGRI melalui Ketua Umum Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd.

Berikut ini isi Pers Rilis dari PB PGRI terkait  PELAKSANAAN SELEKSI PPPK GURU TAHUN 2021.

Dunia pendidikan Indonesia dalam keadaan gawat darurat kekurangan guru. Kebijakan moratorium guru PNS telah berlangsung puluhan tahun, dan selama itu pula pelaksanaan pendidikan di sekolah-sekolah diisi dengan pengabdian para guru honorer. Penyelesaian pemenuhan kebutuhan guru di satuan pendidikan merupakan prioritas, terutama mengangkat tenaga honorer untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai bentuk kehadiran negara terkait perlindungan, penghargaan, dan kesejahteraan para guru. Penerimaan ASN melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) khusus guru adalah untuk mengakomodir penyelesaian masalah guru honorer kategori dua di atas usia 35 tahun dengan pengabdian yang cukup lama dan hingga kini belum terselesaikan prosesnya.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap pelaksanaan seleksi tahap satu ini. PGRI sebagai mitra strategis pemerintah dan pemerintah daerah sejak awal memperjuangkan, dan mendorong penuntasan pengangkatan guru honorer sebagai ASN. Langkah penyelesaian terkait guru honorer menjadi ASN melalui jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja di tahun 2021 menuai berbagai kendala sejak proses pendaftaran, dan seleksi tahap 1 yang berlangsung 13-17 September 2021.

Pelaksanaan tes seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2021 tahap pertama menuai banyak reaksi dari kalangan guru honorer yang mengikuti seleksi pada tahap tersebut. Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menerima sekitar 19.752 aduan berisikan keluhan, tanggapan, kekecewaan, dan masukan dari para guru honorer dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka PGRI menyatakan sikap sebagai berikut.

  1. Meninjau ulang kebijakan rekrutmen ASN PPPK tahun 2021 yang tidak mempertimbangkan rasa keadilan, penghargaan terhadap pengabdian, dan dedikasi guru honorer yang selama ini melaksanakan tugas-tugas pembelajaran dan pelayanan pendidikan dalam situasi darurat kekurangan guru. Ketersediaan guru merupakan syarat utama agar peserta didik mendapatkan haknya dalam memperoleh layanan pendidikan.
  2. Melakukan revisi terhadap peraturan rekrutmen PPPK sebagai solusi untuk mengatasi darurat kekurangan guru. Selain itu, manajemen pelaksanaan seleksi ASN PPPK perlu diperbaiki agar di masa mendatang lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
  3. Seleksi PPPK guru honorer usia 35 tahun ke atas, dilakukan melalui proses antarsesama mereka dengan mempertimbangkan masa pengabdian, dedikasi, dan kinerja.
  4. Rekrutmen bagi guru honorer yang berada di daerah 3T, dilakukan proses seleksi antarsesama guru honorer di daerah tersebut dengan mempertimbangkan masa pengabdian dan dedikasi mereka.
  5. Meninjau ulang tingkat kesukaran soal kompetensi teknis yang terlalu menekankan pada aspek kognitif dengan memberikan afirmasi yang berkeadilan nilai akumulatif berupa: linearitas, masa kerja, portofolio, prestasi, nilai seleksi kompetensi manajerial, sosio kultural, dan wawancara.
  6. Memperhatikan begitu banyaknya para guru honorer yang tidak mencapai passing grade kompetensi teknis, maka Pemerintah harus meninjau kembali kesahihan perangkat tes. Pengabdian guru honorer yang begitu panjang jangan hanya dihapuskan begitu saja dengan hasil tes kompetensi teknis yang lebih menilai aspek kognitif semata. Bagi mereka yang dinyatakan tidak memenuhi ambang batas seleksi tetap diberikan kesempatan mengikuti seleksi di masa mendatang setelah melalui proses pembinaan (capacity building).
  7. Rekrutmen guru ASN di masa mendatang dilakukan melalui jalur CPNS dan PPPK. Demikian pernyataan sikap ini kami sampaikan untuk menjadi perhatian dan ditindaklanjuti oleh pihak terkait.

 Untuk naskah resmi pers rilis PB PGRI ini dapat didownload di sini.

Share:

Sadar Akan Potensi

 

Potensi besar ada dalam diri setiap orang untuk sukses menulis. Sumber: Dok. Pribadi. Cover Buku oleh Ajinatha.

Bagaimana perasaan Anda ketika membuka grup media sosial seperti grup WhatsApp dan menemukan puluhan tautan artikel yang dibagikan oleh teman-teman Anda?

Apakah Anda takjub, terpesona dan mengatakan “keren”, “hebat”, “luar biasa?”

Seperti apa perasaan Anda ketika membaca tautan demi tautan tiba-tiba Anda merasa tertantang untuk melakukan hal yang luar biasa tersebut?

Ada Potensi

Pertanyaan-pertanyaan ini telah menghiasi setiap hari dari saya dan Anda. Ketika membaca tulisan teman, kita akan memberi komentar, “bagus, keren dan luar biasa.” Seringkali kita tidak peduli pada isi dan penulisannya. Intinya kita bangga akan tulisan teman tersebut.

Selanjutnya pun kita seolah tertantang untuk melakukan hal yang sama. Saya pun berkata, “Sepertinya mudah menulisnya, pasti saya juga bisa.”

Semakin  sering saya melihat tulisan yang bertebaran dan lalu lalang tiada hentinya di WhatsApp dan internet, semakin saya menyadari bahwa ada banyak penulis yang mampu membuat tulisan yang bagus. Bukan hanya penulis kondang dan profesor. Saya melihat bahwa siapapun bisa menulis.

Saya berani bertaruh bahwa ketika Anda, bahkan jika Anda baru memulai, Anda mampu menulis dengan cukup baik. Awalnya tersendat, tapi pasti tulisannya bermakna. Mungkin Anda perlu sedikit waktu dan latihan untuk memoles segalanya. Lalu tidak lama Anda telah menghasilkan sebuah tulisan. Di sinilah kita harus menyadari bahwa ada potensi untuk menjadi penulis hebat seperti mereka yang telah ada di sana.

Gandakan Fokus

Yakinlah bahwa potensi menulis ada dalam diri kita. Begitu saya sampai pada kesadaran ini, kegiatan menulis telah menjadi sesuatu yang saya tahu akan saya pertahankan dalam waktu yang lama. Pada awalnya, saya tidak benar-benar tahu apa yang saya lakukan. Pemikiran saya adalah “Saya akan membuat beberapa tulisan dari apa yang saya alami dan lihat setiap hari, lalu melihat bagaimana hasilnya. Mungkin satu atau dua akan baik-baik saja. Tulisan berikutnya bisa lanjut atau tidak. Entahlah. Ini adalah pikiran-pikiran pendahulu di awal saya menulis.

Hari demi hari tulisan variatif mengalir tiada henti di media sosial.  Saya tidak tahu apakah saya akan mampu melakukannya pada hari-hari ketika menulis itu mulai menantang. Begitu saya mulai menyadari bahwa saya memiliki potensi untuk menulis seperti teman-teman yang lainnya,  yang setara dengan saya sebagai penulis pemula, saya memutuskan untuk menggandakan fokus saya. Saya membuat komitmen untuk menerbitkan tulisan lagi dan lagi di hari-hari berikutnya. Itu adalah sesuatu yang bisa saya kuasai dan bisa saya lakukan. Saya menemukan pemikiran tentang ide yang bagi saya cukup menarik  untuk saya tulis. Selanjutnya, menulis terasa seperti sesuatu yang mudah saya kuasai dengan waktu dan latihan yang cukup.

Saya pun yakin Anda memiliki potensi untuk menjadi penulis hebat di masa-masa akan datang.  Apa pun yang Anda putuskan untuk menulis, lakukanlah dan yakin bahwa itu tidak akan memakan waktu. Kuncinya, kita harus sadar bahwa kita memiliki potensi. Sehingga kita sanggup bertahan dengan momen-momen yang menantang dan rintangan yang telentang di depan kita. Sadarlah, bahwa Anda dapat menciptakan karya terbaik lewat tangan Anda.

Share:

Kamis, 23 September 2021

Konsisten: Luangkan Waktu, Berpikir dan Fokus

Konsisten menulis dapat dilakukan dengan meluangkan waktu dan fokus. Sumber: Dok. Pribadi.

Mewujudkan konsistensi menulis tidak semata teori. Harus ada praktik, harus ada aksi nyata dan tindak lanjut. Setiap penulis memiliki caranya sendiri untuk konsisten. Namun, pada tulisan ini saya akan berbagi tips untuk konsisten menulis.

Luangkan Waktu

Tips pertama yang saya bagikan adalah luangkan waktu. Sediakan waktu untuk menulis. Minimal dalam seminggu, tersedia waktu-waktu tertentu bagi Anda untuk menulis. Saya mencontoh tips menulis Prof. Richardus Eko Indrajit, yakni menulis di akhir pekan. Lalu saya tingkatkan pada menyiapkan waktu di hari lain jika tersedia waktu luang.

Jika menulis setiap hari, maka saya lakukan sesaat menjelang tidur. Satu hingga tiga paragraf cukup untuk membantu konsistensi saya. Sementara pada kesempatan lain, seperti mengantri atau menunggu, saya juga membuat coretan di handphone. Konteks inilah yang telah banyak membantu saya tetap dalam putaran roda menulis hingga kini.

Menurut pengalaman saya, ini adalah langkah paling mendasar dalam menulis. Penulis yang baik dan konsisten menghabiskan waktu setiap hari untuk berpikir tentang menulis. Ke mana pun ia pergi, menulis tidak pernah jauh dari pikirannya. Meluangkan waktu beberapa menit adalah sesuatu yang benar-benar ia pedulikan. Oleh karena itu, Anda harus meluangkan waktu untuk menentukan mengapa Anda ingin menulis, di mana Anda ingin menulis, apa yang akan Anda tulis, dan bagaimana Anda ingin menulis.

Berpikir Tentang Menulis

Seperti yang saya tuliskan pada artikel sebelumnya, selama menjalani upaya pertama menulis, saya fokus menulis selama satu satu minggu hingga sebulan. Saya membiarkan diri saya berhenti memikirkan pekerjaan, rutinitas harian dan membelokkan puluhan menit setiap hari untuk berpikir tentang menulis. Pengaruh dari kebiasaan ini telah membuat saya sulit untuk berhenti menulis.

Pernah seorang mantan guru berprestasi nasional berujar bahwa akan ada waktunya kejenuhan akan menghampiri seseorang untuk berhenti menulis. Ketika ia telah mencapai puncak impiannya pada proses menulis, ia bisa jenuh. Saya pun berpikir, “Mungkinkah demikian?”

Saya percaya bahwa ketika hati kita sudah menyatu dengan menulis, tidak ada kata jenuh. Kejenuhan justru bisa menjadi ide baru dalam menulis. Jadi, jenuh adalah sumber inspirasi untuk tetap berpikir tentang menulis. Semoga Anda sepakat dengan saya.

Fokus

Fokus adalah metode saya menjaga konsistensi. Menyiapkan waktu untuk menulis. Fokus pada topik untuk ditulis.  Selama Anda berniat melakukannya, itu sangat mudah. Cobalah meminjamkan 15 menit waktu berselancar di media sosial Anda untuk melatih konsistensi menulis. Mulailah fokus untuk memikirkan mengapa saya menikmati menulis. Fokus untuk mencoba membuat ide menjadi sebuah artikel. Menjadikan diri fokus pada impian untuk menerbitkan satu buku solo karya sendiri di masa depan.

Salah satu kunci untuk menulis secara konsisten adalahingat  ketika Anda pertama kali memulai, pasti Anda tidak melupakan pentingnya permulaan. Di sana sudah ada rintangan, namun Anda bisa melewatinya. Anda sanggup melakukan penulisan dengan memberikan sedikit perhatian setiap hari. Inilah fokus terbaik saya dan Anda dalam menulis. Belajar pada fokus menulis pada jejak pertama.

Jadi, untuk terus menulis secara konsisten, Anda harus memberikan setidaknya beberapa menit setiap hari untuk fokus pada tulisan Anda. Fokus pada menyelesaikan topik tulisan. Semoga tulisan  ini membangkitkan harapan Anda untuk tetap menulis. Saya berharap tulisan ini bisa memberikan sedikit motivasi bagi Anda untuk terus berjuang menjadi penulis.

Hujan rintik-rintik menjemput malam

Titik-titik embun membungkus temaram

Ketika pena tetap tergenggam

Puluhan kata senantiasa teranyam

Share:

Rabu, 22 September 2021

Membangun Konsistensi Menulis

 

Konsisten menulis menjaga kualitas dan kuantitas tulisan. Sumber: Dok. Pribadi.

Seberapa seringkah Anda menulis? Berapa kali Anda menulis dalam sehari, seminggu atau sebulan? Ketika Anda telah memiliki konten tulisan yang banyak di buku catatan, ponsel cerdas, laptop, drive atau cloud, itu bisa menjadi tanga adanya tantangan untuk menjaga konsistensi dalam menulis. Menulis perlu tantangan. Tantangan akan melahirkan konsistensi. Konsistensi akan menghadirkan karya tulisan yang terpublikasi.

Dapatkan Manfaat

Tetap konsisten menulis dapat kita lakukan melalui tulisan di situs web, blog, buletin, artikel koran, brosur, pamflet, media sosial,  dan media apa pun yang terkait dengan penulisan. Konsistensi penting untuk menyatukan semua konten pemikiran, ide dan tujuan menulis. Konsistensi menghadirkan konten adalah cara bagi pembaca untuk mengenal Anda lebih jauh dan lebih baik. Tidak menutup kemungkinan konsistensi menulis memberikan gambaran kepada pembaca akan gaya menulis Anda.

Konsisten menulis membatu kita untuk tetap menjaga kuantitas dan kualitas naskah. Seperti masakan, semakin banyak bahan baku dan bumbu akan menghasilkan beragam menu baru. Dengan demikian menulis bisa saja tidak dilakukan secara personal melainkan melibatkan orang lain. Konsistensi bisa terbantu dengan menulis buku secara keroyokan (buku antologi). Inilah yang saya sebut menulis seperti memasak. Banyak ide bisa menyatu dalam satu nama, dalam satu judul. Konsistensi tidak berarti Anda hanya dapat menulis sendiri. Memiliki rekan penulis lain bisa menjadi keuntungan besar dalam hal memelihara kuantitas dan kualitas naskah tulisan

Menjaga Konsistensi

Menulis bisa menjadi perjalanan panjang yang sulit. Tanpa alat dan praktik yang tepat, akan sulit untuk tetap menjaga konsistensi. Setidaknya saya dan Anda tahu kesulitan dalam  mempertahankan praktik menulis. Saya mulai menulis di awal pandemi Covid-19 pada bulan April tahun 2019 yang lalu. Saya juga memiliki kesulitan di awal menulis itu. Bahkan ada niat berhenti. Namun, ajakan menulis resume di grup WhatsApp membuat saya bertahan menulis hingga program menulis itu berakhir.

Menerbitkan buku solo pertama dari rangkuman resume nikmatnya luar biasa saat itu. Selanjutnya mendapat tantangan menulis buku dari Prof. Richardus Eko Indrajit selama semiggu. Kenikmatan bertambah oleh karena buku berjudul Digital Transformation bisa terbit di Penerbit ANDI. Akhirnya saya terpacu untuk menjaga konsistensi menulis hingga kini.  Ini adalah perjalanan yang luar biasa dan saya tidak berencana untuk berhenti dari  menulis.

Share:

Kamis, 16 September 2021

MENDOKUMENTASIKAN PROSES MENULIS

Melakukan dokumentasi tulisan membantu penulis sebelaum publikasi. Sumber Foto: Dok. Pribadi.


Penulis yang baik tidak akan menulis untuk dirinya sendiri. Hasil tulisan sebaiknya tidak tersimpan abadi dalam laptop, PC, smartphone, notes atau buku catatan. Tulisan harus terbaca oleh orang lain atau khalayak ramai. Lalu, bagaimana caranya? Dokumentasikan.

Dokumentasi Tulisan

Proses penulisan harus didokumentasikan dengan baik. Hal ini bertujuan untuk membuat tulisan dibaca dan diikuti oleh semua orang. Secara khusus yang menjadi pembaca setia nantinya adalah mereka yang sedang dalam proses menulis pula. Hal ini berlaku efektif ketika kita menulis untuk orang-orang yang tergabung dalam grup media sosial kita.

Saya sajikan dua cara paling utama yang saya gunakan selama menulis. Salah satu media mendokumentasikan tulisan adalah menulis di blog pribadi. Lalu, menulis di website. Seperti tulisan ini yang termuat di website YPTD. Menulis di blog dan website adalah cara mendokumentasikan tulisan agar cepat terbaca.

Kemudian tulisan yang telah ada harus disimpan di drive berbasis cloud, Google Drive, One Drive atau platform yang dapat diakses semua orang. Berbagi tulisan bukan hanya mengirim email ke orang yang menanyakannya atau menyimpannya hanya di desktop pribadi.

Alasan Dokumentasi Tulisan

Proses tulisan kita harus dengan jelas menjabarkan fase-fase yang harus dilalui setiap jenis dokumen sebelum dibagikan kepada public. Misalnya, kita mungkin menginginkan sistem peer review untuk tulisan kita. Sebelum dipublikasikan kita menyimpannya di drive atau cloud kemudian dibagikan kepada orang yang kita percaya untuk membaca dan memberikan masukan. Bisa juga satu kelompok organisasi kita menjadi partner peer review tulisan. Hal ini pun akan sangat membatu kita untuk menghasilkan tulisan yang lebih rinci melalui dua atau tiga fase pengeditan menyeluruh sebelum publikasi.

Cara mendokumentasikan tulisan penulis bisa bervariasi tergantung pada kemampuan dan kebiasaan penyimpananya. Minimla menyimpan di flash disk untuk memudahkan distribusinya lewat perangkat komputer ketika mengedit.

Share:

Rabu, 15 September 2021

BELAJAR MEMBANGUN BUDAYA MENULIS

Membangun Budaya Menulis Lewat Keterlibatan Dalam Komunitas dan Organisasi. Sumber Foto: Dok. Pribadi.


Ketika seseorang telah rutin menulis artinya ia telah membangun budaya baru. Tetapi tantangannya adalah penulis pemula jarang berfokus pada bagaimana mengembangkan dan mengelola budaya menulis yang sukses. Membangun dan mempertahankan budaya menulis yang sukses sangat penting untuk kehidupan personal maupun kehidupan kelompok dan organisasi.

Komunikasi Efektif

Aktif menulis akan membangun komunikasi yang efektif dan jelas, serta mendorong lingkungan yang kolaboratif dan positif.

Melibatkan diri dalam sebuah organisasi, kita tidak semata hadir sebagai anggota saja. Penting untuk berkolaborasi. Kolaborasi akan sukses ketika kemampuan komunikasi dengan orang lain efektif. Nah, untuk mengasah kemampuan komunikasi ini harus dilatih, salah satunya melalui rutin menulis.

Pada awal tergabung pada satu organisasi, kita kesulitan untuk berbicara karena tidak adanya ide dan gagasan. Lewat aktif menulis ide dan gagasan akan terbangun. Setiap keping ide yang tertulis akan membangun pondasi bangunan kata-kata dalam pikiran kita. Suatu waktu kita terlibat dalam forum, ide dan gagasan ini akan mengalir tanpa henti dari mulut kita.

Tips Menulis Yang Menyenangkan dan Kolaboratif

Jika kita benar-benar ingin membangun budaya menulis yang sukses untuk pribadi dan kebutuhan organisasi, kita harus membuat kegiatan menulis itu menyenangkan bagi semua orang.

Mulailah dengan memperluas definisi tentang apa itu "penulis dan menulis". Setiap orang setidaknya pernah menulis dalam bentuk mengetik SMS, WhatsApp Message atau menulis email.  Kegiatan-kegiatan ini adalah kesempatan untuk meningkatkan keterampilan menulis. Membaca poin ini pastinya menyadarkan kita bahwa selama ini, tanpa disadari proses menulis telah menghiasi hari-hari hidup kita.

Biarkan diri kita membuat kesalahan selama tahap penyusunan ide sehingga kita dapat belajar dari setiap kesalahan itu. Penulis akan makin dewasa ketika ia sanggup memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi.

Ciptakan lingkungan kolaboratif di mana penulis dapat mengedit dan memberikan umpan balik pada tulisan satu sama lain dengan cara melibatkan diri dalam sistem pertemanan yang santai dan mendukung. Salah satunya dengan tergabung dalam grup WhatsApp dengan topik belajar menulis.

Jika ada pelatihan menulis, maka investasikan diri dalam pelatihan tersebut. Kegiatan ini tidak akan membosankan karena adanya diskusi kelompok menulis yang bertemu setiap 2-3 hari minggu. Selain itu bagikan juga informasi bagaimana latihan menulis yang menyenangkan dan mudah secara teratur lewat grup-grup media sosial.

Menciptakan Sistem Akuntabilitas

Ketika kita telah mampu membuat budaya menulis yang menyenangkan dan kolaboratif, secara tidak sengaja kita akan menciptakan sistem akuntabilitas. Ini terjadi karena ketika kita terlibat dalam memoles keterampilan menulis, ia sendiri sementara belajar saat membantu teman-teman grup menulis. Boleh dikatakan kegiatan ini sebagai kegiatan sambil menyelam menenggelamkan diri sekaligus.

Setelah kita membangun budaya menulis yang sukses, lebih sedikit kesalahan yang terjadi dalam penulisan naskah. Baik kesalahan untuk diri sendiri maupun untuk rekan dalam organisasi/komunitas kita. Mari membangun dan memelihara budaya menulis yang sukses.

Share:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia