Pikiran pertama kita ketika menulis buku adalah terbit, naskah diterbitkan. Salah satu cara jitu untuk penerbitan adalah berfokus pada penulisan naskah sebaik mungkin. Tentunya hampir setiap naskah akan memiliki satu atau dua bagian yang terasa kurang pas. Ini akan membuat kita tertantang untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
Lepaskan
Kadang kala, Anda hanya perlu melepaskan bagian-bagian yang kurang sempurna itu. Tuliskan apa adanya, lengkapi dengan informasi faktual. Satu atau dua kalimat panjang tidak merusak sebuah paragraf. Akan tetapi obsesi tinggi seringkali membuatnya sulit untuk sampai pada tahap penerbitan. Jika tidak terbit, konsistensi menulis menjadi tanda tanya. Jika tak mampu mengembangkannya lagi, maka lepaskan seutuhnya, hapus dan gantikan. Ini akan menjaga konsistensi untuk tetap menulis dan memudahkan untuk beralih ke topik tulisan berikutnya yang bisa kita tulis.
Menulis buku dapat saya katakan sebagai sarana untuk menyebarluaskan ide. Jika kontennya menarik, orang tidak akan berpikir dua kali untuk memilikinya. Bukan hanya sekali atau dua kali, bahkan bias berulang kali. Misalkan, berikan penekanan pada tata bahasa naskah yang kurang sempurna. Lakukan dan buat perubahan yang sesuai ejaan baku. Jika sudah sesuai, publikasikan. Namun, pembaca yang terlanjur jatuh hati pada buku Anda, ia bahkan mungkin tidak memperhatikan sedikitpun kekeliruan tata bahasa yang buruk di sana-sini jika konten Anda berbobot dan memberi inspirasi.
Buat Diri Senang
Jika Anda telah membuat keputusan untuk tekun menulis buku, menjadikan menulis sebagai hobi atau pilihan karir, pasti ada sesuatu yang menyenangkan dari proses tersebut. Kapan pun Anda bisa, luangkan waktu sejenak untuk menikmati saat-saat menyenangkan itu. Kalau Anda suka merencanakan sebuah bab buku, luangkan waktu sejenak untuk membiarkan diri Anda sepenuhnya merasakan kegembiraannya.
Sekiranya Anda suka mengedit, Anda dapat mencoba menyesuaikan sedikit lebih banyak pengeditan ke dalam rutinitas harian Anda. Jika kegembiraan Anda datang ketika melihat naskah buku terbit, izinkan diri Anda untuk merayakannya sedikit. Cobalah meneguk harumnya teh hangat Sariwangi, nikmatnya kopi Toraja, atau segarnya jus jeruk bersama setumpuk pisang goreng hangat.
Bebaskan diri dan lepaskan pikiran ketika menulis buku agar tetap konsisten. Foto: Dok. Pribadi. |
Bayangkan jika Anda sedang berpose dengan seorang gadis manis atau lelaki tampan. Lepaskan pikiran Anda dan sekali lagi jadilah senang ketika menulis. Lepaskan beban dan bahagialah. Nikmati kebebasan.
Kebebasan
Bagian dari daya pikat menulis adalah kebebasan yang diberikannya kepada kita. Tetapi kita harus membiarkan diri kita mengalami kebebasan menulis secara penuh. Bukan hanya sekarang, tetapi hingga nanti ketika ide kita tidak sanggup lagi menari-nari dengan tombol komputer. Tanpa antusiasme sekalipun, proses menulis menjadi mudah bagi kita untuk mulai merasakan bahwa menulis buku seperti bekerja. Jika menulis menjadi sesuatu yang tidak Anda sukai, Anda tidak akan terus melakukannya untuk waktu yang lama.
Mungkin akan ada hari-hari yang menegangkan, melelahkan, dan tidak produktif. Begitulah cara kerja menulis buku. Bahkan dengan hari-hari sekarang ini, menulis harus menjadi sesuatu yang Anda nantikan hampir setiap hari. Anda memiliki kemampuan untuk berbagi pengalaman, membuat cerita yang luar biasa, dan secara langsung membantu orang-orang di sekitar Anda. Kita bisa berbagi dari meja, beranda, tempat tidur, pasar, sekolah atau di mana pun Anda dapat menulis. Itu sangat luar biasa ketika kita memikirkannya. Rangkullah kebebasan dan kekuatan menjadi seorang penulis dan Anda langsung menjadi jauh lebih baik untuk bertahan menulis buku hingga terbit.
0 komentar:
Posting Komentar