Jumat, 01 Oktober 2021

Meningkatkan Konsistensi Menulis Secara Psikologis dan Fisiologis


Konsistensi menulis dapat dilakukan dalam berbagai cara. Kita bisa melakukannya secara psikologis dan fisiologis.

Apakah ada cara untuk meningkatkan produktivitas menulis? Adakah rahasia sukses untuk bisa konsisten menulis? Dua pertanyaan ini masih menjadi sahabat saya saat menulis buku. Setiap kali saya menulis, saya selalu mencoba mencari jawaban keduanya.

Lalu, penulis produktif itu seperti apa? Apakah mereka duduk manis saja di meja lalu menulis setiap hari, tujuh hari per minggu pada waktu yang sama? Jawabannya, cocokkan dengan kebiasaan menulis kita.

Untuk sukses sebagai penulis, kita juga harus menulis secara konsisten. Tidak ada alasan untuk tidak menulis. Tak ada alibi melakukan penundaan penundaan. Usahakan tidak ada gangguan.

Bagaimana kita mewujudkan konsistensi? Kita perlu fokus secara psikologis dan fisiologis. Secara alamiah dalam proses menulis, kita akan meningkatkan kinerja dan konsistensi menulis.

Psikologi

Setiap penulis memiliki pikiran yang menyediakan alat yang ampuh. Bagaimana alat ini bekerja? Latihlah pada pemikiran dan keyakinan yang melayani. Namun, jika pikiran penuh dengan pikiran negatif dan keyakinan yang membatasi terkait dengan menulis, kita akan kesulitan menciptakan praktik menulis yang konsisten, apalagi karier menulis.

Menguasai sisi psikologis diri kita, berarti belajar memfokuskan pikiran pada apa yang kita inginkan,  bukan pada apa yang tidak Anda inginkan, dan mengubah keyakinan yang membatasi menjadi keyakinan yang tidak terbatas. Pikiran kita kemudian mendukung upaya kita untuk sukses sebagai penulis.

Selain itu, menguasai psikologi kita, berarti belajar menjaga pikiran tetap terlatih dalam menulis. Belajarlah untuk menghindari gangguan dan menghindari penundaan.

Terapkan tenggat waktu sehingga kita merasakan urgensi seputar menulis secara konsisten dan produktif.

Fisiologi

Bagaimana memperlakukan tubuh kita agar memengaruhi setiap area kinerja menulis kita? Aspek ini termasuk kemampuan untuk menulis secara konsisten. Jika kita tidak merasa kuat, energik, waspada, dan fleksibel, kita tidak akan memiliki stamina untuk menulis dalam waktu yang cukup lama untuk mencapai tujuan. Kita juga tidak akan bisa fokus pada tulisan.

Tidak terpungkiri bahwa banyak di antara kita selaku penulis yang mengutamakan kesehatan. Alasannya adalah karena mereka merasa tidak punya waktu untuk menulis dan berolahraga. Namun, ketika kita menjadikan olahraga, makan sehat, dan tidur sebagai prioritas, tubuh kita akan berfungsi sebaik mungkin. Tubuh dan otak dapat melakukan tugas-tugas yang diminta dari mereka  ketika menulis.

Otak adalah alat penulis yang paling penting. Ia membutuhkan air dan oksigen untuk berfungsi. Jadi, paling tidak, bangunlah dari kursi kita setiap jam dan lakukan peregangan, bernapas, dan minum air.

Nah, ketika menulis menggunakan laptop/komputer setiap hari, tidurlah delapan jam setiap malam. Gerakkan tubuh, olahraga minimal 15 menit setiap hari untuk menghindari masalah sirkulasi dan ketegangan pada punggung, leher, dan tangan atau lengan yang disebabkan oleh berada di depan komputer dalam waktu lama. Pengalaman saya, tinggalkan layar setelah mengetik 15 sampai dengan 20 menit. Jalan-jalan di sekitar ruangan, hirup udara segar, gerakkan badan dan selanjutnya kembali fokus menulis.

Share:
Lokasi: Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia