PROFIL

Yulius Roma Patandean, S.Pd., lahir di Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Saat ini sementara melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja.

MENGENALI PLATFORM PENDUKUNG BELAJAR ONLINE

Belajar dari rumah (BDR) merupakan salah satu tindak lanjut anjuran pemerintah untuk memotong rantai penyebaran COVID-19. Sekolah menyelenggarakan BDR artinya sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang. Bagaimanapun opsi mengumpulkan siswa di sekolah untuk proses pembelajaran masih menjadi pertimbangan serius. Terutama untuk wilayah dengan zona orange, merah hingga hitam pandemi COVID-19.

BDR dan PJJ di Masa Pandemi Covid-19

Di awal tahun 2021, tepatnya pada awal bulan Februari ini, program Belajar Dari Rumah (BDR) masih menjadi opsi pemerintah dalam memberikan pelayanan pendidikan. BDR dilaksanakan dalam dua acara, yakni Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) daring (online) dan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) luring (offline). PJJ daring mengutamakan ketersediaan sumber daya internet, smartphone dan paket data. Sementara PJJ luring memanfaatkan layanan radio, TV Edukasi, modul, hingga pemanfaatan video pembelajaran dan sumber belajar lainnya di lingkungan peserta didik.

Cara Memanfaatkan Video Pembelajaran di Kelas Digital dan Kelas Terbalik

Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) harus diakui sangat mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis digital. Digitalisasi turut pula mendorong lahirnya konten-konten video pembelajaran yang berkualitas. Tak bisa dipungkiri bahwa di masa akan datang, video pembelajaran akan banyak memuat bahan ajar berbasis real life, seperti video praktik Biologi berbasis virtual reality (VR). Jika saat ini pembelajaran di laboratorium sebatas mempraktekkan teroti yang siswa peroleh di ruang kelas, maka teknologi VR akan menghadirkan kondisi nyata ayng lebih mempermudah eksplorasi siswa.

MENGEFEKTIFKAN BELAJAR JARAK JAUH: MENGENALI MASALAH DAN MENEMUKAN SOLUSI

Mengajar secara jarak jauh telah menjadi salah satu kegiatan utama banyak pendidik saat ini. Seperti yang sementara berlangsung di berbagai negara, dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19, sekolah-sekolah di Indonesia, lewat kebijakan pemerintah, telah memilih aktifitas pembelajaran dilaksanakan dari rumah dan secara umum pembelajaran berlangsung online.

Sabtu, 30 Oktober 2021

Refleksi Minggu 2 Pendidikan Guru Penggerak

Refleksi Minggu Kedua Pendidikan Guru Penggerak

Minggu ini terdapat sejumlah hal yang bisa saya katakan sebagai hal baru dalam pembelajaran saya. Hal ini terkait dengan buah pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang telah saya elaborasi, baik secara pribadi maupun secara kolaboratif dengan Kelompok 1 Kelas B.

Peristiwa

Sepanjang Minggu ini saya lebih dominan mengajar di kelas XII. Materi yang saya ajarkan adalah News Item. Saya mengajak siswa saya untuk membuat sebuah naskah berita singkat berdasarkan gambar. Saya menuntun siswa untuk menghasilkan naskah berita dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berdasarkan gambar menggunakan 5Wh- + H (what, where, when, why, who dan how. Kemudian, saya membagi siswa dalam 5 kelompok kecil. Hal ini berlaku untuk semua kelas XII yang saya ajar.

Selama siswa belajar kelompok kurang lebih 60 menit, saya memantau perkembangan mereka dari kelompok ke kelompok. Tak lupa saya mengoreksi, meluruskan dan mengingatkan jika terdapat kesalahan penggunaan kata. Setiap kelompok saya beri kebebasan menentukan judul berita mereka terkait gambar yang saya tampilkan lewat LCD. 

Belajar Kolaboratif sebagai wujud Merdeka Belajar
 

Saya bebaskan siswa saya untuk memasukkan informasi yang mereka dapatkan dari gambar. Pengumpunan hasil karya juga tidak saya batasi pada hari tersebut. Namun, saya menyampaikan bahwa apa yang dilakukan hari ini dan bisa diselesaikan, usahakan untuk tidak menundanya hingga hari esok.

Pada beberapa kesempatan, siswa bertanya kepada saya, “Adakah challenge hari ini, pak?” Oleh karena minggu ini banyak kegiatan, saya tidak menyisipkan challenge dan teka-teki ke dalam pembelajaran saya. Saya bisa mengatakan bahwa challenge yang saya gunakan sebelum kegiatan inti pembelajaran ternyata sangat membantu. Siswa sepertinya merasa senang sekaligus tertantang.

Pada gambaran kegiatan saya di kelas, saya berani mengatakan bahwa filosofi pemikiran KHD sedikit demi sedikit terlaksana di kelas. Siswa bekerja kelompok dengan gaya mereka sendiri merupakan implementasi dari kolaborasi, kerjasaman dan kebebasan. Sementara ketika siswa saya beri challenge, siswa merasa bahagia. Hal ini adalah implementasi konsep belajar sambil  bermain.

Pada ruang kolaborasi minggu ini, diskusi yang santai dan memberi kesempatan kepada semua peserta untuk berbicara menjadi contoh nyata penerapan kolaborasi dalam kelas saya. Walaupun saya mengajar Bahasa Inggris, saya tidak terlalu memaksakan siswa untuk menggunakan bahasa Inggris ketika bekerja kelompok. Hal ini saya maksudkan agar di kelompoknya mereka merasa bebas untuk berbicara. Di samping itu, kekuatan budaya Toraja dalam diri mereka masih sangat kuat, sehingga bahasa Toraja pun masioh sangat dominan.

Kesulitan yang sempat saya alami adalah memaksimalkan waktu. Pada minggu ini saya terlibat dalam tiga agenda penting, yakni PRAYA II PKBGT di mana saya mengikuti satu cabang lomba, Seminar Nasional Revolusi Mental dari PGRI dan menjadi Narasumber pada In House Training di sekolah. Ketiga kegiatan ini berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan semua. Di samping mempengaruhi kondisi fisik oleh karena harus pindah tempat dan pindah ruang Zoom Meeting, kegiatan yang saya jalani ini juga turut mempengaruhi ketepatan waktu saya dalam mengirimkan tugas di LMS. Pada tugas 1.1.a.7 saya terlambat sehari melakukan upload. Saya simpulkan bahwa di sini saya mengalami kesulitan membagi waktu. Namun, saya berhasil melaluinya lewat manajemen waktu yang ketat, sehingga semua kegiatan bisa saya laksanakan dengan baik dan tugas-tugas serta webinar dari Pendidikan Guru Penggerak 4 ini saya bisa selesaikan dengan baik pula.

Perasaan

Termotivasi, senang dan santai adalah tiga perasaaun utama selama mengikuti Kolaborasi Mendesain Kerangka Pembelajaran dan Kolaborasi Presentasi Kerangka Pembelajaran sesuai dengan Pemikiran KHD. Suasana santai dalam berbagi informasi dan pengalaman bersama rekan-rekan CGP sangat memotivasi saya untuk berbuat seperti yang mereka bagikan. Terlebih instruktur, fasilitator, dan pengajar praktik sangat luwes dalam membagikan materi yang memperkuat personal saya sebagai Calon Guru Penggerak.

Ketika menghadapi siswa saya dalam kelas, saya tidak ada beban sama sekali. Saya menyaksikan wajah siswa saya antusias mengikuti kelas seperti antusiasnya saya mengajar mereka. Belajar dalam kelompok kecil tanpa aturan ketat sangat menolong siswa dalam menghasilkan karya. Ketika saya meminta mereka untuk mengirimkan hasil diskusi mereka terlepas dari apapun hasilnya, mereka antusias menyelesaikannya dalam satu jam. Ada beberapa yang meminta mengirimkan tugas di sore hari dengan alasan masih akan memperbaiki, saya mengiyakan. Hasilnya luar biasa, semua siswa bisa menyelesaikan tanggung jawab mereka dengan maksimal.

Pembelajaran

Proses kolaborasi menjadi perwujudan akan pentingnya kemerdekaan dalam belajar. Kolaborasi menjadi wadah penyampaian ide dengan bebas. Dalam proses ini kita saling menghargai pendapat satu sama lain, saling mendukung untuk menghadirkan ide dan saling mendorong untuk melakukan sesuatu yang baru. Kolaborasi menjadi sarana siswa sebagai pusat pembelajaran. Saya mendapat banyak kesempatan berbicara di ruang kolaborasi, artinya pada konteks yang sama, siswa akan mendapat tempat yang luas untuk berkreasi ketika terlibat dalam kegiatan belajar kolaboratif. Kolaborasi adalah tempat unjuk diri sesuai dengan keunikan saya, tanpa harus mengikuti apa yang orang lain lakukan.

Penerapan

Saya membayangkan kondisi yang sama akan saya lakukan dalam ruang kelas saya di masa datang. Siswa saya akan menguasai proses belajar ketika mereka menjadi pusat pembelajaran. Saya akan menuntun siswa belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Saya akan membuat siswa saya memiliki perasaan bahagia dalam belajarnya dengan menunjukkan rasa antusias saya dalam mengajar. Tak lupa saya akan konsisten melakukan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran saya.
Share:

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Kesimpulan Modul 1

Infografik

Infografis Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran KHD. Sumber: Dok. Pribadi

Komik

Semua Peserta Didik Sama

Peserta didik itu sama, mereka datang ke sekolah, duduk mendengarkan guru, mencatat materi dan mengerjakan tugas. Peserta didik fokus pada mendapatkan nilai tertinggi sebagai gambaran keberhasilan. Pembelajaran terpusat pada guru. Guru lebih banyak berperan dibandingkan peserta didik. Mengerjakan soal latihan adalah bagian utama penilaian dalam pembelajaran. Sumber belajar terbatas pada buku paket.

Peserta Didik Adalah Pusat Pembelajaran

Guru adalah pemberi contoh terbaik, pemberi semangat dan pemberi dorongan bagi peserta didik. Sumber belajar terbaik adalah lingkungan dan keadaan di mana peserta didik berada. Peserta didik adalah pusat dari semua kegiatan belajar. Guru harus bahagia terlebih dahulu sebelum membahagiakan siswa di ruang kelas.  Peserta didik memiliki keunikan, karakteristik dan kecepatan belajarnya masing-masing. Kerja sama, diskusi,  kolaborasi dan berbagi adalah bagian utama pembelajaran. Kreativitas dan inovasi guru perlu menyesuaikan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik.

Merdeka, Inovatif, Kreatif, Bahagia dan Kolaboratif 

Memerdekakan peserta didik lewat pembelajaran yang membuat siswa tenang dan nyaman. Melakukan inovasi dan kreasi pembelajaran yang berbasis pada kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Menciptakan suasana belajar yang berpihak pada peserta didik. Menerapkan pembelajaran yang melibatkan permainan, baik permainan berbasis budaya lokal maupun yang terkait dengan teknologi yang membantu daya kognitif dan kreatifitas peserta didik. Menerapkan pendekatan berbeda kepada setiap peserta didik yang sesuai dengan keunikan, karakteristik dan kecepatan belajarnya. Membangun kolaborasi dan kegotong-royongan.


Share:

Sabtu, 23 Oktober 2021

Refleksi Minggu 1 Pendidikan Guru Penggerak

 

Calon Guru Penggerak

Setelah pelaksanaan Penilaian Tengah Semester (PTS) ganjil tahun pelajaran 2021-2022 minggu ini, proses pembelajaran di sekolah saya kembali berjalan dalam mode tatap muka terbatas. Artinya kegiatan belajar telah berlangsung dalam ruang kelas dengan jumlah siswa terbatas, yakni sebanyak 50% dari kapasitas siswa.

Tanggal 21 Oktober 2021 adalah hari pertama KBM setelah PTS. Saya mengajar Bahasa Inggris di kelas X Bahasa. Mengawali pembelajaran, saya bertanya kepada siswa, “Bagaimana kabar kalian pagi ini?”  Jawaban serentak, “Baik, pak.” Saya melanjutkan pertanyaan kedua, “Bagaimana perasaan kalian terkait hasil PTS Bahasa Inggris?” Jawaban yang muncul beragam. Ada yang mengatakan galau, kurang baik, malu, senang, gembira, dan bahagia.

Kemudian, saya menyambung, “Berikan tepuk tangan meriah atas pencapaian kalian, yakni telah mengikuti PTS dengan baik. Apapun hasilnya kalian harus tetap bangga dan bahagia. Itu adalah gambaran diri kalian, sejauh mana telah menguasai konsep pelajaran bahasa Inggris. Jadi, baik nilai tinggi maupun nilai rendah yang kalian peroleh, kalian harus tetap bahagia. Berbahagialah atas usaha kalian. Menghargai usaha adalah sebuah sikap menjaga motivasi untuk berbuat lebih baik lagi di masa depan.” Para siswa pun memberikan tepuk tangan sejenak dengan raut muka yang sulit untuk ditebak mengingat mereka menggunakan masker oleh karena kondisi masih dalam masa mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

Lalu, mengawali kegiatan inti, saya mengajukan pertanyaan kepada siswa, “How can you name this room? Jawaban pun hampir sama semua, “Class, classroom, X Bahasa, Class X IBB, Class X Bahasa, 10 Language Class, dan ten class.” Semua jawaban saya terima dan saya simpulkan menjadi X IBB Class. Pertayaan kedua saya ajukan, “Find 5 things which relate to your class?” Di sini siswa melakukan pendataan terhadap semua benda yang ada di sekitar kelas. Semua benda yang mereka dapatkan dilaporkan dalam bahasa Inggris. Saya meminta beberapa siswa untuk melaporkan hasil pendataannya.

Setelah itu, saya menuliskan judul di papan tulis, “My Class.” Saya menyampaikan kepada siswa, “Mari kita membuat sebuah teks pendek sederhana tentang kelas kita menggunakan benda-benda yang telah kalian daftarkan. Setiap siswa akan membuat satu kalimat singkat yang berisi satu benda yang telah didaftarkan. Setiap siswa harus menuliskan kalimat dengan benda yang berbeda. Siapa yang telah ada kalimatnya, silahkan tuliskan di papan tulis.”

Sekitar 25 menit kemudian telah terdapat tiga paragraf di papan tulis. Setiap kalimat terbentuk dari kata benda yang telah mereka daftarkan sebelumnya. Setelah itu, saya menyimpulkan tulisan mereka dengan memberikan judul descriptive text. Saya juga menambahkan nama bagian-bagian paragraf dari tulisan mereka.

 

Gambar. Salah satu karya orisinil siswa hasil kolaborasi dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Di bagian akhir pembelajaran saya menyampaikan, “Inilah hasil karya kalian yang luar biasa. Hanya dengan satu kalimat dari tiap siswa, dihasilkan satu teks sederhana yang baik.”

Bertitik tolak dari kegiatan belajar saya tersebut, saya mengatakan bahwa materi pada alur belajar MERRDEKA, yakni Mulai dari diri, Eksplorasi konsep dan Ruang kolaborasi terkait erat dengan apa yang telah saya lakukan di salah satu kelas minggu ini. Sebagai calon guru penggerak, sebelum saya masuk di kelas, saya harus mengukur pada diri saya, apakah materi yang akan saya sampaikan di kelas akan mampu dipahami dan dilakukan oleh siswa. Materi yang disajikan sebisa mungkin disederhanakan sehingga siswa mampu memahaminya dengan baik. Dalam praktek KBM di kelas, siswa perlu bekerja sama untuk menghasilkan sebuah hasil akhir atau karya yang baik sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki.

Selain itu, proses belajar di kelas memberikan kebebasan kepada siswa untuk berekspresi menggunakan semua sumber daya yang ada di sekitarnya. Ketika siswa mampu berbahasa Inggris menggunakan benda-benda di sekitar mereka, saya menyadari bahwa mungkin inilah bagian dari melibatkan budaya dalam pembelajaran di kelas. Karena salah satu bagian dari budaya yakni adanya benda-benda dalam kehidupan sehari-hari siswa yang selama ini ada yang justru bisa menjadi media belajar.

Saat siswa saya bergantian maju ke papan tulis menuliskan ide mereka, saya juga menyadari bahwa itu adalah bagian dari kolaborasi. Ini juaga bagian dari ungkapan rasa bahagia oleh karena berkompetisi untuk maju lebih dulu menulis di papan tulis. Mereka bekerja sama untuk menghasilkan sebuah karya dalam bentuk teks sederhana lewat sumbangsih satu siswa satu kalimat. Teks sederhana yang mereka hasilkan adalah sebuah karya orisinil. Ini adalah wujud dari salah satu pilar Profil Pelajar Pancasila, yakni KREATIF.

Sepanjang kurang lebih satu minggu menjalani Pendidikan Guru Penggerak, mulai dari Lokakarya 0 hingga belajar secara daring lewat LMS dan video conference, saya mendapati bahwa semua materi, gagasan, ide dan masukan yang telah diberikan oleh narasumber, baik instruktur, fasilitator dan pengajar praktik sangat cocok diterapkan dalam KBM. Memang harus saya akui, kadangkala dalam kondisi tertentu, saya lalai membuat siswa saya bahagia, membuat mereka bekerja sama dan berkreasi.

Sebagai calon guru penggerak, saya perlu mendalami setiap materi ajar saya sebelum saya menyampaikannya kepada siswa. Dalam hal ini, sebagai guru saya wajib mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari setiap materi sehingga ketika siswa mendapatkannya mereka juga akan memperoleh manfaatnya. Dengan demikian, saya bisa menjadi contoh di depan siswa, pemberi semangat dan pendorong ketika siswa mengalami kendala dalam belajar.

Sebagai guru, saya wajib untuk mengetahui karakteristik setiap siswa saya. Ini dimaksudkan agar saya bisa menerapkan konsep belajar kepada setiap siswa sesuai dengan kecepatan mereka. Dalam pikiran saya, semua siswa memiliki keunggulannya masing-masing. Tugas saya adalah mendampingi mereka untuk bertumbuh dan berkembang sesuai keunikan yang dibawanya. Tambahan pula, budaya dan kearifan lokal siswa memegang peranan penting dalam proses belajar mereka. Sehingga konsep budaya ini perlu saya hadirkan senantiasa dalam KBM.  Dengan demikian, konsep-konsep ini mengantar saya selaku calon guru penggerak untuk memberikan kemerdekaan belajar bagi siswa yang mengarah pada perwujudan salah satu profil pelajar Pancasila, yaitu kreatif. Kreatif menjadi konsep kunci yang saya dapatkan sejauh ini.

Berikut ini beberapa hal yang berubah dalam diri saya sejak mengikuti pendidikan guru penggerak ini. Pertama, membuat siswa saya bahagia atau gembira sebelum pembelajaran dimulai menjadi sebuah keharusan yang senantiasa diberlakukan dalam kelas. Kedua, menghadirkan inovasi dan kreasi sederhana terhadap media dan konsep belajar. Ketiga, mengaitkan budaya siswa dengan konteks pembelajaran. Keempat, memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajarnya. Kelima, memberikan keluasan kepada siswa untuk berkolaborasi dalam pembelajaran.

Saya sangat berharap bahwa perubahan-perubahan dalam diri saya ini akan memberi dampak positif kepada perkembangan siswa saya.

#GuruBergerak #IndonesiaMaju

Share:

Senin, 18 Oktober 2021

HASIL PENILAIAN TENGAH SEMESTER GANJIL BIDANG STUDI BAHASA DAN SASTRA INGGRIS & BAHASA INGGRIS LINTAS MINAT

Foto: Dok. Pribadi

Selamat buat kalian semua yang telah menyelesaikan satu tahapan pembelajaran pada semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022.

Silahkan menyimak hasilnya sesuai dengan tingkatan kelasnya masing-masing.

Hasil PTS Bahasa dan Sastra Inggris Kelas 10


Hasil PTS Bahasa dan Sastra Inggris Kelas 11

 


Hasil PTS Bahasa dan Sastra Inggris Kelas 12

  


Hasil PTS Bahasa Inggris Lintas Minat Kelas 10 






 Jadikan hasil ini sebagai panduan untuk proses belajar yang lebih baik ke depan. 
Share:

HASIL PENILAIAN TENGAH SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA INGGRIS

Foto: Dok. Pribadi


Hasil ini adalah gambaran umum kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik. Langkah selanjutnya adalah merefleksikan hasil yang telah tercapai di pertengahan semester. Semoga di penilaian akhir semester nantinya akan berubah jauh lebih baik.

Hasil PTS Kelas 10

 









Hasil PTS Kelas 11

 









Hasil PTS Kelas 12










Share:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia