Gambar: Beragam Penyelenggara MOOCs di dunia. Sumber: https://www.mooc.org/ |
Pandemi Covid-19 harus diakui membawa banyak perubahan dalam struktur pelaksanaan pendidikan. Guru-guru dan siswa harus terlibat dalam pembelajaran online dengan karakteristik tanpa pelatihan, bandwidth yang tidak mencukupi, tidak ada jaringan internet, perangkat gawai terbatas, dan tidak memadainya persiapan guru untuk melakukan pembelajaran jarak jauh, telah menjadi warna-warni proses pembelajaran sekaran ini.
Entah suka atau tidak suka, mungkin pandemi Covid-19 telah memberikan pengalaman rasa manis, asem, asin, seperti permen Nano-Nano kepada guru, siswa dan orang tua. Di sisi lain sebagian orang berpendapat belajar online adalah model belajar yang buruk dan tidak kondusif. Sementara sejumlah orang lainnya meyakini bahwa pembelajaran online hadir untuk pertumbuhan pendidikan yang berkelanjutan. Banyak pula yang percaya bahwa model pendidikan hybrid baru akan muncul, dengan membawa manfaat yang signifikan pada dunia pendidikan.
Mengutip kalimat Wakil Presiden Tencent Cloud dan Wakil Presiden Pendidikan Tencent, Wang Tao,
“Saya percaya bahwa integrasi teknologi informasi dalam pendidikan akan semakin dipercepat dan bahwa pendidikan online pada akhirnya akan menjadi komponen integral dari pendidikan sekolah.
Pernyataan beliau sebenarnya adalah gambaran atas model pendidikan jarak jauh yang telah berkembang jauh sebelum pandemi Covid-19 hadir. Universitas Terbuka sudah puluhan tahun menyelenggarakannya. MOOCs (Massive Online Open Courses) di berbagai belahan dunia telah sukses memberikan pembelajaran online dengan dukungan ratusan perguruan tinggi terkemuka dunia. Sebut saja Coursera, Udemy, Udacity, adX, dll.
Kehadiran MOOCs telah membuat adanya transisi yang sukses di antara banyak universitas terkemuka dunia. Misalnya, Universitas Zhejiang berhasil mendapatkan lebih dari 5.000 kursus online hanya dalam dua minggu setelah transisi menggunakan "DingTalk ZJU". Kemudian Imperial College London mulai menawarkan kursus tentang ilmu virus korona, yang sekarang merupakan kelas paling baru terdaftar yang diluncurkan pada tahun 2020 di Coursera.
Hadirnya beragam platform teknologi digital, platform kursus online dan platform pembelajaran online telah mengubah cara mengajar. Platform-platform tersebut memungkinkan lembaga pendidikan, guru maupun dosen untuk menjangkau siswa secara lebih efisien dan efektif melalui grup obrolan, video conference, dan juga berbagi dokumen, terutama selama pandemi saat ini. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah untuk berkomunikasi dengan menggunakan aplikasi belajar online. Setiap orang seharusnya mulai percaya bahwa setelah pandemi virus corona berakhir, pembelajaran offline tradisional dan e-learning dapat berjalan bersama dengan hadrinya dukungan platform belajar online.
Tantangan Pembelajaran Online
Namun, ada tantangan yang harus diatasi. Beberapa siswa tanpa akses internet dan / atau teknologi yang dapat diandalkan untuk belajar telah menjadi kesulitan yang dihadapi mereka untuk berpartisipasi dalam pembelajaran digital dan online. Kesenjangan ini terlihat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Inipun terkait langsung dengan tingakat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, menurut data OECD sementara 95% siswa di Swiss, Norwegia, dan Austria memiliki komputer untuk digunakan dalam tugas sekolah mereka, hanya 34% di Indonesia yang memilikinya.
Belajar Online, Efektif atau Tidak
Bagi mereka yang memiliki akses ke perangkat teknologi yang tepat dan maksimal, ada bukti bahwa belajar online bisa lebih efektif dalam berbagai cara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata, siswa mempertahankan 25-60% lebih banyak materi saat belajar online dibandingkan dengan hanya 8-10% di ruang kelas. Hal ini sebagian besar karena siswa dapat belajar lebih cepat secara online. E-learning membutuhkan 40-60% lebih sedikit waktu untuk belajar daripada di ruang kelas tradisional. Ini oleh karena siswa dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri, kembali dan membaca ulang, melewatkan, atau mempercepat melalui konsep yang mereka pilih.
Akan tetapi, efektivitas pembelajaran online bervariasi di antara kelompok umur. PAUD, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi jelas berbeda tingkat kemampuan daya serapnya. Konsensus umum pada anak-anak, terutama yang lebih muda, adalah bahwa lingkungan yang terstruktur diperlukan, karena anak-anak lebih mudah teralihkan. Untuk mendapatkan manfaat penuh dari pembelajaran online, perlu ada upaya bersama untuk menyediakan struktur ini dan melampaui mereplikasi kelas / belajar fisik melalui kemampuan penyediaan konten video.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak secara ekstensif menggunakan indera mereka untuk belajar, menjadikan pembelajaran menyenangkan dan efektif melalui penggunaan teknologi. Interaksi anak dengan teknologi sangat penting. Misalnya, integrasi game cerdas telah menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi dan peningkatan motivasi untuk belajar, terutama di antara siswa yang lebih muda, membuat mereka benar-benar jatuh cinta pada pembelajaran.
Pentingnya Perubahan Pendidikan
Pandemi Covid-19 benar-benar telah memberikan “gangguan” positif pada sistem pendidikan. Walu banyak orang berpendapat bahwa pendidikan telah kehilangan rohnya karena belajar jarak jauh secara online. Yuval Noah Harari dalam bukunya 21 Lessons for the 21st Century, menguraikan bagaimana sekolah terus berfokus pada keterampilan akademis tradisional dan pembelajaran berbasis hafalan, daripada keterampilan seperti berpikir kritis dan kemampuan beradaptasi, yang akan lebih penting untuk sukses di masa depan.
Pertanyaannya sekarang, dapatkah perpindahan ke pembelajaran online menjadi katalisator untuk menciptakan metode baru pembelajaran yang lebih efektif dalam mendidik siswa. Sementara beberapa orang khawatir bahwa transisi pembelajaran online yang terburu-buru mungkin telah menghalangi tujuan pendidikan tersebut. Sementara yang lainnya berencana untuk menjadikan e-learning sebagai bagian dari “new normal” untuk layanan pendidikan mereka setelah merasakan manfaatnya secara langsung.
Jawabannya, mari memaknainya secara positif. Mengambil faedah dan memperbaiki kekurangan pembelajaran online.
Yulius Roma Patandean
SMAN 5 Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan
NPA. 20020400134
0 komentar:
Posting Komentar