Kamis, 25 Februari 2021

Menakar Paradigma Teknologi Informasi, Internet dan Digital untuk Pembelajaran Masa Depan

Gambar: Digitalisasi. Sumber: https://www.integrify.com/digital-operations/

Pada awal masuknya teknologi komputer, internet dan digital ke dalam sistem pendidikan, banyak yang merasa terganggu. Ada kegelisahan pada satuan pendidikan, guru, siswa hingga orang tua. Guru merasa tidak nyaman oleh karena harus mulai beradaptasi dengan sistem komputerisasi. Administrasi harus mulai dikerjakan lewat komputer dan hasilnya dalam bentuk dokumen cetak atau soft copy.

Menjawab Kegelisahan

Kegelisahan guru lainnya adalah kehadiran teknologi komputer dan internet di sekolah bisa mengganggu tunjangan profesi guru. Mengapa? Sederhana saja, apapun yang siswa butuhkan untuk pelajaran mereka telah tersedia di internet. Dengan demikian internet bisa menjadi pengganti guru. Kalau internet yang mengajar, artinya guru tergantikan, TPG untuk internet.

Yah, tentunya tidak akan demikian. Teknologi informasi, digitalisasi dan internet adalah penunjang profesionalisme guru agar mampu menyebarluaskan ilmu pengetahuan dengan optimal sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Sudah bukan waktunya lagi mengajar dengan kapur tulis karena sudah ada LCD projector.

Sistem belajar dan mengajar telah berkembang mengikuti setiap jengkal perubahan dunia. Institusi penyelenggaran pendidikan, kampus, sekolah, guru, siswa, hingga dokumen kelengkapan pembelajaran telah menjadi satu kesatuan yang terkontrol dalam sat usistem yang didukung oleh teknologi komputer, internet dan digitalisasi.

Perubahan Sistem Pendidikan

Saat ini, perkembangan situasi pembelajaran telah berubah. Siswa harus dapat mengirim email kepada guru mereka, ujian lewat Google Form, menyimpan dokumen di Google Drive atau OneDrive atau menambahkan teman sekelas ke grup obrolan WhatsApp. Dunia siswa semakin terbuka dan mereka semakin akrab dengan dunia digital.

Sistem pendidikan mendapat pelajaran berharga untuk masa depan. Sistim sekolah yang lama telah beralih ke sistem sekolah yang baru. Cara kerja pengajaran yang tradisional telah berubah ke arah modern dan digital. Dulu siswa hanya bisa mendapatkan materi pelajaran ketika berada di sekolah bersama guru. Sekarang materi pelajaran telah ada dalam genggaman siswa. Bisa dipelajari kapan saja dan di mana saja. Dulu proses belajar terpusat pada gedung sekolah saja, sekarang pendidikan bisa dari mana saja (ubiquitous learning).

Empati sebagai Makhluk Sosial

Selaku guru maupun siswa tentunya masih menghargai ruang kelas tradisional di mana mereka semua bisa bersama sehari-hari. Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini para guru pastinya sudah merindukan siswa-siswanya, berbicara dengan mereka, memberikan sapaan, berjabat tangan hingga memberikan pelukan hangat. Kerinduan akan suasana demikian lumrah oleh karena guru dan siswa adalah makhluk sosial, saling membutuhkan satu sama lain, meskipun mereka tidak selalu menunjukkannya secara nyata dalam hidup keseharian.

Kehadiran teknologi internet dan digitalisasi tentunya akan meningkatkan literasi digital bagi banyak guru, dan itu akan memaksa mereka keluar dari zona nyaman. Tidak diragukan lagi, digitalisasi ini juga telah mendorong kesiapan masing-masing sekolah untuk menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga. Katakanlah bencana alam dan pandemi Covid-19 yang masih belum berujung. Ketiadaan bangunan sekolah dan para siswa sudah bukan halangan lagi untuk menyelenggarakan layanan pendidikan. Proses pendidikan tetap berjalan secara jarak jauh oleh karena hadirnya digitalisasi.

Ketika situasi dan kondisi telah normal, semua sekolah akan merefleksikan bagaimana mereka menyelenggarakan pendidikan ketika semuanya berlangsung jarak jauh. Oleh karena itu, kehadiran teknologi digital dalam dunia pendidikan jangan sampai terlewatkan begitu saja. Harus dimanfaatkan, ketika sudah berjalan dengan baik, maka tinggal menyelaraskannya dengan kehidupan normal.

Memang dampak teknologi digital pada masa depan pendidikan saat ini masih sulit untuk dinilai. Proses pendidikan masih membutuhkan komunikasi langsung oleh karena pentingnya emotional engagement antara guru dan siswa. Keyakinan saya adalah teknologi digital akan menjadi solusi pembelajaran masa depan setelah teruji dalam konteks pembelajaran jarak jauh selama hampir satu tahun ini. Pembelajaran online akan tetap menjadi kebutuhan walaupun pandemi Covid-19 telah berlalu.

Meningkatnya Kualitas Individu

Pandemi Covid-19 telah menghadirkan home schooling dalam skala besar. Konteks ini menjadi pelajaran yang baik tentang pemanfaatan teknologi informasi, internet dan digital untuk layanan pendidikan. Selain itu belajar dari rumah (BDR) memiliki tujuan yang sangat penting, yaitu belajar untuk belajar. Bukan hanya siswa yang belajar, namun termasuk satuan pendidikan, guru dan orang tua siswa. Mereka semua belajar untuk memahami peranan teknologi.

Situasi krisis dunia oleh Covid-19 telah membangun keyakinan setiap orang. Situasi ini telah mengajarkan bagaimana menggunakan teknologi dengan dalam kehidupan sekolah. Setiap orang, siswa, guru, dan masyarakat mendapat pengajaran bahwa mereka telah memiliki nilai yang tak terukur dalam lingkup pemanfaatan teknologi digital.

Pemberian layanan belajar jarak jauh baik online maupun offline telah mengubah cara hidup banyak orang. Oleh karena saling merindukan untuk bertatap muka, maka makin menguatlah sikap saling menghargai.  Berkomunikasi secara langsung, bagaimanapun jauh lebih baik dari pada saling menyapa lewat video call atau meeting online.

Adakah di antara kita yang sudah merencanakan untuk tidak menggunakan lagi gadget dan komputer setalah program belajar dari rumah dan pendidikan jarak jauh berakhir? Banyak yang akan berkata bahwa mereka lebih suka berdampingan dengan teman sekelas, tertawa, atau bercanda di kelas. Kembali membaca buku dan menunjukkan bahwa buku teks dan buku tugas tidak terlalu buruk untuk kembali belajar secara tradisional.

Manual atau Kembali Online

Tantangannya adalah masih akan adakah pembelajran berbasi game online di kelas tatap muka? Kahoot, Quizzis atau Hang Man dari ProProos Quiz Maker masihkah akan terdengar dalam ruang-ruang kelas. Jika nilai individu telah berubah oleh pemanfaatan teknologi digiral dan internet maka aktifitas-aktifitas pembelajaran online akan tetap hadir dalam kelas tatap muka.

Pembelajaran jarak jauh tidak mungkin tanpa pemanfaatan teknologi. Namun, teknologi pun tidak harus selalu digunakan dalam setiap ruang kelas. Pemahaman akan manfaat teknologi adalah yang utama, kapan harus pemanfaatannya dan kapan tidak wajib implementasinya. Dorongan belajar tatap muka masih menjadi kesimpulan bahwa  sekolah adalah tempat yang sangat menyenangkan untuk proses pembelajaran. Manfaat teknologi digital akan terasa bermakna ketika guru merasakan bahwa mereka telah membantu meringankan administrasi dan penyampaian materi pelajaran.  Sejujurnya, banyak guru yang akan mengalami bahwa akan rumit untuk kembali belajar online setelah kehidupan sekolah normal kembali.

Pentingnya e-Learning

Banyak guru dan siswa telah menjadi penggemar e-learning selama kurang lebih hampir satu tahun ini. Tidak semata bahwa guru harus sebagai ahli teknologi pendidikan dulu baru menikmati lingkungan e-learning. Internet dan banyaknya pelatihan online telah banyak membantu meningkatnya keterampilan guru menyelenggarakan e-learning.

Gambar: Salah satu layanan belajar online. Sumber: Dok. Pribadi.

Jauh sebelumnya telah lama terdengar tentang Moodle yang hadir lewat promosi pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Beragam pelatihan e-learning pun telah marak penyelenggarannya. Artinya, sebelumnya telah banya pelatihan sekolah jarak jauh untuk para guru. Zenius, Edmodo, Quipper, Kipin dan Ruang Guru sudah aktif melakukannya.  Harus pula semua orang menerima bahwa selalu ada guru yang tidak ingin melakukan pelatihan  dan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh. Untuk membangun keyakinan pentingnya e-learning menunju distance learning yang baik maka literasi digital penting untuk kehidupan saat ini, dan semua guru membutuhkannya.

Selain pemerintah, kepala sekolah dan mereka yang bertanggung jawab untuk kepentingan layanan pendidikan harus mendukung e-learning.  Saat ini, banyak guru yang telah melakukan pelatihan mandiri serta mempraktekkan e-learning.

Rintangan e-learning tentu masih tidak terhitung. Pemanfaatan teknologi digital menjadi salah satu solusi selain meningkatkan kompetensi dan literasi digital pelaku-pelaku pendidikan. Banyak guru sudah sangat mandiri dan professional meningkatkan kapasitasnya mereka memiliki kebebasan untuk memilih metode mereka sendiri.

Pada akhirnya, tidak semua pembelajaran model e-learning dan belajar jarak jauh efektif di sekolah. Tetapi peran sebagai guru sangat penting untuk mengajarkan keterampilan digital kepada siswa dalam rangka menjawab tantangan dunia yang terus berubah. Jadi, jangan berhenti memanfaatkan e-learning setelah pandemi Covid-19 berakhir. Mari mendukung pengembangan yang sedang berproses dari teknologi informasi, internet dan digital.  Beradaptasi dengan cepat atas segala perubahan dalam dunia pendidikan adalah kuncinya.

Salam literasi.

Yulius Roma Patandean

SMAN 5 Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan

NPA. 20020400134

 

 

Share:
Lokasi: Jl. Nusantara No.69A, Bombongan, Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan 91811, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia