Minggu, 31 Mei 2020

SEKOLAH SWASTA DI TENGAH PANDEMI VIRUS CORONA



Bisakah sekolah swasta bertahan di tengah wabah virus corona? Bagaimana strategi menghadapinya? Apakah orang tua tetap mau membayar uang sekolah?

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru telah dibuka di berbagai jenjang sekolah. Kelompok Bermain, PAUD, TK, SD, SMP, MTs hingga SMA, SMK, MA sederajat telah membuka sesi pendaftaran. Bukan hanya sekolah negeri di bawah naungan pemerintah. Sekolah swasta juga telah membuka layanan pendaftarannya. Informasi pendaftaran saat ini lebih gampang menyebarkannya secara online dan melalui media sosial.

Nah, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sekolah-sekolah swasta tentunya ikut berbenah. Menyiapkan langkah-langkah pengelolaan sekolah ke depannya. Tantangan sekolah swasta saat ini adalah seperti apa kiat mereka bertahan dalam kondisi saat ini. Secara khusus terkait biaya pendidikan. Seperti kita ketahui, operasional sekolah swasta lebih banyak tergantung ke biaya partisipasi dari peserta didik. 

Saya mengatakan bahwa sekolah swasta harus tetap bernafas memberi layanan pendidikan. Mengapa? Karena calon peserta didik baru dan lulusan-lulusan untuk jenjang selanjutnya tidak akan mampu ditampung seluruhnya oleh sekolah-sekolah negeri. Apalagi kuota daya tampung untuk setiap rombel telah di atur jumlah maksimalnya. 

Langkah pertama yang bisa dilakukan sekolah swasta adalah menyiapkan dan mempromosikan metode pembelajaran mereka jika kegiatan belajar mengajar nantinya di tahun ajaran baru masih tetap dilaksanakan dari rumah. Penting untuk mensosialisasikan secara jelas dan terus menerus kepada para orang tua peserta didik bahwa kedudukan belajar online dan belajar konvensional itu adalah sama. Cara pelaksanaannya saja yang berbeda.

Kedua, memberikan penjelasan secara detail tentang seperti apa cara guru-guru mengajar secara online. Sejauh mana kesiapan para guru. Sekolah harus memastikan bahwa semua guru mereka bisa mengajar secara online. Kelengkapan sumber daya yang dimiliki guru dan sekolah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga harus disampaikan secara jelas. Lalu, sejauh mana materi-materi ajar akan sampai kepada anak. Termasuk di sini kesiapan sekolah untuk memberikan layanan door to door jika peserta didik mereka berada dalam zona WTS (wilayah tanpa sinyal).

Ketiga, sekolah menyediakan layanan Call Center yang berfungsi 24x7 yang gampang diakses masyarakat. Artinya 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Layanan ini bisa dalam bentuk nomor telepon, nomor WA, email, atau website sekolah. Layanan ini sangat penting sebagai sarana komunikasi di tengah pandemi saat ini.

Keempat, sangat diperlukan kontribusi langsung pejabat pembuat komitmen dan penanggung jawab yayasan pada sekolah swasta. Kontribusi di sini adalah menyiapkan opsi pembiayaan operasional sekolah, termasuk membayar gaji para guru dan tendiknya. Opsi ini dilaksanakan melalui penyiapan alokasi dana darurat khusus di sekolah. Kemudian pihak yayasan melakukakan penggalangan sumber dana lain lewat sponsor. 

Kelima, sekolah bisa menggerakkan usaha sekolah untuk mencari biaya tambahan. Misalnya menjual barang-barang kerajinan hasil karya anak kepada masyarakat secara online dengan harga terjangkau. Jangan lupa memberikan hastag menarik tentang penjualan hasil karya ini. Misalnya penjualan karya-karya anak dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran di sekolah selama pandemi.

Keenam, sekolah harus tetap memberikan sosialisasi tentang visi dan misi sekolah. Termasuk prestasi-prestasi yang diraih selama ini. Ini penting untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat. Para orang tua juga seringkali tidak mempertimbangkan besaran biaya sekolah tertentu, oleh karena output sekolah tersebut sudah dibuktikan di tengah masyarakat.

Ketujuh, sekolah menjalin komunikasi dengan semua alumninya. Menginventarisir semua alumni, baik yang memiliki pekerjaan tetap maupun yang tidak. Lalu, menyampaikan kondisi sekolah di tengah darurat kesehatan. Dukungan dana sedikit-demi sedikit dari para alumni bisa menopang biaya operasional sekolah. 

Selanjutnya, apakah orang tua harus tetap membayar uang sekolah. Jawabannya YA. Harus tetap membayar. Orang tua yang peduli akan pentingnya pendidikan, pentingnya belajar, pentingnya memperoleh nilai kehidupan dari sekolah, pasti akan mendukung sekolah yang dipilihkan untuk anaknya dalam bentuk dukungan biaya. Sekolah swasta bukan sekolah negeri yang punya dana rutin dari pemerintah, walaupun sama-sama menerima Dana BOS. Sekolah swasta memiliki banyak tanggungan yang harus dibiayai secara mandiri. Tanpa dukungan orang tua peserta didik secara penuh, sekolah swasta tidak akan maksimal membiayai operasionalnya. 

Terlepas dari banyaknya sekolah swasta yang bisa mandiri tanpa uluran tangan orang tua siswa karena dibawah naungan yayasan atau perusahaan besar yang sumber dananya stabil. Orang tua yang memilih sekolah swasta untuk anaknya harus memiliki kebesaran hati dan kepedulian untuk mendukung lewat partisipasi biaya.

Belajar secara online tidak dipungkiri lagi membutuhkan biaya besar. Misalnya, daya listrik untuk belajar live menggunakan komputer, daya paket data untuk guru-guru dan termasuk peserta didik, dsbnya. Ini harus menjadi pertimbangan para orang tua.

Belajar dari rumah bukan berarti sekolah tidak membutuhkan biaya perawatan. Justru seringkali peralatan yang tidak terpakai justru rusak dan membutuhkan biaya perawatan. Intinya, orang tua harus tetap mendukung sekolah swasta jika mereka memilih sekolah tersebut sebagai sarana pendidikan anaknya.

Tentunya pihak sekolah swasta juga harus merevisi besaran biaya pendidikan di sekolah selama masa pandemi. Misalnya ada pengurangan 15%-25% dari biaya normal selama ini. Pengurangan biaya ini bisa diperkuat dengan memberikan rancangan kebutuhan biaya sekolah selama satu bulan atau tiga bulan dalam bentuk data RKAS atau Rencana Anggaran Belanja kepada semua orang tua siswa nantinya. Sehingga orang tua bisa mempertimbangkannya. Transparansi penggunaan biaya sekolah dari peserta didik disampaikan kepada masyarakat. Minimal seperti itu.

Jika memungkinkan sekolah swasta membuka daftar pemberi bantuan kepada sekolah selama pandemi, misalnya bantuan paket data bulanan. Ya, siapa tahu ada perusahaan-perusahaan di daerah yang berkenan memberi dukungan. Luar biasa lagi jika Telkom dan Indosat serta provider lainnya memberikan layanan gratis data kepada sekolah-sekolah swasta yang membutuhkan. Minimal diskon 50% dari harga normal selama satu bulan.

Terkait alumni sekolah, jika ada alumni yang tidak bekerja secara tetap atau penghasilannya terbatas dan ada anaknya yang akan masuk atau sementara belajar di sekolah itu, sekolah bisa memberi kompensasi pengurangan biaya. 

Jadi, pendapat saya, sekolah swasta harus tetap eksis di masa pandemi. Kreatifitas sekolah sangat dibutuhkan. Evaluasi dan penyesuaian biaya perlu dipertimbangkan. Orang tua harus mendukung penuh keberadaan sekolah swasta dalam bentuk dukungan dana. Baik masyarakat umum maupun korporasi perlu membantu sekolah swasta. Demi kemajuan negeri kita. 

Salam Sehat.

Share:

4 komentar:

  1. Siip.luar biasa solusinya. Tetap orang tua membiayai anaknya yg Allah si swasta sesuai kemampuan dan kesepakatan dg sklah

    BalasHapus
  2. Terimakasih. Luar biasa pak..

    BalasHapus

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia