Rabu, 13 Mei 2020

MENULIS DI MEDIA CETAK DAN KENAIKAN PANGKAT GURU ASN

Menulis adalah sebuah terapi menjaga kesehatan jiwa kita. Menulis bisa menulis apa saja. Salah satunya menulis karya ilmiah seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artikel ilmiah dan karya tulis lainnya adalah kebutuhan bagi guru-guru terutama guru ASN. Karya tulis ilmiah adalah salah satu syarat kenaikan pangkat guru ASN. Memang harus diakui bahwa menulis karya ilmiah ini masih merupakan momok bagi sebagian besar guru di Indonesia. 

Nah, kali ini ada seorang ibu guru luar biasa yang berbagi ilmu bagaimana meretas jalan menghasilkan karya ilmiah dalam bentuk PTK dan Artikel Ilmiah. Namun, sebelum meniti ilmu dari beliau, baiknya simak dulu biografi singkatnya.

Dra. Rahmi Wilandari , M.Pd, dilahirkan di Surabaya, 1 Januari 1965. Saat ini beralamat di Jl. Sutedi Senoputra Gg Cempaka I/2 Karangpilang Surabaya 60221. Sementara alamat surel di rahmi.smadda@yahoo.com. Di samping itu, beliau juga mengelola blog di https://edukasirahmiwilandari.blogspot.com. Bagi yang ingin berkomunikasi langsun, dapat menghubungi nomor HP  beliau, 081235192393. Terkait pendidikannya, beliau lulus S1 Pendidikan Ekonomi Tahun 1988, dan lulus S2 Pendidikan Ekonomi Tahun 2013. Sekarang ini beliau mengajar mapel Ekonomi dan Kewirausahaan di SMA Negeri 21 Surabaya, Provinsi Jawa Timur.

Sejumlah Karya Tulis telah dihasilkannya, diantaranya: Jurnal Pendidikan Ekonomi UNESA Surabaya “ Pembelajaran Kooperatif Tipe Thik Pair Share dengan Media 3D Topiscape SE (Student Edition) untuk Meningkatkan Ketuntasan belajar Siswa (2013) “; Pemanfaatan Media Pembelajaran Audio dan Multimedia (2013); My Literacy for My Future (Literasiku, Masa Depanku) (2017); Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dengan menggunakan Media Kartu Remi (Playing Cards) untuk meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Permintaan dan Penawaran  (2018); Wajib dan perlukah Pendidikan Kewirausahaan di SMA (Artikel Ilmiah) (2019); dan Membangun Karakter Generasi Milenial menghadapi Era Revolusi Industri 4.0   (2019)

Dari karya tulis yang dihasilkannya, telah dianugerahi penghargaan, yaitu: Juara 3 LKTI Majalah Media (PGRI) Tingkat Jawa Timur tahun 2013 dan Juara Lomba Guru Menginspirasi ( KTI Literasi ) Tingkat Nasional  2018 untuk jenjang SMA / MA / SMK diselenggarakan oleh Penerbit PT. Erlangga Jakarta.

I. KARYA TULIS ILMIAH
Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskriptif, penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Di antara jenis penelitian  tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research).  PTK bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan oleh seorang guru. Semua itu bisa diangkat dari permasalahan sehari-hari di mana kita mengajar. Dan untuk menulis bukanlah menjadi hambatan bagi seorang guru. Semua tergantung pada motivasi, keinginan, serta semangat dari diri  sendiri untuk mencoba memulai menulis, dan jangan ragu untuk memulai menulis.

Menulispun  juga ada bermacam-macam. Bagi seorang guru yang punya bakat dan imajinasi yang tinggi bisa menulis Cerita Pendek (Cerpen) atau menulis Cerita Bersambung ( Cerber ) atau novel. Mulailah dengan menulis sedikit tentang cerita pengalaman kita setiap hari, dalam bentuk buku harian. Lama kelamaan kita akan menjadi suatu kebiasaan, jika tidak menulis sehari saja akan terasa ganjil. Seakan tiada hari tanpa menulis.

Guru dituntut untuk dapat menulis laporannya. Selama ini kendala yang muncul dari guru  yang berstatus PNS jika mengajuan kenaikan pangkat dari IV.a ke IV.b adalah  pada UNSUR UTAMA Poin E. PKB (Penilaian Kinerja Berkelanjutan), ada 3 poin yang harus diperhatikan :
1.    Pengembagan Diri
2.    Publikasi Ilmiah
3.    Karya Inovatif

Uraian PKB ini adalah:
Unsur Utama: Pengembangan diri+(Publikasi Ilmiah+Karya Inovatif)= 90%
Unsur Penunjang: =10 %
Kesimpulannya: bagi seorang guru dituntut untuk membuat Publikasi Ilmiah antara lain : PTK, Karya Ilmiah atau Best Practice atau Research and  Development, dll.

Di dalam UNSUR  UTAMA, nilai tertinggi jika kita bisa membuat Penelitian Tindakan Kelas ( PTK).  Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita sebagai guru dituntut untuk membuat PTK.  Unsur Utama selain PTK bisa Karya Tulis Ilmiah, Artikel Ilmiah, atau Best Practice. Dalam penyusunan laporan PTK perlu mengikuti garis besar sistematika yang umum digunakan. Untuk memudahkan menulis laporan, terlebih dahulu harus dikembangkan format atau struktur laporan. Secara garis besar, laporan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian pembukaan terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, dan abstrak. Bagian isi terdiri atas pendahuluan, prosedur, hasil dan pembahasan, simpulan dan rekomendasi atau saran. Bagian penunjang terdiri atas daftar pustaka, lampiran-lampiran yang perlu, dan lampiran instrumen penelitian. Penjelasan rinci, dapat diperhatikan contoh salah satu format laporan PTK berikut ini.

II. FORMAT LAPORAN PTK
1.     Halaman Judul
2.     Halaman Pengesahan
3.     Abstrak (Bahasa Indonesia + Bahasa Inggris, maksimum masing-masing 150-250 kata )
4.     KATA PENGANTAR
5.     DARTAR ISI
6.     DAFTAR TABEL
7.     DAFTAR GRAFIK
8.     DAFTAR GAMBAR
9.     DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.  Masalah dan latar belakang masalah.
Uraikan secara lugas masalah yang ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan tingkat masalah yang ingin ditanggulangi oleh peneliti.
B.   Rumusan masalah.
Uraikan secara singkat bentuk tindakan yang akan diambil (misalnya: mengapa berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi/ TIK?), argumentasi teoretik dan/atau empirik pemilihan tindakan, dan rumuskan hipotesis tindakan sebagai landasan tindakan yang digunakan (bila dipandang memungkinkan).
C.   Tujuan penelitian.
Uraikan hasil penelitian yang diharapkan (anticipated results) dari penelitian ini.
D.  Ruang Lingkup Penelitian.
Sebutkan lingkup atau batas-batas tindakan yang akan diambil peneliti.
E.   Manfaat penelitian.
Uraikan secara jelas manfaat hasil penelitian bagi sekolah (misalnya: pengembangan kurikulum,  kebijakan, guru, maupun siswa, dsb.)

BAB II: PEMBAHASAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 
A.   Pembahasan
Uraikan dengan seksama dan deskriktif variabel penelitian anda (Uraikan variabel X dan Y)
B.   Kerangka pikir.
Adalah sintaks dari hasil analisa variabel penelitian yang berbentuk skema yang menghasilkan sebuah pernyataan
C.   Hipotesis
Berisi dugaan sementara calon peneliti terkait variabel penelitian yang biasanya ditandai dengan kalimat : jika... maka....

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS  
A.   Setting Penelitian
Sebutkan lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian (misal:   Semester I, II, bulan, tahun, dst.), dan karakteristik kelompok sasaran yang menjadi subjek penelitian, serta bentuk aktivitas penggunaan ICT dalam pembelajaran.
B.   Prosedur Penelitian
1.   Gambaran Umum Penelitian.
2.   Uraikan gambaran umum penelitian yang dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian yang dilakukan.
Rincian Prosedur Penelitian
a.   Persiapan Tindakan
Sebutkan persiapan apa saja yang dilakukan (seperti analisis diagnostik untuk menspesifikasi masalah dan rincian penyebab timbulnya masalah), pembuatan alat-alat  berbasis TIK dalam rangka tindakan, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan di kelas.
b.   Implementasi Tindakan.
Deskripsikan tindakan yang akan diambil, skenario kerja tindakan, dan prosedur tidakan yang digunakan peneliti.
c.   Pemantauan dan Evaluasi
Uraikan Prosedur pemantauan dan evaluasi tindakan, alat- alat pemantauan dan evaluasi yang digunakan, beserta kriteria keberhasilan tindakannya.
d.   Analisis dan Refleksi
Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi terhadap tindakan yang telah diambil, tim yang terlibat dalam analisis hasil pemantauan dan refleksi, kriteria dan rencana bagi tindakan daur ulang.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sajikan hasil penelitian atau temuan setelah tindakan dilaksanakan dan penyajian temuan harus sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, dan dilakukan pembahasan secara lengkap tentang temuan atau hasil PTK tersebut. Pembahasan hendaknya memberikan penjelasan tentang kegagalan maupun keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran, tentu bila salah satu atau keduanya ada, suatu tindakan

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN  
A.  Simpulan
Simpulkan hasil penelitian yang diperoleh secara lengkap, sesuai dengan masalah yang diteliti
B.  Saran-saran
Ajukan saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian lebih lanjut dimasa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.     Silabus
2.     Materi Ajar
3.     RPP
4.     Media Pembelajaran
5.     Nilai dan daftar hadir siklus 1-3
6.     Lembar  Pengamatan Aktivitas Guru
7.     Lembar  Pengamatan Aktivitas Siswa
8.     Foto kegiatan Penelitian
9. Lampiran lain-lain ( Undangan Seminar, Panitia Seminar, Notulen Seminar, Surat Pernyataan Keorisinilan Penelitian , Surat Keterangan Waktu Penelitian , Penyerahan PTK ke Perputakaan Sekolah)

CONTOH ABSTRAK DALAM BAHASA INDONESIA
Wilandari, Rahmi. 2018. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe make a Match (Mencari Pasangan) dengan Media Kartu  Remi untuk meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Di Kelas X IIS 1 SMAN 21 Surabaya

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menerapkan pembelajaran  Kooperatif Tipe Make a Match ( Mencari Pasangan ) dengan Media Kartu Model Remi  untuk meningkatkan Ketuntasan belajar Siswa kelas X IIS1  di SMAN 21 Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari 3 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS1  SMA Negeri 21 Surabaya. Tehnik Analisa data untuk validitas soal menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson.

Kesimpulan dari hasil penelitian  bahwa : (1) Rata-rata hasil Belajar siklus pertama  76,49 pada siklus kedua rata-rata hasil belajar : 78,92 dan pada siklus ketiga rata-rata hasil belajar  : 84,32, (2) Pada siklus pertama siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 64,86 %, sedangkan untuk siklus kedua siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 75,68 % untuk siklus ketiga  yang tuntas 89,19 %.  (3) adanya respon positif dari siswa terhadap penerapan Kartu Model Remi sebagai media pembelajaran. Berdasarkan angket respon siswa sebagian besar siswa setuju dan sangat setuju dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan Kartu Model Remi. Hal ini dapat disimpulkan     bahwa Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dengan Media Kartu Remi dapat meningkatkan ketuntasan Belajar Siswa di SMAN 21 Surabaya.

Kata kunci : Kooperatif,  Make a Match  , Ketuntasan Belajar Siswa, Media Kartu Model Remi.

CONTOH ABSTRAK DALAM BAHASA INGGRIS
Wilandari, Rahmi. 2018. Application of Cooperative Learning Type Make a match (Looking for Couples) with Playing Card Media to enhance Student Learning Completeness Request and Supply Materials In Class X IIS 1 of SMAN 21 Surabaya

This research was conducted with the aim of applying Cooperative Learning Type Make a Match (Looking for Couples) with the Media Rummy Model Card to improve the mastery learning of Grade X IIS1 students at SMAN 21 Surabaya. This type of research is a classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles. The research subjects were students of class X IIS1 of SMA Negeri 21 Surabaya. Data Analysis Techniques for the validity of the questions using the Pearson Product Moment Correlation Formula.  

Conclusions from the results of the study that: (1) The average learning outcomes of the first cycle 76.49 in the second cycle the average learning outcomes: 78.92 and in the third cycle the average learning outcomes: 84.32, (2) In the cycle first students who declared complete by 64.86%, while for the second cycle students who were declared complete by 75.68% for the third cycle who completed 89.19%. (3) there is a positive response from students towards the application of the Rummy Model Card as a learning medium. Based on student response questionnaires, most students agreed and strongly agreed with the application  of Make a Match type cooperative learning with Rummy Model Cards. It can be concluded that the Cooperative Learning type Make a Match with Rummy Card Media can improve the completeness of Student Learning in SMAN 21 Surabaya 

Keywords: Cooperative Make a Match, Student Learning Completeness, Media Rummy Model Cards.

ARTIKEL ILMIAH
Untuk Penulisan Artikel Ilmiah  yang sedang (1500 -2000 kata), kita bisa menuliskan dalam beberapa paragraf:
1.           Paragraf  1  (berisi Pengantar  dan Permasalahan)
2.           Paragraf  2-10  (Pembahasan dan Cara / Altenatif Pemecahan / Solusi)
3.           Paragraf ke 11 (Kesimpulan)
4.           Kertas ukuran A4 3- 4 halaman dengan spasi 1,5

Sementara terkait lomba, tergantung permintaan panitia. Kemudian untuk Artikel Ilmiah pendek 500 -1000 kata, sudah bisa menjadi artikel Ilmiah.

PENGALAMAN IBU RAHMI WILANDARI DALAM MENULIS ILMIAH
Pada umumnya para penulis punya latar belakang pendidikan Bahasa dan Sastra, sedangkan beliau berlatar belakang Pendidikan Ekonomi. Awal ketertarikannya untuk menulis adalah segala kejadian sehari-hari yang dialaminya ditulis. Misalnya, pada saat berangkat kerja ada kejadian menarik. Tiba di sekolah langsung buka laptop, kejadian yang dilihatnya ditulis garis besarnya.  Setelah sampai di rumah ia buka lagi laptopnya untuk melanjutkan cerita yang tertunda  tadinya.

Ia juga tidak pandai merangkai kata-kata untuk menjadi sebuah kalimat menyenangkan untuk menjadi sebuah paragraf yang enak untuk dibaca.

Dalam menulis, ada macam-macam penulis. Ada Penulis cerpen,  ada penulis novel,  ada penulis cerita bersambung (Cerber), dan ada juga penulis ilmiah. Terdapat juga kategori penulis fiksi dan non fiksi. Di samping itu, penulis artikel pun juga ada klasifikasinya, yakni penulis umum ada penulis buku teks. Penulis umum itu bisa menulis buku teks pembelajaran sementara penulis khusus, menulis buku ilmiah atau buku motivator.

Menurut ibu Rahmi, janganlah enggan untuk mulai menulis. Contohnya, jika ia ada waktu luang selalu ia habiskan untuk membaca di perpustakaan. Selain perpustakaannya adem,  tenang untuk membaca dan bisa menginspirasi untuk menulis.

Penulisan KTI atau artikel dibutuhkan wawasan, seperti rajin membaca baik buku cetakan atau e-book.

Pada penelitian dikenal Penelitian Deskriptif, Penelitian eksperimen (penelitian murni)  dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bagi guru, PTK adalah keharusan untuk melaksanakannya dan  sangat mudah karena dari kejadian sehari saat mengajar.

Saat pertama kali ibu Rahmi ikut lomba KTI (PTK)  tahun 2013. Ia tidak punya target untuk menang. Saat penelitian ia laksanakan, berpikir sekedar mencari pengalaman.

Saat itu pula sedang gencar-gencarnya workshop tentang Penulisan PTK dan Karya Ilmiah. Sehingga banyak guru pada penasaran bagaimana menulis PTK.

Tahun 2017 ibu Rahmi dan siswanya pernah pernah mengadakan penelitian diskriptif tentang layanan non tunai,  dengan tehnik wawancara. Ternyata pelayanan sekarang lebih banyak menggunakan e-Money.

Sebuah keberhasilan harus disertai usaha, semangat serta kerja keras. Terkadang kita lagi mood menulis,  jika penyakit malas kambuh enggan lagi menulis. Mulailah belajar disiplin diri menulis setiap hari. Jika sudah terbiasa akan enak,  dan kecanduan untuk selalu menulis dan menulis.

Penelitian diskriptif adalah penelitian di mana peneliti mampu mengidentifikasi mengapa,  apa dan bagamana fenomena sosial. Banyak sekali gejala sosial yang terkadang kita bisa memprediksinya.

Judul PTK bisa diramu dari kegiatan kita mengajar, yang nantinya bisa kita jadikan PTK. PTK minimal harus 2 siklus,  namun 3 siklus lebih baik. Kalau pakai media pembelajaran  maka PTK ada 3 variabel,  dan harus ada lembar pengamatan penggunaan media. Kemudian, penelitian dari siklus 1 ke siklus 2 dan siklus 3 harus ada peningkatan.

Ada pandangan yang salah selama ini. Nanti gurunya membuat PTK karena mau naik pangkat,  usahakan 1 tahun pelajaran minimal 1 PTK,  jadi pas naik pangkat aman dan tenang karena kita sudah siap buka PTK yang telah dibuat. Jika demikian tidak perlu lagi menggunakan PTK “jahitan.”

Antara PTK dan Best Practice tidak sama.  Best Practice adalah pengalamn terbaik. Terkait hal ini dijelaskan dalam buku 4 dan buku 5 Pedoman Kenaikan Pangkat.

Dalam pembuatan PTK itu awalnya adalah problem dalam kelas yang akan di perbaiki. Treatment apa yang dilakukan supaya PTK itu benar-benar sebuah penelitian, karena terkadang guru hanya mengejar  target untuk kenaikan pangkat belaka .

Dalam penulisan PTK, sumber utamanya adalah kita sebagai guru, berdasarkan temuan-temuan kita saat mengajar. Memang menyusun PTK akan ada sedikit kerepotan dalam mengolah data,  grafik dan tabel.

Ada satu metode yang perlu dicontoh dari ibu Rahmi, setiap menyusun RPP satu semeter, ia sudah merencanakan bab mana yang akan ia buatkan PTK,  dan kira-kira siswa mengalami kesulitan,  dan pakai metode apa, model pembelajarannya bagaimana. Ia benar-benar mempersiapkan PTK-nya sejak awal.

Selalu diingatkan bahwa idealnya abstrak itu ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.  Dengan membuat  PTK, kita bisa  mendapat: Jurnal Ilmiah baik cetak atau online. Untuk keabsahan PTK, maka harus diseminarkan,  ada Berita Acara,  ada undangan dll. Jika PTK berhasil, nilai 4 kenaikan pangkat adalah hadiahnya, dan jangan lupa ada bukti Surat Keterangan Penyerahan PTK ke Petugas Perpustakaan. Dengan demikian pasti lolos kenaikan pangkatnya.

Untuk bisa membuat PTK, tidak mesti pandai merangkai kata. Tapi ibu Rahmi berusaha banyak membaca PTK orang lain di internet,  lalu ia tulis,  setelah selesai, ia baca berulang-berulang, ia tunjukkan ke teman guru bahasa Indonesia,  dikoreksi kekurangannya dimana, sampai bisa jadi paragraf yang enak dibaca.

Menarik atau tidaknya tulisan, tergantung kita yang merangkai kata-kata, misalnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik,  titik,  koma, huruf besar dan huruf kecil apakah sudah tepat pengunaannya.

Artikel bisa ditulis dari kejadian, peristiwa atau gejala yang ada di sekitar kita sehari-sehari. Contoh apa dampak Pandemi Covid-19 terhadap ekonomi masyarakat. Atau dengan adanya Pandemi Covid-19, masalah apa yang dihadapi orangtua peserta didik. Cukup ditulis 500-1000 kata. Intinya ada masalah,  ada pembahasan,  dan ada solusi. Jika sudah jadi kirim ke redaksi majalah atau surat kabar. Artikel yang diterbitkan, akan memberi kita coin dan point. Coin adalah honorarium atas tulisan dan point adalah nilai-nilai untuk kenaikan pangkat. Unsur utama kenaikan pangkat tidak harus selalu PTK,  bisa artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan di majalah atau surat kabar lokal maupun nasional. Namun, tentunya memiliki nilai yang berbeda untuk angka kreditnya.

Semakin sering menulis artikel,  dan semakin sering pula dimuat di surat kabar, maka semakin banyak tabungan Publikasi Ilmiah. Semakin cepat naik pangkat,  dengan jujur dan bermartabat dan bukan sebagai guru Plagiat.

Artikel sedang antara 1500-2000 kata,  artikel berasal dari fenomena / kejadian di sekeliling kita,  ada permasalahan, pembahasan dan kesimpulan tanpa / dengan penelitian.

Artikel dalam jurnal adalah artikel ilmiah hasil penelitian dan non hasil penelitian. Sementara yang dimuat di koran atau majalah adalah artikel ilmiah populer.

Artikel ilmiah hasil penelitian dalam jurnal harus diambil dari laporan hasil penelitian, salah satunya adalah PTK.

Jurnal adalah ringkasan dari PTK,  yang diringkas menjadi kurang lebih 10-15 halaman,  jika jurnal online, kata-kata plagiat dalam jurnal minimal 30% dari keseluruhan kata dalam jurnal.

KESIMPULAN:
  • Membiasakan menulis setiap  hari sedikit demi sedikit, sehingga lama kelamaan menjadi buku.
  • Untuk PTK minimum 2 siklus,  alangkah lebih baik jika 3 siklus
  • Untuk merangkai kata kata dalam PTK perlu banyak membaca dan latihan.
  • PTK menggunakan 2 variabel yakni variabel X dan Y. Apakah perlu pakai metode / model? Kalau metode itu metode Ceramah, diskusi kelompok atau pemberian tugas. Kalau model bisa menggunakan Cooperative Learning, PBL atau PJBL. Cooperative Learning  ada Think Pair Share,  Make a Match dll.
  • Untuk menulis artikel dimajalah atau surat kabar,  dng 500- 1000 kata sudah jadi artikel, asal dalam paragraf sudah ada latar belakang, permasalahan dan paragraf berikutnya solusi 6-9 paragraf,  paragraf ke 10 ada kesimpulan. Terkadang tiap penerbit punya aturan dan kriteria yang berbeda.
  • Menulis selain bisa menjadi hobi atau kebiasaan jika kita bisa mencoba  mengirim ke Surat kabar / majalah bisa mendapat COIN dan POINT. Semakin sering menulis dan dipublikasikan semakin cepat naik pangkat jujur dan bermartabat.


Lampiran:

Membuat Artikel Ilmiah Bersama ibu Rahmi oleh Omjay


Kopi versi Omjay vs Kopi Toraja


Salam Literasi. Selamat Menulis.
Share:

1 komentar:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia