Menulis
adalah sebuah terapi menjaga kesehatan jiwa kita. Menulis bisa menulis apa
saja. Salah satunya menulis karya ilmiah
seperti Penelitian Tindakan Kelas (PTK), artikel ilmiah dan karya tulis lainnya
adalah kebutuhan bagi guru-guru terutama guru ASN. Karya tulis ilmiah adalah
salah satu syarat kenaikan pangkat guru ASN. Memang harus diakui bahwa menulis
karya ilmiah ini masih merupakan momok bagi sebagian besar guru di Indonesia.
Nah, kali ini ada seorang ibu guru luar biasa yang berbagi ilmu bagaimana
meretas jalan menghasilkan karya ilmiah dalam bentuk PTK dan Artikel Ilmiah.
Namun, sebelum meniti ilmu dari beliau, baiknya simak dulu biografi singkatnya.
Dra. Rahmi Wilandari ,
M.Pd, dilahirkan di Surabaya, 1 Januari 1965. Saat ini beralamat di Jl. Sutedi
Senoputra Gg Cempaka I/2 Karangpilang Surabaya 60221. Sementara alamat surel di
rahmi.smadda@yahoo.com. Di samping
itu, beliau juga mengelola blog di https://edukasirahmiwilandari.blogspot.com.
Bagi yang ingin berkomunikasi langsun, dapat menghubungi nomor HP beliau, 081235192393. Terkait pendidikannya,
beliau lulus S1 Pendidikan Ekonomi Tahun 1988, dan lulus S2 Pendidikan Ekonomi
Tahun 2013. Sekarang ini beliau mengajar mapel Ekonomi dan Kewirausahaan di SMA
Negeri 21 Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Sejumlah Karya Tulis telah
dihasilkannya, diantaranya: Jurnal Pendidikan Ekonomi UNESA Surabaya “
Pembelajaran Kooperatif Tipe Thik Pair Share dengan Media 3D Topiscape SE (Student Edition) untuk Meningkatkan Ketuntasan belajar Siswa (2013) “; Pemanfaatan
Media Pembelajaran Audio dan Multimedia (2013); My Literacy for My Future (Literasiku, Masa Depanku) (2017); Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make
a Match dengan menggunakan Media Kartu Remi (Playing Cards) untuk meningkatkan
Ketuntasan Belajar Siswa pada Materi Permintaan dan Penawaran (2018); Wajib dan perlukah Pendidikan
Kewirausahaan di SMA (Artikel Ilmiah) (2019); dan Membangun Karakter
Generasi Milenial menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 (2019)
Dari karya tulis yang
dihasilkannya, telah dianugerahi penghargaan, yaitu: Juara 3 LKTI Majalah Media
(PGRI) Tingkat Jawa Timur tahun 2013 dan Juara Lomba Guru Menginspirasi ( KTI
Literasi ) Tingkat Nasional 2018 untuk
jenjang SMA / MA / SMK diselenggarakan oleh Penerbit PT. Erlangga Jakarta.
I.
KARYA TULIS ILMIAH
Pada dasarnya ada beragam
penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, misalnya penelitian deskriptif,
penelitian eksperimen, dan penelitian tindakan. Di antara jenis
penelitian tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Class Action Research). PTK bukanlah sesuatu hal yang sulit dilakukan
oleh seorang guru. Semua itu bisa diangkat dari permasalahan sehari-hari di mana
kita mengajar. Dan untuk menulis bukanlah menjadi hambatan bagi seorang guru.
Semua tergantung pada motivasi, keinginan, serta semangat dari diri sendiri untuk mencoba memulai menulis, dan
jangan ragu untuk memulai menulis.
Menulispun juga ada bermacam-macam. Bagi seorang guru
yang punya bakat dan imajinasi yang tinggi bisa menulis Cerita Pendek (Cerpen)
atau menulis Cerita Bersambung ( Cerber ) atau novel. Mulailah dengan menulis
sedikit tentang cerita pengalaman kita setiap hari, dalam bentuk buku harian.
Lama kelamaan kita akan menjadi suatu kebiasaan, jika tidak menulis sehari saja
akan terasa ganjil. Seakan tiada hari tanpa menulis.
Guru dituntut untuk dapat
menulis laporannya. Selama ini kendala yang muncul dari guru yang berstatus PNS jika mengajuan kenaikan
pangkat dari IV.a ke IV.b adalah pada
UNSUR UTAMA Poin E. PKB (Penilaian Kinerja Berkelanjutan), ada 3 poin yang
harus diperhatikan :
1.
Pengembagan Diri
2.
Publikasi Ilmiah
3.
Karya Inovatif
Uraian PKB ini adalah:
Unsur Utama: Pengembangan
diri+(Publikasi Ilmiah+Karya Inovatif)= 90%
Unsur Penunjang: =10 %
Kesimpulannya: bagi
seorang guru dituntut untuk membuat Publikasi Ilmiah antara lain : PTK, Karya
Ilmiah atau Best Practice atau Research and
Development, dll.
Di dalam UNSUR UTAMA, nilai tertinggi jika kita bisa membuat
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK). Mau tidak
mau, suka atau tidak suka, kita sebagai guru dituntut untuk membuat PTK. Unsur Utama selain PTK bisa Karya Tulis
Ilmiah, Artikel Ilmiah, atau Best Practice.
Dalam penyusunan laporan PTK perlu mengikuti garis besar sistematika yang umum
digunakan. Untuk memudahkan menulis laporan, terlebih dahulu harus dikembangkan
format atau struktur laporan. Secara garis besar, laporan dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian pembukaan, bagian isi, dan bagian penunjang. Bagian
pembukaan terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan, dan abstrak. Bagian
isi terdiri atas pendahuluan, prosedur, hasil dan pembahasan, simpulan dan
rekomendasi atau saran. Bagian penunjang terdiri atas daftar pustaka,
lampiran-lampiran yang perlu, dan lampiran instrumen penelitian. Penjelasan
rinci, dapat diperhatikan contoh salah satu format laporan PTK berikut ini.
II.
FORMAT LAPORAN PTK
1.
Halaman Judul
2.
Halaman Pengesahan
3.
Abstrak (Bahasa Indonesia + Bahasa Inggris,
maksimum masing-masing 150-250 kata )
4.
KATA PENGANTAR
5.
DARTAR ISI
6.
DAFTAR TABEL
7.
DAFTAR GRAFIK
8.
DAFTAR GAMBAR
9.
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I PENDAHULUAN
A. Masalah
dan latar belakang masalah.
Uraikan
secara lugas masalah yang ingin ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah
tersebut, dan tingkat masalah yang ingin ditanggulangi oleh peneliti.
B. Rumusan
masalah.
Uraikan
secara singkat bentuk tindakan yang akan diambil (misalnya: mengapa berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi/ TIK?), argumentasi teoretik dan/atau
empirik pemilihan tindakan, dan rumuskan hipotesis tindakan sebagai landasan tindakan
yang digunakan (bila dipandang memungkinkan).
C. Tujuan
penelitian.
Uraikan
hasil penelitian yang diharapkan (anticipated
results) dari penelitian ini.
D. Ruang
Lingkup Penelitian.
Sebutkan
lingkup atau batas-batas tindakan yang akan diambil peneliti.
E. Manfaat
penelitian.
Uraikan
secara jelas manfaat hasil penelitian bagi sekolah (misalnya: pengembangan
kurikulum, kebijakan, guru, maupun siswa, dsb.)
BAB
II: PEMBAHASAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Pembahasan
Uraikan dengan seksama dan deskriktif variabel penelitian anda (Uraikan variabel X dan Y)
Uraikan dengan seksama dan deskriktif variabel penelitian anda (Uraikan variabel X dan Y)
B. Kerangka
pikir.
Adalah
sintaks dari hasil analisa variabel penelitian yang berbentuk skema yang
menghasilkan sebuah pernyataan
C. Hipotesis
Berisi
dugaan sementara calon peneliti terkait variabel penelitian yang biasanya
ditandai dengan kalimat : jika... maka....
BAB
III : PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Setting Penelitian
Sebutkan
lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian (misal: Semester I, II, bulan, tahun, dst.), dan
karakteristik kelompok sasaran yang menjadi subjek penelitian, serta bentuk
aktivitas penggunaan ICT dalam pembelajaran.
B. Prosedur Penelitian
1.
Gambaran Umum Penelitian.
2.
Uraikan gambaran umum penelitian yang
dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian yang dilakukan.
Rincian Prosedur Penelitian
a.
Persiapan Tindakan
Sebutkan persiapan apa saja yang dilakukan
(seperti analisis diagnostik untuk menspesifikasi masalah dan rincian penyebab
timbulnya masalah), pembuatan alat-alat berbasis TIK dalam rangka
tindakan, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan di kelas.
b.
Implementasi Tindakan.
Deskripsikan tindakan yang akan diambil,
skenario kerja tindakan, dan prosedur tidakan yang digunakan peneliti.
c.
Pemantauan dan Evaluasi
Uraikan Prosedur pemantauan dan evaluasi
tindakan, alat- alat pemantauan dan evaluasi yang digunakan, beserta kriteria
keberhasilan tindakannya.
d.
Analisis dan Refleksi
Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi
terhadap tindakan yang telah diambil, tim yang terlibat dalam analisis hasil
pemantauan dan refleksi, kriteria dan rencana bagi tindakan daur ulang.
BAB
IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Sajikan hasil penelitian
atau temuan setelah tindakan dilaksanakan dan penyajian temuan harus sesuai
dengan masalah yang telah dirumuskan, dan dilakukan pembahasan secara lengkap
tentang temuan atau hasil PTK tersebut. Pembahasan hendaknya memberikan
penjelasan tentang kegagalan maupun keberhasilan penerapan TIK dalam
pembelajaran, tentu bila salah satu atau keduanya ada, suatu tindakan
BAB
V : SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulkan
hasil penelitian yang diperoleh secara lengkap, sesuai dengan masalah yang
diteliti
B. Saran-saran
Ajukan
saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian lebih
lanjut dimasa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Silabus
2.
Materi Ajar
3.
RPP
4.
Media Pembelajaran
5.
Nilai dan daftar hadir siklus 1-3
6.
Lembar
Pengamatan Aktivitas Guru
7.
Lembar
Pengamatan Aktivitas Siswa
8.
Foto kegiatan Penelitian
9. Lampiran lain-lain ( Undangan Seminar,
Panitia Seminar, Notulen Seminar, Surat Pernyataan Keorisinilan Penelitian ,
Surat Keterangan Waktu Penelitian , Penyerahan PTK ke Perputakaan Sekolah)
CONTOH
ABSTRAK DALAM BAHASA INDONESIA
Wilandari, Rahmi. 2018.
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe make
a Match (Mencari Pasangan) dengan Media Kartu Remi untuk meningkatkan Ketuntasan Belajar
Siswa Materi Permintaan dan Penawaran Di Kelas X IIS 1 SMAN 21 Surabaya
Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan menerapkan pembelajaran
Kooperatif Tipe Make a Match ( Mencari Pasangan ) dengan Media Kartu
Model Remi untuk meningkatkan Ketuntasan
belajar Siswa kelas X IIS1 di SMAN 21
Surabaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang
terdiri dari 3 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS1 SMA Negeri 21 Surabaya. Tehnik Analisa data
untuk validitas soal menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson.
Kesimpulan dari hasil
penelitian bahwa : (1) Rata-rata hasil
Belajar siklus pertama 76,49 pada siklus
kedua rata-rata hasil belajar : 78,92 dan pada siklus ketiga rata-rata hasil
belajar : 84,32, (2) Pada siklus pertama
siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 64,86 %, sedangkan untuk siklus kedua
siswa yang dinyatakan tuntas sebesar 75,68 % untuk siklus ketiga yang tuntas 89,19 %. (3) adanya respon positif dari siswa terhadap
penerapan Kartu Model Remi sebagai media pembelajaran. Berdasarkan angket
respon siswa sebagian besar siswa setuju dan sangat setuju dengan penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
dengan Kartu Model Remi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match dengan Media Kartu Remi
dapat meningkatkan ketuntasan Belajar Siswa di SMAN 21 Surabaya.
Kata kunci : Kooperatif, Make a
Match , Ketuntasan Belajar Siswa,
Media Kartu Model Remi.
CONTOH
ABSTRAK DALAM BAHASA INGGRIS
Wilandari,
Rahmi. 2018. Application of Cooperative Learning Type Make a match (Looking for
Couples) with Playing Card Media to enhance Student Learning Completeness
Request and Supply Materials In Class X IIS 1 of SMAN 21 Surabaya
This
research was conducted with the aim of applying Cooperative Learning Type Make
a Match (Looking for Couples) with the Media Rummy Model Card to improve the
mastery learning of Grade X IIS1 students at SMAN 21 Surabaya. This type of
research is a classroom action research (CAR), which consists of 3 cycles. The
research subjects were students of class X IIS1 of SMA Negeri 21 Surabaya. Data
Analysis Techniques for the validity of the questions using the Pearson Product
Moment Correlation Formula.
Conclusions
from the results of the study that: (1) The average learning outcomes of the
first cycle 76.49 in the second cycle the average learning outcomes: 78.92 and
in the third cycle the average learning outcomes: 84.32, (2) In the cycle first
students who declared complete by 64.86%, while for the second cycle students who
were declared complete by 75.68% for the third cycle who completed 89.19%. (3)
there is a positive response from students towards the application of the Rummy
Model Card as a learning medium. Based on student response questionnaires, most
students agreed and strongly agreed with the application of Make a Match
type cooperative learning with Rummy Model Cards. It can be concluded that the
Cooperative Learning type Make a Match with Rummy Card Media can improve the
completeness of Student Learning in SMAN 21 Surabaya
Keywords:
Cooperative Make a Match, Student Learning Completeness, Media Rummy Model
Cards.
ARTIKEL
ILMIAH
Untuk Penulisan Artikel
Ilmiah yang sedang (1500 -2000 kata),
kita bisa menuliskan dalam beberapa paragraf:
1.
Paragraf
1 (berisi Pengantar dan Permasalahan)
2.
Paragraf
2-10 (Pembahasan dan Cara /
Altenatif Pemecahan / Solusi)
3.
Paragraf ke 11 (Kesimpulan)
4.
Kertas ukuran A4 3- 4 halaman dengan spasi
1,5
Sementara terkait lomba,
tergantung permintaan panitia. Kemudian untuk Artikel Ilmiah
pendek 500 -1000 kata, sudah bisa menjadi artikel Ilmiah.
PENGALAMAN
IBU RAHMI WILANDARI DALAM MENULIS ILMIAH
Pada umumnya para penulis
punya latar belakang pendidikan Bahasa dan Sastra, sedangkan beliau berlatar
belakang Pendidikan Ekonomi. Awal ketertarikannya untuk menulis adalah segala
kejadian sehari-hari yang dialaminya ditulis. Misalnya, pada saat berangkat
kerja ada kejadian menarik. Tiba di sekolah langsung buka laptop, kejadian yang
dilihatnya ditulis garis besarnya.
Setelah sampai di rumah ia buka lagi laptopnya untuk melanjutkan cerita
yang tertunda tadinya.
Ia juga tidak pandai
merangkai kata-kata untuk menjadi sebuah kalimat menyenangkan untuk menjadi
sebuah paragraf yang enak untuk dibaca.
Dalam menulis, ada
macam-macam penulis. Ada Penulis cerpen,
ada penulis novel, ada penulis
cerita bersambung (Cerber), dan ada juga penulis ilmiah. Terdapat juga kategori
penulis fiksi dan non fiksi. Di samping itu, penulis artikel pun juga ada klasifikasinya,
yakni penulis umum ada penulis buku teks. Penulis umum itu bisa menulis buku
teks pembelajaran sementara penulis khusus, menulis buku ilmiah atau buku motivator.
Menurut ibu Rahmi, janganlah
enggan untuk mulai menulis. Contohnya, jika ia ada waktu luang selalu ia
habiskan untuk membaca di perpustakaan. Selain perpustakaannya adem, tenang untuk membaca dan bisa menginspirasi untuk
menulis.
Penulisan KTI atau artikel
dibutuhkan wawasan, seperti rajin membaca baik buku cetakan atau e-book.
Pada penelitian dikenal
Penelitian Deskriptif, Penelitian eksperimen (penelitian murni) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bagi
guru, PTK adalah keharusan untuk melaksanakannya dan sangat mudah karena dari kejadian sehari saat
mengajar.
Saat pertama kali ibu
Rahmi ikut lomba KTI (PTK) tahun 2013. Ia
tidak punya target untuk menang. Saat penelitian ia laksanakan, berpikir
sekedar mencari pengalaman.
Saat itu pula sedang
gencar-gencarnya workshop tentang Penulisan
PTK dan Karya Ilmiah. Sehingga banyak guru pada penasaran bagaimana menulis
PTK.
Tahun 2017 ibu Rahmi dan siswanya
pernah pernah mengadakan penelitian diskriptif tentang layanan non tunai, dengan tehnik wawancara. Ternyata pelayanan
sekarang lebih banyak menggunakan e-Money.
Sebuah keberhasilan harus
disertai usaha, semangat serta kerja keras. Terkadang kita lagi mood menulis, jika penyakit malas kambuh enggan lagi
menulis. Mulailah belajar disiplin diri menulis setiap hari. Jika sudah
terbiasa akan enak, dan kecanduan untuk
selalu menulis dan menulis.
Penelitian diskriptif
adalah penelitian di mana peneliti mampu mengidentifikasi mengapa, apa dan bagamana fenomena sosial. Banyak
sekali gejala sosial yang terkadang kita bisa memprediksinya.
Judul PTK bisa diramu dari kegiatan kita mengajar, yang nantinya bisa kita jadikan PTK. PTK minimal harus 2
siklus, namun 3 siklus lebih baik. Kalau
pakai media pembelajaran maka PTK ada 3
variabel, dan harus ada lembar
pengamatan penggunaan media. Kemudian, penelitian dari siklus 1 ke siklus 2 dan
siklus 3 harus ada peningkatan.
Ada pandangan yang salah selama
ini. Nanti gurunya membuat PTK karena mau naik pangkat, usahakan 1 tahun pelajaran minimal 1
PTK, jadi pas naik pangkat aman dan
tenang karena kita sudah siap buka PTK yang telah dibuat. Jika demikian tidak
perlu lagi menggunakan PTK “jahitan.”
Antara PTK dan Best Practice tidak sama. Best
Practice adalah pengalamn terbaik. Terkait hal ini dijelaskan dalam buku 4
dan buku 5 Pedoman Kenaikan Pangkat.
Dalam pembuatan PTK itu
awalnya adalah problem dalam kelas yang akan di perbaiki. Treatment apa yang dilakukan supaya PTK itu benar-benar sebuah
penelitian, karena terkadang guru hanya mengejar target untuk kenaikan pangkat belaka .
Dalam penulisan PTK,
sumber utamanya adalah kita sebagai guru, berdasarkan temuan-temuan kita saat
mengajar. Memang menyusun PTK akan
ada sedikit kerepotan dalam mengolah data,
grafik dan tabel.
Ada satu metode yang perlu
dicontoh dari ibu Rahmi, setiap menyusun RPP satu semeter, ia sudah
merencanakan bab mana yang akan ia buatkan PTK,
dan kira-kira siswa mengalami kesulitan,
dan pakai metode apa, model pembelajarannya bagaimana. Ia benar-benar
mempersiapkan PTK-nya sejak awal.
Selalu diingatkan bahwa idealnya
abstrak itu ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dengan membuat PTK, kita bisa mendapat: Jurnal Ilmiah baik cetak atau
online. Untuk keabsahan PTK, maka harus diseminarkan, ada Berita Acara, ada undangan dll. Jika PTK berhasil, nilai 4
kenaikan pangkat adalah hadiahnya, dan jangan lupa ada bukti Surat Keterangan
Penyerahan PTK ke Petugas Perpustakaan. Dengan demikian pasti lolos kenaikan
pangkatnya.
Untuk bisa membuat PTK,
tidak mesti pandai merangkai kata. Tapi ibu Rahmi berusaha banyak membaca PTK
orang lain di internet, lalu ia
tulis, setelah selesai, ia baca
berulang-berulang, ia tunjukkan ke teman guru bahasa Indonesia, dikoreksi kekurangannya dimana, sampai bisa jadi
paragraf yang enak dibaca.
Menarik atau tidaknya
tulisan, tergantung kita yang merangkai kata-kata, misalnya penggunaan bahasa
Indonesia yang baik, titik, koma, huruf besar dan huruf kecil apakah
sudah tepat pengunaannya.
Artikel bisa ditulis dari
kejadian, peristiwa atau gejala yang ada di sekitar kita sehari-sehari. Contoh
apa dampak Pandemi Covid-19 terhadap ekonomi masyarakat. Atau dengan adanya
Pandemi Covid-19, masalah apa yang dihadapi orangtua peserta didik. Cukup ditulis
500-1000 kata. Intinya ada masalah, ada pembahasan, dan ada solusi. Jika sudah jadi kirim ke redaksi
majalah atau surat kabar. Artikel yang diterbitkan, akan memberi kita coin dan point. Coin adalah honorarium
atas tulisan dan point adalah
nilai-nilai untuk kenaikan pangkat. Unsur utama kenaikan pangkat tidak harus selalu
PTK, bisa artikel ilmiah yang sudah
dipublikasikan di majalah atau surat kabar lokal maupun nasional. Namun,
tentunya memiliki nilai yang berbeda untuk angka kreditnya.
Semakin sering menulis
artikel, dan semakin sering pula dimuat
di surat kabar, maka semakin banyak tabungan Publikasi Ilmiah. Semakin cepat
naik pangkat, dengan jujur dan
bermartabat dan bukan sebagai guru Plagiat.
Artikel sedang antara
1500-2000 kata, artikel berasal dari
fenomena / kejadian di sekeliling kita,
ada permasalahan, pembahasan dan kesimpulan tanpa / dengan penelitian.
Artikel dalam jurnal
adalah artikel ilmiah hasil penelitian dan non hasil penelitian. Sementara yang
dimuat di koran atau majalah adalah artikel ilmiah populer.
Artikel ilmiah hasil
penelitian dalam jurnal harus diambil dari laporan hasil penelitian, salah
satunya adalah PTK.
Jurnal adalah ringkasan
dari PTK, yang diringkas menjadi kurang
lebih 10-15 halaman, jika jurnal online,
kata-kata plagiat dalam jurnal minimal 30% dari keseluruhan kata dalam jurnal.
KESIMPULAN:
- Membiasakan menulis setiap hari sedikit demi sedikit, sehingga lama kelamaan menjadi buku.
- Untuk PTK minimum 2 siklus, alangkah lebih baik jika 3 siklus
- Untuk merangkai kata kata dalam PTK perlu banyak membaca dan latihan.
- PTK menggunakan 2 variabel yakni variabel X dan Y. Apakah perlu pakai metode / model? Kalau metode itu metode Ceramah, diskusi kelompok atau pemberian tugas. Kalau model bisa menggunakan Cooperative Learning, PBL atau PJBL. Cooperative Learning ada Think Pair Share, Make a Match dll.
- Untuk menulis artikel dimajalah atau surat kabar, dng 500- 1000 kata sudah jadi artikel, asal dalam paragraf sudah ada latar belakang, permasalahan dan paragraf berikutnya solusi 6-9 paragraf, paragraf ke 10 ada kesimpulan. Terkadang tiap penerbit punya aturan dan kriteria yang berbeda.
- Menulis selain bisa menjadi hobi atau kebiasaan jika kita bisa mencoba mengirim ke Surat kabar / majalah bisa mendapat COIN dan POINT. Semakin sering menulis dan dipublikasikan semakin cepat naik pangkat jujur dan bermartabat.
Lampiran:
Salah satu karya ibu Rahmi
diceritakan dalam tautan https://edukasirahmiwilandari.blogspot.com/2020/05/penerapan-pembelajaran-kooperatif-tipe.html.
Membuat Artikel Ilmiah
Bersama ibu Rahmi oleh Omjay
Kopi versi Omjay vs Kopi Toraja
https://youtu.be/dGhVlLeWPZk
BalasHapus