Rabu, 06 Mei 2020

TERBITKAN BUKU, CATATKAN SEJARAH

Farrah Dina adalah seorang pendidik, pelatih guru dan penulis. Beliau adalah pendiri Tangga Edu, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Tema hari ini adalah Terbitkan Buku, Catatkan Sejarah. Membaca buku sama saja berbicara dengan orang-orang bijak di masa lalu, dan pastinya setiap manusia ingin dikenang dalam sejarah. Karena itu yang bisa kita tinggalkan sebagai sejarah adalah sebuah buku. Menerbitkan buku adalah salah satu jalan untuk agar pikiran kita, atau perasaan kita bisa abadi sepanjang masa. Menerbitkan buku dan membuat buku adalah dua hal yang berbeda. Membuat dan menerbitkan buku bisa dilakukan oleh siapa saja saat ini. Tapi menerbitkan buku di penerbit-penerbit besar adalah sebuah akibat dari buah karya yang baik. Menerbitkan buku, jangan dijadikan sebagai sebuah tujuan atau rencana. Jadikan itu tantangan. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menulis dan menuangkan pikiran kita untuk diingat sepanjang masa.

Penerbitan adalah sebagai sebuah akibat dari tulisan yang berkualitas. Sebagai sebuah tulisan yang ingin diterbitkan, saat ini caranya banyak sekali, dan sangat mudah. Namun yang paling penting bagi seorang penulis buku adalah hadirnya pembaca dan pembaca tidak selalu dalam bentuk buku. Tulisan bisa dimuat di mana saja, media sosial, majalah, surat kabar, penerbit indi, intinya sangat mudah. Kalau karya itu baik, dibutuhkan, dan menjawab masalah yang ada saat ini, maka bukunya sangat mudah di terbitkan.

Bagaimana membuat karya lalu mengasahnya? Membuatnya menjadi sebuah intan berlian yang nantinya sangat bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai akibatnya, buku diterbitkan. Mari berbagi pengalaman dari ibu Farrah Dina, seorang penulis yang awalnya menulis buku-buku pendidikan ini akhirnya menemukan passion sendiri sebagai penulis buku anak.


Menulis Lewat Metode 4R

1. Renjana
Renjana, gairah (passion) adalah sesuatu yang amat sangat menarik buat kita, sesuatu yang menjadi pemikiran kita, hal-hal yang jika dilakukan terasa nyaman dan menyenangkan. Nguenah, kata Inces Nabati. Jadi, mulailah dengan sesuatu yang memang menjadi renjana kita. Kalau kita suka terhadap novel, maka tulisan akan cenderung ke fiksi dan kalau tulisan kita dominan penelitian akan cenderung ke non fiksi. Apapun itu, mulailah dari sesuatu yang menyenangkan kita, yang dikuasai dengan baik karena akan mengalir kata-katanya dengan mudah. Cara paling mudah agar kita termotivasi terus menulis adalah bagaimana kita merasa sukses untuk melakukan sesuatu. Kegagalan menulis itu lumrah. Namun jika tidak pernah menghasilkan tulisan maka itu adalah sebuah masalah. Jangan menulis sesutatu yang tidak mudah bagi kita. Jadi carilah renjana yang sesuai dengan kita, termasuk penelitiannya harus merupakan sesuatu yang populer. Tentukan renjana yang paling mudah dengan kita. Misalnya menyenangi buku anak, maka renjana kita adalah menulis tentang anak.

Dari ide-de sederhana bisa menjadi besar dan membawa dampak besar kepada masyarakat.

2. Rutin
Inilah kunci menulis, rutin membaca dan rutin menulis. Ketika kita banyak membaca, kita ada keinginan untuk membuat bentuk tulisan yang lain. Setelah itu kita akan rutin menulis, dengan menyiapkan waktu dan tempat khusus untuk menulis. Menulis bisa di mana saja, kapan saja dan tentang apapun. Setiap melihat sesuatu yang menarik maka itu bisa menjadi sumber ide. Gunakan catatan, note di HP, rekam dengan recorder tool. Kita harus mengumpulkan bahan-bahan cerita. Jangan menunda menuliskan ide yang telah didapatkan. Dan segera dapatkan emosi dari tulisan kita. 

Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.

Penulis yang baik tidak memendam, tapi mengungkapkan. Tidak menunggu, tetapi melakukan.

Dengan rutinitas ini kita akan banyak sumber ide tulisan untuk digunakan.

3. Review
Setelah kita punya kumpulan tulisan, maka waktunya mereview secara berulang-ulang. Inilah proses terpanjang dalam menulis. Pada saat menulis draft, maka tulis semua yang ingin ditulis. Tidak perlu diedit, tidak perlu dilihat nama tokohnya, waktunya, scenenya, skenario, logikanya, alurnya. Tulis saja, biarkan mengalir. Nanti di tahap review, baru kita melihat, misalnya tokohnya, alurnya logikanya dan sebagainya.

Review juga penting untuk melihat market kita. Apa yang mau ditulis? Siapa audiencenya? Apa yang dibutuhkan? Misalnya background dan alasan menulis. Hasil penelitian bisa dibukukan menjadi tulisan yang populer.

4. Ruang bagi Pembaca
Ketika telah melakukan review, jangan berhenti di sini jika dirasakan review kita sudah bagus. Namun, yang penting adalah review dari pembaca buku yang kita tuju. Jika bukunya tentang guru, maka pembacanya adalah guru, dan jika buku itu untuk orang tua, maka pembacanya dalah orang tua. Ruang bagi pembaca di sini adalah bukan kita meminta mereka untuk membaca buku, kemudian kita mengharapkan respon positif dari mereka. Namun, yang kita harapkan adalah tanggapan-tanggapan negatif dari pembaca agar kita bisa memperbaiki yang masih kurang. Perlu diingat, ini penting, jangan sampai ruang bagi pembaca ini menghilangkan jati diri kita sebagai penulis. Kadang ada review berasal dari hal-hal yang tidak terpikirkan oleh kita, tidak kita perkirakan. Hal ini karena pola pikir dan daya tangkap setiap pembaca berbeda.

Seorang penulis tidak berarti tanpa hadirnya pembaca. Maka hadirnya pembaca menjadi penting. Karena itu, share di medsos dan meminta orang-orang terdekat kita membacanya. Ketika ada yang membaca tulisan kita, akan membawa kepuasan tersendiri bagi kita.

Demikianlah sekelumit inspirasi tak ternilai dari ibu Farrah Dina. 

Nah, untuk memperkaya wawasan kita tentang menulis, mari kita lanjutkan menyimak pembicaraan tatap maya di bawah ini. Selamat menikmati.

CAMERA. 3-2-1. ACTION!

Apakah kita harus melalui tahapan 4R itu agar buku yg diterbitkan berkualitas? Nani. Bogor Jawa Barat

Jawaban:
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu seperti itu. Ini dirangkum dari pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya... Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis...

Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana teknis / langkah mengubah tulisan dari best practice menjadi tulisan populer?  Terima kasih.

Jawaban:
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great (penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin (pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik di sekolah yang menerapkan 7 Habit).

Bagaimana menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yang lebih hidup.

Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan mudah.

Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu. Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.

Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak pure fiksi. Nah yang sperti itu termasuk kategori buku apa Bu. Trima kasih

Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb....
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal usul Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak berlebihan.

Assalamualaikum... Saya ika siswati dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu  lakukan sehingga dapat  menemukan passion ibu yaitu menulis buku anak?

Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb... Saya menemukan renjana saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. Tidak halnya di Indonesia. Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.
Selanjutnya saya juga melakukan penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk terus menulis genre lain.
Karena rutinnya saya menulis buku anak dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada saat saya mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan rencana penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi motivasi untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research plan yang saya buat, saya bisa diterima di univ di Jepang.

Pertanyaan buat Bu Farrah
Ibu masih muda sekali...dan tentunya bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis
Terima kasih
Rachmi Banyuwangi

Jawaban:
Ibu Rachmi yang juga pastinya bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima ya bu.... Yang menjadi motivasi saya adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negri Indonesia tercinta ini... Sama dengan Bapak & Ibu semua...

Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks

Jawaban:
Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu kunci utamanya pak... Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal. Selamat menulis.

Assalamualaikum Bu Dina,,, saya Candra dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat mmbntu untuk sy sbgai yg br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2 baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu.

Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb...
Pak Candra dari Langkat yang bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang benatul2 isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca... Ini yang nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi kekuatan utama kita. Semangat menulis.

Nama : Munandar, Kabupaten Sumba Timur
Yth. Ibu Farrah, bagaimana cara awal untuk mengetahui passion seseorang? Terimakasih

Jawaban:
Pak Munandar dari Sumba, jawabannya sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak.... (silahkan dilihat). Kalaupun belum mengetahui pasiion nya saat ini, yang penting adalah menuliskan sesuatu yang betul2 kita merasa menikmati dalam menuliskannya...

Assalamualaikum ibu Farrah Dina, perkenalkan sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang,
Perkenankan saya bertanya ttg pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada 4 R, salah satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam

Jawaban:
Pak Syukri, renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai  menulis berbagai hal... Trm ksh

Mat sore Bu Farrah, bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca?  Bagaimana tips mengubah penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang. Kupang-NTT.

Jawaban:
Pak Benny dari NTT, menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika tidak sukanya karena "persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu diperbaik.
Untuk buku ilmiah ke populer, ada pada jawaban no. 2.

Assalaamu'alaikum bu farah...td ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana (passion). Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion)  sy membuat buku pelajan fisika. Apakah berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis  artikel dll. Sri Indayani SMAN 1 Paciran.

Jawaban:
Bu Sri sang fisikawan, untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan genre-genre lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada jawaban pertanyaan kedelapan.

Assalamualaikum bu Fara..saya belum pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa yang saya publikasikan. pertanyaan  bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima kasih atas pencerahannya.
fitran  _mataram

Jawaban:
Wa alaikum slaam wr wb... Pak Fitran yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di TV yaa...). Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum.

Saya M. Rasyid Nur dari Karimun
Pertanyaan:
Sebelum menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?

Jawaban:
Pak Rasyid, pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.

Salam sejahtera ibu Farah
Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.
Buku Anak bagi saya itu suatu kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus meminta izin.
Terima kasih bila ada tips yang berbeda.
Salam Literasi dari Timor  (Roni Bani)

Jawaban:
Salam Bapak Roni, saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Byk komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar (novel anak). NAnti bapak tentukan saja di jenjang mana BApak ingin menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk info terkini.

Salam Sehat Ibu Farrah
Ini adalah hari ke-8 saya mengikuti pelatihan menulis. Kiat2 untuk menulis diantaranya menulis setiap hari, apa saja yg terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya masih bersift bebas dg kata2 yg mengalir begitu saja di dlm otak saya tulis. Yg ingin sy tanyakn bgmn cara menulis secara ilmiah  seperti PTK, Best Practice dengan baik
Elly Mahayani - Jembrana Bali

Jawaban:
Salam Ibu Elly, selamat... dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI... Nanti dari kumpulan tulis itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan serius hingga menjadi tulisan yang siap publikasi... Untuk tulisan ilmiah ke populer, ada di jawaban no. 2.

Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi  bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu tulisannya dibaca orang lain
Saya sering menulis, tapi selesai menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu sekali ( baru ttg RPP dan pembelajaran sih, sedikit) tapi  kok temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir setengah mati.
Dari situ saya jadi males share lagi.
Mungkin pikiran itu salah. Mohon pencerahannya. Terimakasih
Santi~ Jayapura

Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb.
Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan maka hak penulis terhadap interpretasi terhadap tulisan itu menjadi hilang. Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol.... Maka perlu kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Nah kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik. Walaupun itu salah, tapi di dunia maya kita sulit mengkontrolnya.

Saya Sri Budi Handayani dari Gresik
Mau bertanya tentang proses kreatif mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya,
Terima kasih.

Jawaban:
Bu Sri, karena saya menulis buku berjenjang maka banyak pakem yang harus saya perhatikan. Biasanya saya memulai dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan cara doktrin tapi tertangkap. Agar dapat banyak ide, maka saya banyak menonton film anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku "Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board.... Dibaca anak-anak, lalu review & revisi lagi dst... Dr masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan.

Assalamualaikum wr wb.
Saya Safitri dari TK N Pembina Bobotsari Purbalingga.
Mohon izin bertanya :
Saya ingin menulis tentang buku ajar apakah sebelum menulis kita tentukan ide-ide atau semacam kerangka tulisan barulah kita mencari isinya?

Saya sudah mengumpulkan buku-buku sbg sumber.Tapi rasanya masih buntu untuk menulis..kadang berpikir mana dulu yang mau ditulis?
Pikiran2 seperti itu yg akhirnya menghambat untuk mulai menulis..Bagaimana mengatasi seperti ini supaya menjadi sebuah tulisan?

Jawaban:
Bu Safitri,
Betul sekali untuk buku non fiksi qta perlu kerangka, paling tidak poin2 penting yang ingin kita sampaikan. Tidak bisa memulai karena kita berpikir "keseluruhan" dulu maka ini akan menghambat di awal. Dari poin2 yang sudah…

Sri Sulastri dari Bojonegoro, pertnyaan saya cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula?

Jawaban:
Bu Sri, mulai dari yang mudah menurut Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi tidak ada yang instan, semua harus ,elalui proses. Proses itu akan semakin cepat jika segera dimulai.

Selamat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Menurut pengalaman Ibu, berapa persen dari ruang pembaca dapat ditampung masukannya dan bagaimana sikap kita dalam menerima semua kritikan itu agar tidak terbawa amarah. Trima Kasih- Bernad. Toraja

Jawaban:
Pak Bernard,
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu diperbaik...

Selamat siang Ibu Farrah, saya Grefer dari kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima kasih.

Jawaban:
Betul pak, tapi bahkan apapun hasil tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu bisa dibilang layak terbit.

Kesimpulan:

Jangan memendam ide, tapi ungkapkan dan jangan menunggu tapi lakukan.

Mari menulis dengan 4R. Jangan lupa nonton lagi channel berikut ini. Klik. like and subscribe, serta berikan komentar anda.


Dan jangan lupa memiliki buku inspiratif ini. Buku karya seorang guru blogger Indonesia, bapak Wijaya Kusumah, yang populer dipanggil Omjay.


Selamat Menulis. Salam Literasi




@pong_owen_sman5_tana_toraja
Share:

6 komentar:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia