Farrah
Dina adalah seorang pendidik, pelatih guru dan penulis. Beliau adalah pendiri
Tangga Edu, sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Tema hari ini
adalah Terbitkan Buku, Catatkan Sejarah. Membaca buku sama saja berbicara dengan
orang-orang bijak di masa lalu, dan pastinya setiap manusia ingin dikenang
dalam sejarah. Karena itu yang bisa kita tinggalkan sebagai sejarah adalah
sebuah buku. Menerbitkan buku adalah salah satu jalan untuk agar pikiran kita,
atau perasaan kita bisa abadi sepanjang masa. Menerbitkan buku dan membuat buku
adalah dua hal yang berbeda. Membuat dan menerbitkan buku bisa dilakukan oleh
siapa saja saat ini. Tapi menerbitkan buku di penerbit-penerbit besar adalah
sebuah akibat dari buah karya yang baik. Menerbitkan buku, jangan dijadikan
sebagai sebuah tujuan atau rencana. Jadikan itu tantangan. Tetapi yang paling
penting adalah bagaimana kita menulis dan menuangkan pikiran kita untuk diingat
sepanjang masa.
Penerbitan
adalah sebagai sebuah akibat dari tulisan yang berkualitas. Sebagai sebuah tulisan yang ingin diterbitkan,
saat ini caranya banyak sekali, dan sangat mudah. Namun yang paling penting
bagi seorang penulis buku adalah hadirnya pembaca dan pembaca tidak selalu
dalam bentuk buku. Tulisan bisa dimuat di mana saja, media sosial, majalah,
surat kabar, penerbit indi, intinya sangat mudah. Kalau karya itu baik, dibutuhkan,
dan menjawab masalah yang ada saat ini, maka bukunya sangat mudah di terbitkan.
Bagaimana
membuat karya lalu mengasahnya? Membuatnya menjadi sebuah intan berlian yang
nantinya sangat bermanfaat bagi masyarakat dan sebagai akibatnya, buku
diterbitkan. Mari berbagi pengalaman dari ibu Farrah Dina, seorang penulis yang
awalnya menulis buku-buku pendidikan ini akhirnya menemukan passion sendiri sebagai penulis buku
anak.
Menulis Lewat Metode 4R
1. Renjana
Renjana,
gairah (passion) adalah sesuatu yang
amat sangat menarik buat kita, sesuatu yang menjadi pemikiran kita, hal-hal
yang jika dilakukan terasa nyaman dan menyenangkan. Nguenah, kata Inces Nabati. Jadi, mulailah dengan
sesuatu yang memang menjadi renjana kita. Kalau kita suka terhadap novel, maka tulisan
akan cenderung ke fiksi dan kalau tulisan kita dominan penelitian akan
cenderung ke non fiksi. Apapun itu, mulailah dari sesuatu yang menyenangkan
kita, yang dikuasai dengan baik karena akan mengalir kata-katanya dengan mudah.
Cara paling mudah agar kita termotivasi terus menulis adalah bagaimana kita
merasa sukses untuk melakukan sesuatu. Kegagalan menulis itu lumrah. Namun jika
tidak pernah menghasilkan tulisan maka itu adalah sebuah masalah. Jangan menulis
sesutatu yang tidak mudah bagi kita. Jadi carilah renjana yang sesuai dengan
kita, termasuk penelitiannya harus merupakan sesuatu yang populer. Tentukan renjana
yang paling mudah dengan kita. Misalnya menyenangi buku anak, maka renjana kita
adalah menulis tentang anak.
Dari
ide-de sederhana bisa menjadi besar dan membawa dampak besar kepada masyarakat.
2. Rutin
Inilah
kunci menulis, rutin membaca dan rutin menulis. Ketika kita banyak membaca,
kita ada keinginan untuk membuat bentuk tulisan yang lain. Setelah itu kita
akan rutin menulis, dengan menyiapkan waktu dan tempat khusus untuk menulis. Menulis
bisa di mana saja, kapan saja dan tentang apapun. Setiap melihat sesuatu yang
menarik maka itu bisa menjadi sumber ide. Gunakan catatan, note di HP, rekam
dengan recorder tool. Kita harus mengumpulkan bahan-bahan cerita. Jangan menunda
menuliskan ide yang telah didapatkan. Dan segera dapatkan emosi dari tulisan kita.
Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.
Orang yang memendam akan kalah dengan orang yang mengungkapkan, dan orang yang menunggu akan kalah dengan orang yang melakukan.
Penulis
yang baik tidak memendam, tapi mengungkapkan. Tidak menunggu, tetapi melakukan.
Dengan
rutinitas ini kita akan banyak sumber ide tulisan untuk digunakan.
3. Review
Setelah
kita punya kumpulan tulisan, maka waktunya mereview secara berulang-ulang. Inilah
proses terpanjang dalam menulis. Pada saat menulis draft, maka tulis semua yang ingin ditulis. Tidak perlu diedit,
tidak perlu dilihat nama tokohnya, waktunya, scenenya, skenario, logikanya, alurnya. Tulis saja, biarkan
mengalir. Nanti di tahap review, baru
kita melihat, misalnya tokohnya, alurnya logikanya dan sebagainya.
Review
juga penting untuk melihat market
kita. Apa yang mau ditulis? Siapa audiencenya?
Apa yang dibutuhkan? Misalnya background
dan alasan menulis. Hasil penelitian bisa dibukukan menjadi tulisan yang
populer.
4. Ruang bagi Pembaca
Ketika
telah melakukan review, jangan
berhenti di sini jika dirasakan review
kita sudah bagus. Namun, yang penting adalah review dari pembaca buku yang kita tuju. Jika bukunya tentang guru,
maka pembacanya adalah guru, dan jika buku itu untuk orang tua, maka pembacanya
dalah orang tua. Ruang bagi pembaca di sini adalah bukan kita meminta mereka
untuk membaca buku, kemudian kita mengharapkan respon positif dari mereka. Namun,
yang kita harapkan adalah tanggapan-tanggapan negatif dari pembaca agar kita
bisa memperbaiki yang masih kurang. Perlu diingat, ini penting, jangan sampai
ruang bagi pembaca ini menghilangkan jati diri kita sebagai penulis. Kadang ada
review berasal dari hal-hal yang
tidak terpikirkan oleh kita, tidak kita perkirakan. Hal ini karena pola pikir
dan daya tangkap setiap pembaca berbeda.
Seorang
penulis tidak berarti tanpa hadirnya pembaca. Maka hadirnya pembaca menjadi
penting. Karena itu, share di medsos
dan meminta orang-orang terdekat kita membacanya. Ketika ada yang membaca
tulisan kita, akan membawa kepuasan tersendiri bagi kita.
Demikianlah
sekelumit inspirasi tak ternilai dari ibu Farrah Dina.
Nah, untuk memperkaya
wawasan kita tentang menulis, mari kita lanjutkan menyimak pembicaraan tatap
maya di bawah ini. Selamat menikmati.
CAMERA.
3-2-1. ACTION!
Apakah kita harus melalui tahapan 4R
itu agar buku yg diterbitkan berkualitas? Nani. Bogor Jawa Barat
Jawaban:
Bu Nani yang bersemangat, tidak selalu
seperti itu. Ini dirangkum dari pengalaman2 penulis yg hebat yg sudah menerbitkan
banyak buku dan disukai. Mereka akan menulis yg betul2 sesuai dgn renjananya
lalu terbiasa menulis (rutin). Pada awal menulis buku, jangan kita dipusingkan
dengan editing & lain2nya yg nanti justru akan menghambat jadinya sebuah
naskah. Tapi setelah itu, baru dilakukan review berulang (dan ini proses
panjang). Seringkali bahkan naskah final sangat berbeda dr naskah awalnya...
Kekuatannya di review ini. Untuk ruang pembaca, tujuan kita menulis adalah
untuk dibaca jadi perlu mendengar masukan dari pembaca juga.... Tapi jangan
sampai kita juga hanyut menulis hanya untuk memenuhi kebutuhan pembaca, nanti
tidak timbul kebahagiaan. Selamat terus menulis...
Ini Bu Beni Bojonegoro, tanya bagaimana
teknis / langkah mengubah tulisan dari best practice menjadi tulisan
populer? Terima kasih.
Jawaban:
Ibu Beni dari Bojonegore yang saya
hormati, pertanyaan yang sangat menarik. Banyak buku-buku yang sekarang best
seller adalah buku2 ilmiah tapi disajikannya dalam bentuk populer tidak penuh
dengan data-data yang memusingkan. Sebaiknya ibu membaca contoh buku2 populer
yang berdasarkan pendekatan ilmiah... Dari buku-buku ini yang saya perhatikan
mereka akan membahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dgn
sedikit2 memasukkan teori2 pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada
unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca.
Beberapa contoh buku ilmiah dibuat
populer (maaf yang terbayang saat ini buku2 terjemahan), seperti: Good to Great
(penelitian dari 500 perusahaan sukses dunia, The Miracle of Endorphin
(pendekatan psikologis untuk metode pengobatan), The Leader in Me (praktik-praktik
di sekolah yang menerapkan 7 Habit).
Bagaimana
menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya
dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yang lebih hidup.
Assalamualaikum. Saya Siti Fatimah dari
Mojokerto.
Sebagai pemula saya masih bingung
menentukan passion saya dimana. Bagaimana kita mengetahui passion kita dengan
mudah.
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb..
Ibu Fatimah, tidak sedikit orang yang
merasakan hal yang sama dengan ibu. Memang ada orng-orang yang dari awal sudah
tau apa bidang menulis yang akan digelutinya dan ada juga yang butuh waktu.
Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan
kecenderungan kita. Bahkan, dengan mengumpulkan bank tokoh, situasi, pengalaman
ke dalam bentuk rekaman/tulisan pun nanti akan terlihat apa yang menjadi
renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kupulkan, apa sih yang
menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana
kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan
yang paling cepat saya selesaikan dan kita merasa mudah.
Assalamualaikum, saya Warsih dari Kota
Tangerang. Mau menanyakan tentang pembuatan buku anak-anak. Misalnya kita
menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan
khayalan dan imajinasi kita boleh tidak. Jadi tidak pure fiksi. Nah yang sperti
itu termasuk kategori buku apa Bu. Trima kasih
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb....
Ibu Asih pecinta buku anak, boleh
sekali memasukkan imajinasi ke dalam buku anak. Justru imajinasi itu kekuatan
dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa,
berteman dengan robot, itu adalah imajinasi.
Yang tidak boleh adalah takhayul dan
imajinasi yang mengandung kekekrasan. Saya pribadi keberatan dengan anak
durhaka menjadi batu, siasat membuh raksasa seperti dalam legenda asal usul
Danau Batur, dll. Sikap jahat akan ada akibatnya, dan bisa dalam bentuk
imajinasi tapi sebisa mungkin berkaitan dengan perbuatannya & tidak
berlebihan.
Assalamualaikum... Saya ika siswati
dari kota tangerang mau bertanya apa yang ibu
lakukan sehingga dapat menemukan
passion ibu yaitu menulis buku anak?
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb... Saya menemukan
renjana saya berawal dari pendidikan sy di Amerika & Jepang yang di mana
mereka sangat serius memikirkan buku anak. Tidak halnya di Indonesia.
Sebenarnya ini juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak saya masih TK
dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi saya harus mengajarkan membaca. Sy
minta dikirimkan buku2 dari Indonesia tapi saya tidak puas. Lalu saya menulis
buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan buat saya dan saya merasa bisa memberi
solusi pada permaslaahan yang ada.
Selanjutnya saya juga melakukan
penelitian di bidang membaca usia SD, dan salah satu hal yang dibutuhkan adalah
buku anak berkualitas. Di pasar, buku anak berkualitas itu biasanya harganya
mahal. Ini yang menjadi motivasi besar, menciptakan buku-buku berkualitas
dengan harga terjangkau. Ini yang menjadi motivasi terbesar dan itulah passion
saya... Walaupun saya tetap memaksakan diri untuk terus menulis genre lain.
Karena rutinnya saya menulis buku anak
dan pendidikan, saya agak meninggalkan bentuk tulisan ilmiah. Pada saat saya
mengalami ini, saya "memaksa" diri saya untuk mengirimkan rencana
penelitian utk mendapat beasiswa. Denagn tenggat yang jelas akan jadi motivasi
untuk kita. Ini juga perlu dilakukan. Alhamdulillah dengan research plan yang saya
buat, saya bisa diterima di univ di Jepang.
Pertanyaan buat Bu Farrah
Ibu masih muda sekali...dan tentunya
bersemangat, apa yang melatarbelakangi ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa
menjadi penulis
Terima kasih
Rachmi Banyuwangi
Jawaban:
Ibu Rachmi yang juga pastinya
bersemangat, jawabannya sama dengan pertanyaan kelima ya bu.... Yang menjadi
motivasi saya adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negri
Indonesia tercinta ini... Sama dengan Bapak & Ibu semua...
Slmt siang ibu Farrah, Bagaimana
memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi
dalam menulis? Yulius Roma-Tana Toraja. Tks
Jawaban:
Pak Yulius dari Toraja, LAKUKAN... itu
kunci utamanya pak... Dengan melakukan maka saya yakin Bapak akan menemukan
polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang
mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan
begitu kita akan sangat terbiasa.... Saat ingin dipublish ke orang lain, maka
perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di
awal, karena nanti tidak akan jadi karya krn kita berkutat dengan banyak hal.
Selamat menulis.
Assalamualaikum Bu Dina,,, saya Candra
dr Langkat Sumatera Utara...trmksh formula 4R..sngat mmbntu untuk sy sbgai yg
br bljr untuk mnulis...prtnyaan saya Bu...mnrut ibu apakah seorang penulis
harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya btul2
baik...dan mmg ada tdk pngruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mngrjkn
dua tulisan(fiksi dn non fiksi) secara bersamaan? Trmksh bu.
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb...
Pak Candra dari Langkat yang
bersemangat menulis, ini menarik sekali untuk didiskusikan... Sebagai awal,
tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang
kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri
sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar
bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya,
maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang benatul2 isi kepala atau hati kita
yang ingin disampaikan ke orang lain.
Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan
bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan. Bahkan
kita pun harus bisa menulis sesuai dengan kebutuhan pembaca... Ini yang
nantinya perlu dikuasai setelah kita menguasai sedikit hal yang menjadi
kekuatan utama kita. Semangat menulis.
Nama : Munandar, Kabupaten Sumba Timur
Yth. Ibu Farrah, bagaimana cara awal
untuk mengetahui passion seseorang? Terimakasih
Jawaban:
Pak Munandar dari Sumba, jawabannya
sama dengan pertanyaan no. 3 ya pak.... (silahkan dilihat). Kalaupun belum
mengetahui pasiion nya saat ini, yang penting adalah menuliskan sesuatu yang
betul2 kita merasa menikmati dalam menuliskannya...
Assalamualaikum ibu Farrah Dina, perkenalkan
sy Syukri dari SMAN UNGGUL Dharmaraya Padang,
Perkenankan saya bertanya ttg
pengalaman ibuk Farrah dalam tulis menulis ibu mengatakan ada 4 R, salah
satunya adalah Renjana, saya kurang pahan dari bahasa apa itu Renjana dan
mengapa ibuk letakkan di poin paling atas, Sekian wasalam
Jawaban:
Pak Syukri, renjana adalah passion,
ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk
itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu
akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita
menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya
& hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward
sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah
itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai menulis berbagai hal... Trm ksh
Mat sore Bu Farrah, bagaimana caranya
agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi
pembaca? Bagaimana tips mengubah
penulisan ilmiah menjadi penulisan populer? Benny Belang. Kupang-NTT.
Jawaban:
Pak Benny dari NTT, menerima tanggapan
negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan
menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu
kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita.
Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang
berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan
penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang
tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi
pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.
Jika tidak sukanya karena
"persepsi" atau "terjemahan" yang berbeda dari yang
sebenanrnya ingin kita sampaikan, maka mungkin ada penulisan yang perlu
diperbaik.
Untuk buku ilmiah ke populer, ada pada
jawaban no. 2.
Assalaamu'alaikum
bu farah...td ibu menjelaskan tahapan menulis 4R. Yg pertama renjana (passion).
Pertanyaan saya kalau saya merasa renjana (passion) sy membuat buku pelajan fisika. Apakah
berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika sj? Krn sy kalau mencoba
menulis buku fisika terasa lebih ringan dibanding mencoba menulis artikel dll. Sri Indayani SMAN 1 Paciran.
Jawaban:
Bu Sri sang fisikawan, untuk tahap
pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita
terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap... Coba
buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer)
dan berkreasilah dengan genre-genre lain... Sebagai tambahan, dapat dibaca pada
jawaban pertanyaan kedelapan.
Assalamualaikum bu Fara..saya belum
pernah menulis buku namun saya sering melakukan penelitian dan ada beberapa
yang saya publikasikan. pertanyaan
bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena
bebrapa kali saya coba selalu gagal. terima kasih atas pencerahannya.
fitran
_mataram
Jawaban:
Wa alaikum slaam wr wb... Pak Fitran
yang suka meneliti, MULAI SAJA DULU (seperti iklan di TV yaa...). Ini yang
paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah satu
sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan
penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara
umum.
Saya M. Rasyid Nur dari Karimun
Pertanyaan:
Sebelum menentukan R(uang) pembaca
apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu,
bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Jawaban:
Pak Rasyid, pada tahap awal kita
menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita
sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan
tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. BAru kemudian kita berkembang, mulai
menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran
pembacanya. Misalnya menulis untuk remaja maka ada bahasa2 yang perlu
disesuaikan, maka kita menulis dengan "frame" pembaca di kepala
kita... Nanti kita minta pendapat dari pembaca yang dituju sesuai sasaran.
Salam sejahtera ibu Farah
Menulis buku anak itu tentu untuk
membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau
menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar.
Buku Anak bagi saya itu suatu
kesulitan. Saya sudah mencobanya. Terbentur pada gambar, termasuk bila harus
meminta izin.
Terima kasih bila ada tips yang
berbeda.
Salam Literasi dari Timor (Roni Bani)
Jawaban:
Salam Bapak Roni, saya membuat buku
anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang hrs penuh
dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Byk
komunitas2 ilustrator saat ini, termasuk di medsos. Tapi pada jenjang yang
lebih tinggi, buku anak akan lebih sedikit gambarnya bahkan tidak bergambar
(novel anak). NAnti bapak tentukan saja di jenjang mana BApak ingin
menuliskannya. JIka tertarik lebih lanjut, akan ada workshopnya oleh Tangga
Edu, silahkan ikuti media sosialnya IG @tanggaedu & FB Tangga Edu untuk
info terkini.
Salam Sehat Ibu Farrah
Ini adalah hari ke-8 saya mengikuti
pelatihan menulis. Kiat2 untuk menulis diantaranya menulis setiap hari, apa
saja yg terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya masih bersift bebas dg
kata2 yg mengalir begitu saja di dlm otak saya tulis. Yg ingin sy tanyakn bgmn
cara menulis secara ilmiah seperti PTK,
Best Practice dengan baik
Elly Mahayani - Jembrana Bali
Jawaban:
Salam Ibu Elly, selamat... dengan ibu
sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI... Nanti dari kumpulan tulis itu,
pilih beberapa yang ingin direview dengan serius hingga menjadi tulisan yang
siap publikasi... Untuk tulisan ilmiah ke populer, ada di jawaban no. 2.
Assalamualaikum Ibu Farah ,
Sesuai materi tadi bahwa Pembaca itu sangat dibutuhkan oleh
penulis. Bagaimana cara menjadikan PD pada diri sendiri untuk tidak malu
tulisannya dibaca orang lain
Saya sering menulis, tapi selesai
menulis saya simpen. Pernah saya menulis di blog dulu sekali ( baru ttg RPP dan
pembelajaran sih, sedikit) tapi kok
temen aku langsung copas semuanya dan dijadikan administrasi nya dan dijadikan
atas namanya untuk mendapatkan ttd pimpinannya. Padahal saya nulis itu mikir
setengah mati.
Dari situ saya jadi males share lagi.
Mungkin pikiran itu salah. Mohon
pencerahannya. Terimakasih
Santi~ Jayapura
Jawaban:
Wa alaikum slm wr wb.
Ibu Santi, saat tulisan dipublikasikan
maka hak penulis terhadap interpretasi terhadap tulisan itu menjadi hilang.
Interpretasi dan tanggapan pembaca tidak bisa kita kontrol.... Maka perlu
kebesaran hati, krn bisa saja tanggapan yang tidak baik yang kita terima. Nah
kalau tentang hak cipta yang dikopi, maka pada saat kita membaginya di dunia
maya, maka kita harus siap bahwa itu menjadi milik publik. Walaupun itu salah,
tapi di dunia maya kita sulit mengkontrolnya.
Saya Sri Budi Handayani dari Gresik
Mau bertanya tentang proses kreatif
mbak Farrah menulis buku anak , berikan contohnya,
Terima kasih.
Jawaban:
Bu Sri, karena saya menulis buku
berjenjang maka banyak pakem yang harus saya perhatikan. Biasanya saya memulai
dr sesuatu value yang ingin saya kenalkan pada anak tapi tidak dengan cara
doktrin tapi tertangkap. Agar dapat banyak ide, maka saya banyak menonton film
anak, bergaul dengan anak2 & membaca buku2 anak. Contohnya buku
"Sihdeh & Robot" yang intinya mengenalkan cara menenangkan diri
dengan menarik napas panjang. Kecenderungan anak laki-laki agak sulit untuk
menenangkan diri saat marah, maka diambillah tokoh robot agar relate dengan
anak laki. Setelah itu dibuat prosesnya, termasuk membuat story board....
Dibaca anak-anak, lalu review &
revisi lagi dst... Dr masukan anak, bahkan judulnya pun ada perubahan.
Assalamualaikum wr wb.
Saya Safitri dari TK N Pembina
Bobotsari Purbalingga.
Mohon izin bertanya :
Saya ingin menulis tentang buku ajar
apakah sebelum menulis kita tentukan ide-ide atau semacam kerangka tulisan
barulah kita mencari isinya?
Saya sudah mengumpulkan buku-buku sbg
sumber.Tapi rasanya masih buntu untuk menulis..kadang berpikir mana dulu yang
mau ditulis?
Pikiran2 seperti itu yg akhirnya
menghambat untuk mulai menulis..Bagaimana mengatasi seperti ini supaya menjadi
sebuah tulisan?
Jawaban:
Bu Safitri,
Betul sekali untuk buku non fiksi qta
perlu kerangka, paling tidak poin2 penting yang ingin kita sampaikan. Tidak
bisa memulai karena kita berpikir "keseluruhan" dulu maka ini akan
menghambat di awal. Dari poin2 yang sudah…
Sri Sulastri dari Bojonegoro, pertnyaan
saya cara apa agar bisa menghasilkan buku dengan cepat bagi penulis pemula?
Jawaban:
Bu Sri, mulai dari yang mudah menurut
Ibu... Topik yang paling ibu kuasai. Tapi tidak ada yang instan, semua harus
,elalui proses. Proses itu akan semakin cepat jika segera dimulai.
Selamat Sore Ibu. Terkait R ke-4. Menurut
pengalaman Ibu, berapa persen dari ruang pembaca dapat ditampung masukannya dan
bagaimana sikap kita dalam menerima semua kritikan itu agar tidak terbawa
amarah. Trima Kasih- Bernad. Toraja
Jawaban:
Pak Bernard,
Tidak ada rumus baku. Kita siapkan diri
kita untuk terbuka terhadap berbagai masukan. Tapi kita lihat, kalau dia tidak
suka karena berkaitan dengan selera yang berbeda, maka dia bukan target pembaca
kita dan ini informasi berharga bagi kita. Tulisan kita akan memiliki target
pembacanya sendiri. Tapi kalau pembaca tidak suka karena interpretasi yang
salah dari hasil karya kita, maka mungkin cara kita menuliskannya perlu
diperbaik...
Selamat siang Ibu Farrah, saya Grefer dari
kupang, NTT. Apakah review buku yang dimaksudkan adalah sebelum buku kita
diterbitkan, maka buku itu kita berikan kepada pembaca tertentu untuk
membacanya lalu memberikan masukan positif atau negatif dari buku yang kita
tulis. Lalu, dikembalikan dan kita revisi setelah itu baru diterbitkan? Terima
kasih.
Jawaban:
Betul pak, tapi bahkan apapun hasil
tulisan kita, kita hadirkan pada pembaca & melihat tanggapannya -- ini
bahkan sebelum proses penerbitan, usaha individu penulis untuk mendapat
masukan. Kalau sudah ke penerbit, maka ada mekanismenya lagi tapi kita pun sudah
bisa jelaskan targetnya siapa, tanggapannya bagaimana kira hingga buku kita itu
bisa dibilang layak terbit.
Kesimpulan:
Jangan
memendam ide, tapi ungkapkan dan jangan menunggu tapi lakukan.
Mari
menulis dengan 4R. Jangan lupa nonton lagi channel berikut ini. Klik. like and subscribe, serta berikan komentar anda.
Dan jangan lupa memiliki buku inspiratif ini. Buku karya seorang guru blogger Indonesia, bapak Wijaya Kusumah, yang populer dipanggil Omjay.
Selamat
Menulis. Salam Literasi
@pong_owen_sman5_tana_toraja
Mantul
BalasHapusKeren sekali, Pak Roma. Saya senang baca resumenya.
BalasHapusmantap, tambah semangat.
BalasHapusKreatif
BalasHapusWow amazing,..
BalasHapusKereen
BalasHapus