Belajar
adalah proses melibatkan diri mencari, mendapatkan, menemukan, menambah, mengeksplorasi,
menggunakan dan menciptakan pengetahuan untuk mengubah ketidaktahuan menjadi
tahu sesuatu. Proses belajar bisa terjadi di mana saja; di tengah kegiatan
masyarakat, di sekolah, di tempat ibadah, di tempat permainan atau di rumah. Rumah
adalah tempat belajar yang paling signifikan untuk masa darurat tertentu,
seperti saat sekarang di masa darurat pandemi Covid-19. Dengan tersedianya
rumah sebagai tempat ideal untuk belajar, maka membangun efektifitas belajar tentunya harus
dari rumah pula.
Terciptanya
proses belajar yang efektif membutuhkan topangan dukungan internal dan eksternal dari peserta didik. Dukungan
internal diantaranya kesiapan pribadi, fisik, mental dan motivasi sementara dukungan
eksternal antara lain partisipasi orang tua / keluarga, kepala sekolah, para guru,
tersedianya waktu belajar yang memadai, jaringan listrik, jaringan
telekomunikasi, jaringan internet, alat komunikasi, hingga ketersediaan sarana
komputer atau laptop.
Belajar
dari rumah tentunya tidak sama ketika anak bertemu langsung gurunya di ruang
kelas. Belajar langsung dalam kelas akan terjalin hubungan emosional antara
anak dan gurunya. Namun, dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi saat ini, hubungan emosional ini pun bisa tetap terjalin. Jika belajar
dalam kelas ada komunikasi langsung tatap muka, maka lewat kelas dukungan
teknologi pun bisa ada komunikasi langsung dan tatap muka. Dengan kata lain, ketersediaan
dukungan teknologi saat ini juga mampu mengumpulkan guru dan anak didiknya
dalam satu ruang kelas baru tanpa sekat bangunan yang disebut kelas virtual
atau kelas online.
Kelas
online bisa dilaksanakan lewat sejumlah aplikasi pendukung, mulai dari model
grup WhatsApp, grup Telegram; layanan video
call, seperti Google Duo, Video Call di WhatssApp dan Messanger; hingga
menggunakan web meeting tools,
seperti Zoom Cloud Meeting, Google Meet, Webex, UmeetMe, dan Cloudx Telkomsel. Bahkan dengan
kombinasi StreamYard, guru bisa
melaksanakan live streaming di YouTube menggabungkan meeting tools yang
digunakan. Melalui kelas online, anak didik tetap bisa menerima materi
pelajaran mirip ketika mengikuti pembelajaran langsung di kelas. Namun di sini
guru perlu mengelaborasi, mengadaptasi, dan menggabungkan teknik dan metode
mengajar secara langsung di kelas dengan mengajar secara langsung menggunakan
dukungan teknologi informasi yang ada. Misalnya, selama ini guru menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk satu pertemuan di kelas, maka di kelas
online pun juga bisa diberlakukan RPP yang telah dimodifikasi. Poin-poin utama
dalam RPP yang perlu modifikasi diantaranya terdapat pada kegiatan inti.
Contohnya, disisipkan penggunaan Zoom untuk diskusi, mengakses menti.com untuk kuis dan untuk penugasan
anak didik diminta membuka link website tertentu untuk dibaca kemudian berdiskusi
dengan guru, mereka laporkan atau refleksikan.
Konsep
belajar dari rumah bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
bagi anak didik melalui pendidikan
kecakapan hidup tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum
untuk kenaikan kelas maupun kelulusannya. Artinya, materi yang diajarkan ke
siswa tidak tergantung sepenuhnya pada apa yang tertuang dalam kurikulum, namun
bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan siswa pada saat itu. Aktivitas dan tugas
pembelajaran yang diberikan pun sebaiknya variatif antar siswa, sesuai minat
dan kondisinya masing-masing.
Untuk
mengetahui minat dan kebutuhan tiap siswa, maka guru bisa membuat survei
sederhana secara online menggunakan menti.com,
quizzes, Kahoot atau yang lainnya. Di mana lewat survei tersebut, guru bisa
memetakan materi apa yang paling banyak diminati oleh anak didik, materi apa
yang paling mereka butuhkan. Sehingga guru
bisa mempersiapkan topik bahasan dan presentasi materi singkat kepada mereka. Jika
minat mereka beragam, misalkan terdapat 35 siswa dalam satu kelas, dan berminat
atas 20 macam materi, maka guru membuat skala prioritas topik atau tema yang
paling banyak diusulkan oleh mereka. Semua usulan topik/tema harus ditampung
sebagai bahan persiapan melayani mereka belajar. Mungkin ada yang bertanya
lagi, bagaimana jika topik mereka tidak sesuai dengan isi kurikulum? Jawabannya
adalah apa yang anak didik usulkan merupakan kebutuhan mereka untuk membangun
kecakapan hidup mereka. Apapun materi yang diajarkan sebenarnya terintegrasi
dalam kurikulum yang telah ada, hanya deskripsinya yang berbeda, namun memiliki
tujuan yang sama.
Melayani
anak didik yang tidak memiliki akses memadai untuk belajar dari rumah, misalnya
bagi mereka yang sama sekali tidak memiliki akses jaringan listrik dan
telekomunikasi karena berada di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar, guru bisa
mengatasinya dengan membuat poin-poin utama materi dalam bentuk e-book/dokumen
PDF, membuat video pembelajaran singkat atau membuat voice messages/pesan suara, kemudian dikirimkan secara manual, jika
‘terpaksa’, gurunya yang mengantarkan materi-materi ajar atau buku-buku
pelajaran kepada anak didik yang memiliki keterbatasan akses sekaligus
menyiapkan waktu singkat mengajar di rumah mereka. Langkah lain yang bisa
ditempuh adalah menjadikan aktifitas harian mereka membantu orang tua, entah
itu bertani, berladang, peternak atau nelayan sebagai materi ajar, dimana
mereka diajak oleh guru untuk merefleksikan aktifitas tersebut dalam tulisan essay singkat yang dikumpulkan dalam
waktu tertentu, misalnya setiap minggu terakhir pada bulan berjalan, dsbnya.
Sementara
untuk siswa berkebutuhan khusus, guru pun bisa menggunakan bahasa isyarat dalam
bentuk gambar dan video. Secara khusus bagi anak penyandang tuna netra bisa
didukung pelajarannya dari rumah lewat alat peraga braille dalam bentuk video. Penyajiannya
bisa online maupun offline.
Memang
harus diakui melakukan pembelajaran online
sebagai sesuatu yang baru, tidak mudah bagi anak didik, bagi orang tua dan bahkan
bagi guru. Belajar dari rumah menuntut kreatifitas seorang guru untuk membangun
lingkungan belajar yang penuh warna dan menyenangkan. Mengajak bermain di kelas
online. Membuat mereka aktif, partisipatif
dan kreatif. Memperkaya kemampuan panca indra mereka dengan gambar, animasi,
video, suara dan aktifitas. Anak didik akan mencari sendiri materi
pelajarannya, aktif mencari topik yang sesuai dengan minat mereka dan memberi
mereka manfaat lewat beragam media secara cepat dan real-time.
Bangun
masa depan anak didik kita dengan ilmu masa kini untuk sukses di masa depan.
Siapa
kita? INDONESIA.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL
mantul peserta 09
BalasHapusbagus bangeet
BalasHapusseger amat bacanya, keren.
BalasHapusBagus pak..
BalasHapusMantabs,. . banyak memberikan ispirasi
BalasHapusSangat tertarik pak
BalasHapus