Percayakah Anda dengan setiap hal yang dilihat oleh mata Anda? Apakah seketika Anda mempercayai setiap objek yang dilihat? Ataukah Anda masih berpikir sejenak? Membuat analisa sederhana, menelisik fakta dan informasi terlebih dahulu. Cepat tanggap, fast response atau slow response tergantung pada daya imaginasi dan kemanpuan mengolah gambar menjadi informasi.
Seperti pada gambar di atas, percayakan Anda dengan apa yang saya minum dan isi jerigen? Saya pun tidak tahu, terserah Anda jawabannya seperti apa. Demikian pun halnya dengan setiap jengkal kegiatan kita. Banyak hal yang ditemui mata, dikirimkan ke otak. Otaklah penentu pengolah informasi itu.
Bagaimana agar otak kita mampu mengolah informasi dengan tepat dan bijak? Menurut saya, pertama, perbanyak tabungan informasi ke otak. Belajar dari setiap pengalaman, baik pengalaman pribadi, maupun pengalaman orang lain. Setiap objek bisa menjadi sumber informasi untuk memperkaya tabungan ilmu. Jika wawasan sedikit atau pikiran terhimpit di antara dua lembah, sukarlah untuk berpikir dengan logis.
Kedua, pikir dulu baru bertindak. Pastikan informasi terkait objek yang dilihat tidak merugikan orang lain, apalagi memuat SARA, sangant tidak diizinkan. Sarah si cantik di sana tak apalah. Namun, di sini objek yang dilihat harus dipandang sebagai hal positif, agar informasi yang dirilis juga positif. Bermakna bagi orang lain, bukan merugikan.
Ketiga, takut malu. Informasi yang salah terhadap sebuah objek tentunya bisa menjadi kontras bagi orang lain. Jika ada kontradiksi, tentu membawa rasa malu dalam diri.
Keempat, perbanyak membaca untuk memperkuat perbendaharaan kata-kata. Terutama dalam menyusun cerita terhadap objek yang dilihat.
Kelima, jangan menjadi orang penasaran. Orang kepo bisa membawa blunder karena kesalahan mengolah informasi. Saking inginnya merilis berita, baru dipandang langsung tancap gas.
0 komentar:
Posting Komentar