Banyak
orang tidak tahu bahwa menulis buku itu memerlukan waktu yang tidak sebentar.
Oleh karena itu menulislah setiap hari di blog Anda. Dengan begitu Anda bisa
membuat buku dari hasil tulisan-tulisan yang menghiasi blog Anda. Sedikit demi
sedikit lama lama menjadi bukit. Ketika materi tulisan Anda makin banyak dan
makin berkembang, niscaya tulisan-tulisan tersebut dapat disatukan. Jadi, Anda
bisa menerbitkan buku dari hasil menulis di
blog.
Bagaimana
tulisan di blog bisa menjadi sebuah buku? Di sinilah pentingnya kolaborasi.
Anda perlu menjalin kerja sama dengan pihak lain, dalam hal ini berkolaborasi
dengan seorang editor. Editor berpengalaman tentunya sudah fasih dalam hal
editing tulisan. Jaminannya adalah kualitas tulisan dan kulitas buku yang
dihasilkan nantinya.
Sebagai
contoh, buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger, karya bapak Wijaya Kusumah
(Omjay), itu diterbitkan dalam kurun waktu 6 bulan. Buku tersebut dikerjakan
dengan sangat teliti oleh seorang editor, yakni pak Sukarno. Selama pengerjaan
buku, tidak pernah satu kalipun mereka
bertatap muka. Pak Sukarno mengerjakannya di Semarang. Sedangkan Omjay ada di
bekasi. Mereka berkomunikasi hanya lewat media WA saja. Konten tulisan diambil
dari kisah nyata Omjay yang ditulis di blog.
Kemudian,
buku Melejitkan Keterampilan Menulis Siswa diterbitkan dalam waktu 3 bulan.
Buku itu adalah hasil penelitian tindakan kelas atau PTK yang lolos masuk final
Lomba Karya Tulis Inovasi Pembelajaran tingkat nasional. Berkat PTK tersebut, Omjay
mendapatkan laptop baru dan uang jutaan rupiah. Ia bisa ke Bali, gratis, naik
pesawat Garuda Indonesia dan menginap di hotel bintang 5.
Pada
awalnya Omjay tidak tahu kalau hasil PTK bisa dijadikan buku ber-ISBN. Ia akhirnya
tahu ilmunya setelah belajar sama pak Lukman di Jawa Timur secara online. Sementara bertindak selaku editor
adalah ibu Hati di Bandung. Beliau menawarkan diri mengedit tulisan Omjay. Tentu
saja Omjay senang sekali karena belum punya pengalaman sama sekali menulis buku
dari hasil PTK. Di kemudian hari, buku itu jadi dan banyak yang memesannya.
Berkat
membuat laporan PTK yang baik, Omjay juga mendapat hadiah kuliah singkat ke China
University of Mining Technology atau CUMT. Ia belajar steam di sana dan pulang membawa uang 21 juta rupiah. Bukan hanya
uang tapi juga segudang pengetahuan baru yang akan ia terbitkan dalam buku
baru. Sekarang buku tersebut sedang dikerjakan prosesnya di Penerbit Camp
Pustaka Yogyakarta.
Lalu,
buku Blogger Ternama adalah sebuah buku yang diterbitkan dari hasil menulis di
blog selama 6 bulan. Buku tersebut diterbitkan oleh pak Wiranto dari Penerbit
Camp Pustaka. Isinya kisah nyata Omjay menulis di blog dan menjadi blogger
ternama.
Melalui
buku tersebut, Omjay mengajak kawan-kawan guru seluruh Indonesia untuk menulis
di blog dan kemudian merajut tulisannya menjadi buku yang layak jual. Jadi, ia
tidak mengajari guru tentang cara membuat blog. Tetapi bagaimana mengisinya. Sebab,
cara membuat blog dapat dengan mudah kita dapatkan di google dan YouTube.
Banyak orang baik yang sudah menuliskannya di internet. Sehingga kapanpun dan
di manapun, bisa diakses untuk dijadikan panduan.
Blogger
ternama ditulis dari kisah-kisah inspiratif bagaimana seorang guru yang biasa
saja dapat menjadi guru yang luar biasa.
Bahkan
berkat rajin menulis di blog, Omjay diundang keliling Indonesia dan diajak
makan siang di istana negara bersama presiden Jokowi. Luar biasa!
Itulah
keajaiban ngeblog atau menulis di blog yang mengantarkan Omjay menjadi blogger
ternama. Bahkan ia bersama istri tercinta bisa menikmati bulan madu kesekian
kalinya yang gratis ke Singapura. Semua itu gara-gara menulis di blog. Hal
itulah yang ingin ia tularkan dalam buku ini.
Bukan
menularkan virus corona, ya, tapi menularkan virus ngeblog di kalangan guru
Indonesia. Dengan begitu para guru menjadi blogger ternama dan menjadi guru
blogger Indonesia.
Buku
Menulislah Setiap Hari adalah buku pertama kali yang Omjay terbitkan di
penerbit mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan bukunya. Kala itu, ia masih
belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh penerbit
mayor.
Namun
Omjay tak pernah putus asa. Buku itu, akhirnya jadi berkat jasa mbak Abdah Khan.
Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.
Selanjutnya,
buku itu diterbitkan oleh penerbit Indeks Jakarat dengan editor mas Yuan Acita.
Sampai sekarang Omjay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di
Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh
Indonesia. Berkat buku ini Omjay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup
untuk berlibur bersama keluarga di Wanaraja, Garut, Jawa Barat.
Dalam
menulis, kolaborasi itu sangat penting, terutama bagi penulis-penulis pemula. Keempat
buku karya Omjay yang diterbitkan adalah berkat kolaborasi antara penulis dan editor.
Penerbit yang baik tentu memerlukan waktu dalam proses editingnya. Hal ini
kurang disadari oleh para penulis pemula. Apalagi buat kawan guru yang menulis
hanya untuk kenaikan pangkat.
Jadi
menulis buku itu bertujuan berbagi ilmu dan pengalaman. Bukan sekedar menambah
poin untuk kenaikan pangkat saja bagi guru ASN.
Menghasilkan
sebuah karya besar tentunya diraih lewat perjuangan berat. Berbagai hal
dilakukan untuk mencapainya. Dalam menulis pun banyak cara bisa dilakukan untuk
sukses. Misalnya berbagi hal-hal sederhana. Berbagi itu tidak pernah rugi.
Berbagi akan membawa kebaikan. Memang tidak instan. Butuh waktu lama untuk
berproses. Kita bisa berbagi ilmu lewat tulisan blog di internet.
Kesuksesan
itu butuh proses. Ibarat bertani. Kita akan menghasilkan padi yang bagus kalau
prosesnya bagus. Ingat selalu filosofi padi. Kian berisi kian merunduk. Hal
itulah yang Omjay lakukan selama 11 tahun. Orang mengenalnya dari
tulisan-tulisan di blog.
Menulis
buku dengan konten hasil menulis diblog temanya bebas dan bervariasi, yang
jelasnya enak dibaca.
Menerbitkan
buku di penerbit indie, maka trik pemasarannya agar buku itu laku jual, salah
satunya dengan Rajin bergabung di media sosial dan WA group.
Dari
sejumlah penerbit-penerbit yang menerbitkan buku Omjay, Tata Akbar dan Presindo
merupakan penerbit indie, sedangkan Indeks dan Camp Pustaka adalah penerbit
mayor.
Menulis dan meberbitkan buku butuh kolaborasi. Penulis tidak bisa
bekerja sendiri. Butuh orang lain yang baik hati, seperti editor yang menemukan
kesalahan kita dalam menulis. Oleh karena itu nikmati prosesnya dan mulailah
menulis di blog. Diminta atau tidak diminta, blog harus kita isi dengan tulisan
yang menarik dan inspiratif. Pasti akan banyak pengunjungnya tanpa kita minta.
0 komentar:
Posting Komentar