Orang bijak mengatakan, melalui membaca kita akan mengenal dunia, sementara dengan menulis kita akan dikenal oleh dunia. Kedua frase inti dalam kalimat ini benar adanya. Jika dianalogikan dalam arah mata angin keduanya memiliki jalur masing-masing. Namun, seperti pernyataan bumi ini bulat, membaca dan menulis keduanya akan bertemu kembali pada satu titik. Titik pertemuan itu adalah sebuah karya terdokumentasi dalam bentuk buku. Buku model cetak atau buku elektronik (ebook).
Sebuah buku, niscaya terbentuk tanpa adanya sumber referensi untuk dibaca. Sekalipun itu buku novel atau cerita, sekurang-kurangnya, sebelum ditulis, pasti kita mencoba mencari buku-buku sejenis yang akan ditulis untuk menjadi pedoman. Ketika menulis, pasti kita membacanya berulang-ulang. Melalui proses ini, secara tidak langsung penulis akan mendapat ilmu baru. Misalnya, kata-kata itu tidak cocok untuk menjelaskan topik. Atau kalimat itu seharusya ada di paragraf terakhir bukan di paragraf pembuka. Ini contoh sederhana, namun merupakan bagian dari ilmu.
Segala bentuk perkembangan ilmu pengetahuan dapat diketahui lewat membaca. Membaca dapat dilakukan pada berbagai jenis sumber tertulis. Entah itu lewat media cetak maupun media digital. Membaca bukan hanya lewat buku-buku ilmiah, buku fiksi, buku populer, buku inspirasi, non fiksi, majalah, surat kabar dan sumber-sumber tertulis lainnya. Pesatnya perkembangan teknologi digital, khususnya dalam bidang ebook, tidak serta merta menghilangkan nature dan keberadaan dari buku-buku konvensional. Mereka tetap menjadi primadona untuk dibaca, terutama bagi orang-orang akademis dan pecinta buku.
Menulis adalah sebuah kegiatan mendokumentasikan ide, gagasan, pikiran, kisah dan fakta untuk menjadi bahan bacaan. Isi tulisan dikembangkan lewat membaca beragam buku dan sumber informasi, baik cetak maupun digital. Ide yang mengalir dalam pikiran seorang penulis perlu ditopang oleh gagasan lain yang bersumber dari tulisan-tulisan sebelumnya. Sampai di sini menulis berjalan bersama dengan membaca.
Sebenarnya membaca dan menulis adalah saudara kandung yang tak bisa dipisahkan. Anggaplah membaca menuju Eropa dan menulis menuju Amerika Selatan. Keduanya tetap akan bertemu dalam satu titik. Tulisan yang dihasilkan akan menjadi sumber bacaan baru, sementara menulis membutuhkan sumber bacaan sebagai bahan tulisan.
Jadi, layaknya penulis dan editor, tepatlah membaca membuat kita kaya gagasan, ide, pemikiran dan pengetahuan dari berbagai belahan dunia untuk kemudian diramu menjadi sebuah tulisan baru. Menulis akan menghasilkan sumber bacaan bermakna bagi banyak orang di berbagai tempat. Keduanya selalu saling bergantian mendukung satu sama lain.
Mantaps sekali pak yulius ini. Semakin ingin menulis banyak hal..
BalasHapus