Senin, 27 April 2020

Menulis dan Mempublikasi Buku (Mencetak Buku Digital)



Onno Widodo Purbo adalah seorang tokoh dan pakar di bidang teknologi informasi asal Indonesia. Selain pakar, Onno juga dikenal sebagai penulis, pendidik, dan pembicara seminar. Sebagai aktivis beliau dikenal dalam upayanya memperjuangkan Linux. Mengenal dan akrab dengan beliau bisa mengunjungi: Twitter @onnowpurbo, laman https://lms.onnocenter.or.id atau bisa berwara-wiri ria ke Channel YouTube Onno Center di https://www.youtube.com/channel/UCvYfBQdMzsWTbNAsgJEC7Ig.

Secara umum, teknis Menulis dan Mencetak Buku Digital atau lebih tepatnya Menulis dan Mempublikasi Buku dapat dibaca di onnocenter.id. Selain itu, pada laman ini menyediakan banyak informasi bermanfaat terkait menulis dan menerbitkan buku.

Hal-hal yang biasa menjadi masalah terbesar dalam menulis buku adalah pencarian kata-kata, topik dan jenis buku yang laku. Pada tahap persiapan menghasilkan karya tulis, membaca adalah awalnya. Tidak akan ada yang bisa menulis jika tidak membaca. Kemudian dalam menulis jangan lupa menggunakan rumus 5W+1H (what, where, when, who, why dan how).

Bagaimana cara mencari topik supaya buku bisa laku keras? Pertama memilih topik, mencari tahu keinginan pembaca dan mencari tahu minat pembaca. Ketiga hal ini bisa didapatkan lewat cara mengobrol, atau bercakap-cakap dengan orang lain. Katakanlah begini, apa minat mereka, masyarakat tertarik tentang apa, apalagi jika ita sebagai guru, paling mudah mencari topik karena setiap hari kita berbicara dengan siswa. Jadi kita bisa tahu cara penyampaian paling bagus, topik bisa tentang pelajaran atau tentang pengetahuan umum, namun tentunya harus berbicara dengan masyarakat. Dari kegiatan tanya jawab, bisa diketahui keinginan atau minat masyarakat itu seperti apa. Nah, hal-hal sederhana ini bisa dijadikan sebagai buku.

Kedua, salah satu teknik sederhana menulis adalah menerjemahkan dokumen-dokumen berbahasa asing, misalnya buku berbahasa Inggris; dikumpulkan jadi satu dokumen, kemudian dijadikan paragraf baru menggunakan bahasa atau kata-kata sendiri yang lebih enak dibaca dan dipahami. Artinya gabungan beberapa buku terjemahan menjadi sebuah buku baru. Kemudian buku-buku yang kita gunakan dimasukkan dalam referensi, namun perlu diingat bukan terjemahan lagi. Ini merupakan salah satu menulis sederhana, tanpa mengarang kata-kata sendiri. Sebagai dosen, pak Onno sering memberikan tugas menulis buku pada mahasiswa, mereka harus bisa menulis buku dengan topik apa yang sedang dikuliahkan. Untuk memudahkan penulisan, maka mereka diberi akses ke perpustakaan digital milik bapak Onno. Dalam digital library tersebut tersedia beragam jenis buku. Salah satu cara interaksi dengan orang banyak adalah menggunakan media sosial, seperti twitter, facebook atau instagram.

Cara yang ketiga adalah biasakan mencatat atau membangun kebiasaan mencatat, misalnya mencatat di wiki atau di mana saja. Jadi mencatat apa saja sedikit demi sedikit setiap hari. Dikumpulkan dan nantinya bisa jadi buku. Ini merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam menulis. Menyinggung tentang menulis di wiki, memberi manfaat tersendiri. Misalnya kita mencari topik tertentu, maka tinggal ketik di menu Search kemudian Enter, langsung dapat. Jadi menulisnya dalam bentuk elektronik. Selain itu hasil tulisan bisa dibaca semua orang.

Selanjutnya menulis ilmiah di jurnal. Perlu diperhatikan adalah penulisan referensi. Referensi yang berbahasa Indonesia biasanya sulit untuk diterbitkan di jurnal internasional. Dalam menggunakan referensi berbahasa asing, kita bisa menggunakan google scholar, tinggal ketik di web search menu https://scholar.google.com.

Nah, cara memperoleh referensi berkualitas berbahasa asing adalah masuk ke google scholar, masukkan kata kuncinya, akan muncul file-file yang dibutuhkan, tinggal klik kanan dan cite. Namun sebelum itu, perlu membaca abstrak tulisan terlebih dahulu, apakah sesuai dengan paper yang kita butuhkan. Kemudian bagaimana supaya buku bisa terbit? Penerbit membutuhkan naskah yang harus disiapkan penulis, yaitu:
  1. Halaman Judul (Tidak perlu desain cover)
  2. Kata Pengantar. Pengantar bisa ditulis oleh lebih dari satu orang, maksudnya bukan hanya penulis. Bisa kepala sekolah atau tokoh lain yang dianggap penting.
  3. Daftar Isi
  4. Materi Lengkap (Ditambah folder gambar, jika ada). Kalau bisa gambar dalam folder tersendiri apalagi gambar original dengan resolusi besar. Gambar, sebaiknya: hitam putih (jangan color), zoom ke bagian yang diperlukan.
  5. Tentang Penulis, disarankan buat versi pendek, satu paragraf tentang diri kita.
  6. Daftar Pustaka
  7. Sinopsis, yaitu kisah tentang penulisan buku, inti buku.

Semua naskah dibuat sederhana saja dalam Ms Word. Sebagai tambahan informasi bagi penulis, biasanya Penerbit ANDI Offset melakukan layout sendiri terhadap buku, sementara Elex Media Komputindo, biasanya meminta penulis untuk layout sendiri supaya mereka tinggal mencetak. Penerbit menerbitkan buku bukan karena berkualitas, tapi karena bukunya bisa laku dijual. Jadi, sekali lagi kita harus menulis buku yang bisa laku dijual. Kalau buku yang kita tulis adalah buku pegangan siswa, penerbit akan senang sekali. Terutama buku pegangan untuk murid SD karena jaminannya adalah pembelinya banyak. Dapat dikatakan bahwa topik tulisan adalah penentu laku atau tidak lakunya buku. Beruntunglah penulis yang menulis buku sekolah dasar. Tapi ingat buku perlu menyesuaikan dengan keputusan Mendikbud. Penerbit paling senang dengan buku-buku Sekolah Dasar.

Royalti? Penerbit Andi Offset dan Elex Media Komputindo royaltinya 5-10%. Peluang besar sebenarnya ada di guru-guru SD yang jadi penulis, karena murid SD jumlahnya banyak sekali. Artinya, hidup bisa dijamin dari royalti.

Mencetak buku digital? Sederhana, tinggal Save As PDF saja  file wordnya atau Print As PDF. Buku digital bentuknya PDF. Cukup sampai di situ sudah jadi buku digital. Selanjutnya diupload ke website atau disebar di  WhatssApp.

Ingat, menulis buku yang bisa laku dijual, tidak harus bukunya bagus. Salah satu pemikat penerbit adalah jumlah follower yang banyak di medsos, karena ini bisa meyakinkan penerbit bahwa pembacanya banyak.

Cover buku berperan banyak dalam penjualan buku. Penerbit ANDI Offset biasanya merancang cover buku. Penulis hanya perlu menyiapkan materi.
Penulisan buku bisa menggunakan Ms Word di Windows atau LibreOffice Writer di Linux.

Buku digital bisa ber-ISBN. ISBN bisa dikeluarkan dari sekolah, tidak hanya dari penerbit. Caranya adalah sekolah request dan mengisi formulir di https://isbn.perpusnas.go.id. Maksudnya adalah sekolah bisa jadi penerbit, tidak harus jadi penerbit sungguhan. Nanti Perpusnas akan mengeluarkan izin agar sekolah mengeluarkan ISBN. Namun, setiap kali akan mengeluarkan ISBN, sekolah  harus mengajukan buku ke ke Perpusnas untuk diberikan ISBN.

Sementara konten yang memiliki Copyright (Hak Cipta), disarankan jangan sembarangan digunakan karena bisa bermuara ke ranah hukum. Sebaiknya menggunakan konten yang berbasis creative commons license. Creative Commons menyediakan karya kreatif yang tersedia untuk orang lain secara legal agar dapat digunakan kembali dan dibagi secara luas. Konten dengan lisensi Creative Commons  bisa dicek dan digunakan di https://creativecommons.org.  



EDISI MENULIS

Semoga memberi manfaat.











Salam,
Pong Owen
Share:

6 komentar:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia