Sabtu, 11 April 2020

Bagaimana Mencari Ide dalam Menulis dan Bagaimana Melipatgandakan Pembaca


Materi pada pertemuan ini dibawakan  oleh bapak Agus Sampurno. Beliau adalah salah satu pemenang Guru Era Baru Acer Award tahun 2012 dan pernah bersama Omjay  (Bpk. Wijaya Kusumah) untuk mengelola blog http://guraru.org.

Menurut bapak Agus Sampurno, ide sebenarnya mudah dicari dan ditemukan, yang sulit adalah cara melakukan eksekusi hingga menjadi sebuah tulisan. Dalam menulis banyak hal yang menarik dan bisa dinikmati prosesnya. Dalam mencari ide menulis ada banyak pemicu yang bisa berujung pada terbitnya sebuah tulisanKita bisa memulai dari hal yg biasa dilakukan oleh seorang yang baru belajar menulis dan bisa berujung pada kebosanan

Beberapa kesalahan yang biasa dilakukan oleh seseorang yang belajar menulis adalah 1) Ia menulis dengan menjadikan dirinya sebagai peran utama, ia sibuk menceritakan dirinya sendiri. Tulisannya bukan fokus pada bagaimana menuntaskan pertanyaan atau sebuah solusi permasalahan; 2) Tulisannya tidak dibaca ulang sebelum diposting. Tidak ada yang namanya self-checking; 3) Tulisannya terlalu panjang dan mengandung banyak ide besar di dalamnya

Ketiga hal ini adalah hal yang mesti dihindari dalam konteks blog di internet yang punya banyak keterbatasan. Keterbatasan yang saya maksud adalah saat di internet anda ada di lautan informasi yang benar benar tanpa positioning yang pas, tulisan anda tidak akan dibaca orang.

Salah satu hal yang menjadi trending topic sekaran ini adalah mengenai Pembelajaran Jarak Jauh. Menyikapi situasi ini ada beberapa hal yang bisa seorang bisa menulis dari beberapa perspektif, yakni:

1. Persepektif sebagai pendidik yang merasa dirinya sukses; ia akan menceritakan bagaimana dirinya sukses mengampu pembelajaran online, dengan menceritakan kesehariannya dalam mengajar secara online. Ia lupa banyak pendidik diluar sana yang masih berjuang mengatasi kendala.

2.  Perspektif sebagai pendidik yang menyalahkan orang tua siswa yang kurang sigap mendampingi anaknya dalam pembelajaran jarak jauh.

3.     Perspektif pendidik yang mencoba memberikan jalan keluar berdasarkan pengalamannya. Ia berperan memberikan pertimbangan, tips dan trik bagi kedua belah pihak, bagi orang tua siswa dan guru.

Dalam dunia informasi yang deras saat ini, cara mengajar online kemudian banyak dicari orang. Di google setelah diketik kata kunci 'cara mengajar online' maka langsung timbul beberapa prediksi dari google:

Ini berarti memang ada kebutuhan dari pengakses google mengenai topik diatas.

Sejumlah saran dan masukan serta pendapat muncul dalam diskusi seperti yang terangkum di bawah ini.

Cara mengatasi kelemahan pembelajaran jarak jauh,  terutama bagi siswa atau orang tua yang tidak memiliki media Teknologi Informasi dan Komunikasi yang memadai, padahal pembelajaran harus tetap berjalan adalah jika berkenan guru bisa memberikan penugasan seminggu sekali. Secara terjadwal setiap hari dalam seminggu, guru berikan penugasan yang terstruktur. 

Untuk kemudian ada kewajiban, guru mengambil atau siswa dan orang tua setorkan tugas siswa bersangkutan.

Dikatakan penulis menjadikan dirinya sebagai peran utama itu kurang bagus karena fokus pada dirinya, maksudnya adalah ini adalah ketika kita menulis tentang diri sendiri, harapan kita pasti ada yang membaca dan berikan tanggapan. Sayangnya jika tidak ada yang menanggapi pasti si penulis jadi malas menulis lagi. Padahal sebagai orang dewasa kita tidak terlalu suka membaca (semata mata) kisah orang lain. 

Orang lebih senang mencari sesuatu yang ada hubungannya dengan keuntungan atau kebutuhan dirinya. Hal ini sering dilakukan bagi penulis pemula karena belajar menulis ide berdasar diri sendiri. Dimulai dari yang mudah, yang bisa, yang dialami.

Ketika ingin sekali menulis, namun judul yang ditemukan sudah tertuang oleh orang lainm, maka cara menyikapi hal ini adalah mencermati tulisan orang lain lalu lakukan ATM (Amati Tiru dan Modifikasi).

Cara terbaik memberikan ‘roh’ pada tulisan adalah sebagai penulis, kita sudah tahu dalam satu kalimat, hal apa yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Sebuah buku yang tebalnya berlembar-lembar pun pada akhirya punya satu tema besar yang ingin disampaikan.

Jika ingin lebih semangat menulis karena mendapatkan tanggapan, tulislah dan berikan lah sumbang saran bagi sebuah hal yang sedang menjadi kegelisahan orang banyak.

Menulis di blog, kita bisa mengukur berapa orang yang sudah membaca tulisan kita.

Rahasia kreativitas Agus Sampurno adalah menggunakan media sosial untuk mengamati, bertemanlah di media sosial dengan orang yang tepat sesuai dengan bidang anda, maka akan banyak ide yang mengalir disitu.

Cara membangun konsistensi dalam menulis ide di blog adalah memilih topik yang dikuasai kemudian lakukan  riset kecil-kecilan di google, kemudian tampilkan tulisan anda sudah dengan solusi dari sebuah masalah, tuliskan di bagian apa anda merasa nyaman dan menguasai (tidak harus ahli atau menguasai sekali).

Terkait Pembelajaran Jarak Jauh, membuat penugasan mingguan. Kegunaan pembelajaran jarak jauh bukan untuk menggantikan pembelajaran yang ada di kelas (tatap muka), tapi sekedar menghangatkan otak dan ingatan siswa agar tidak kosong sama sekali, saat wabah Covid-19 sudah berakhir dan masuk sekolah kembali.

 Bagaimana melibatkan Facebook dalam membuat kita bersemangat menulis. Menurut pak Agus, semua dari kita pasti punya laman di Facebook, entah itu aktif atau tidak namun sepanjang pengalamannya, banyak sekali penulis yang menjadi viral hanya bermodalkan tulisan/status di facebook. 

Terdapat eksperimen mengenai bagaimana facebook bisa melipatgandakan pembaca tulisan kita. Beliau mengambil perspektif nomor 3 yang telah dipaparkan pada bagian awal di atas. 

Contoh eksperimen yang beliau berikan adalah tulisan dengan judul: 5 Cara Menghindari Kesalahan dalam Memberikan Penugasan di Kelas Online. Adapun pengembangan tulisannya seperti di bawah ini:

1.     Paragraph pembuka: Menjadi viral baru baru ini status dari para orang tua siswa yang kelelahan saat mesti mendampingi anaknya belajar secara online. Hampir semua orang tua mengeluh betapa kewajiban mendampingi anaknya menjadi hal yang luar biasa berat. Pihak yang mencoba bijak pasti akan mengatakan bahwa saatnya orang tua siswa menyadari bahwa mendidik itu tidak mudah. Sebuah hal yang tidak akan laku dimata orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di sekolah swasta di kota besar yang bayarannya pastinya lumayan. Hal yang sama juga tidak akan berlaku bagi orang tua yang mungkin punya banyak halangan dalam mendampingi anaknya, mulai dari dirinya yang mesti bekerja sampai tingkat pendidikan yang kurang menunjang.

2.     Paragraph isi: Ada beberapa kesalahan yang dilakukan pendidik ketika menyelenggarakan kelas online ditengah wabah Covid 19 ini:

a.   Guru berniat sekali menggantikan kelas tatap muka nya dengan kelas online. Ini akan menimbulkan masalah baru karena pastinya waktunya akan panjang dan materinya berat. Solusinya: memberikan penugasan mingguan yang disitu sudah ada deadline atau batas waktu yang terjangkau dan terukur. Hal ini akan menghindari kerumitan bagi orang tua siswa.

b. Guru belum melakukan pembagian antara mana siswa yang lebih cocok diberikan tugas online dan offline. Jika ini terjadi maka guru kerap hanya berfokus pada penugasan yang online saja.  Saat yang sama ia akan bingung mengapa ada siswa yang responnya lambat. Solusinya: Saatnya berikan pilihan pada ortu siswa apakah ingin tugas yang online atau yang offline. Jika online berarti orang tua sudah mengetahui mesti tugas menggunakan platform apa dan kapan mesti dikumpul. sementara untuk tugas offline mesti ada perjanjian pengumpulan tugas yang disetujui guru dan orang tua siswa.

c.    Guru hanya sibuk memberikan tugas kepada siswanya, namun tidak menemani orang tua siswanya dalam situasi krisis ini. Semua orang tua siswa menyadari bahwa tinggalnya anak mereka di rumah adalah keputusan diluar kemauan sekolah. Untuk itu solusi terbaik adalah luangkan waktu untuk satu hari diadakan diskusi antara guru dan orang tua siswa, caranya bisa macam macam bisa lewat grup chat atau menyebarkan survey mengenai keinginan dari orang tua siswa.

d.   Guru memberikan penugasan yang bertipe High Order Thinking Skills atau HOTS. Ada juga guru yang menyuruh siswanya melakukan sesuatu yang memerlukan persiapan . Sebagai contoh ada orang tua siswa yang mengeluh anaknya diminta berpakaian adat kemudian di foto dan fotonya dikirim ke gurunya. Solusinya: berikan tugas yang memerlukan pendampingan minim dari orang tua siswa. Saat memberikan tugas, guru juga bisa menyelipkan panduan singkat bagi orang tua. Guru juga bisa memberikan estimasi waktu pengerjaan, sehingga orang tua yang sibuk bisa memperkirakan kapan ia mesti membantu, menyesuaikan estimasi waktu yang diberikan oleh guru anaknya

e. Guru cenderung ingin menghabiskan target kurikulum. Hal ini bukanlah sebuah hal yang salah. Namun yang harus diingat bahwa kecenderungan tadi membuat seorang guru menjadi tidak fleksibel. Solusinya: Guru mesti menerima situasi bahwa saat ini adalah saat krisis yang terjadi diluar kehendak dirinya sebagai seorang guru. Untuk itu ketika seorang guru sudah menerima situasi ini maka ia akan lebih terbuka pada masukan sambil terus menerus mencari dan belajar dengan cara terbaik dalam mencari bentuk kelas online yang sesuai, atau jika beberapa minggu kemarin kelas online justru banyak menimbulkan masalah saatnya dicarikan skenario lain yang penting siswa tetap fokus dan siap belajar pada saat wabah telah selesai.

3.    Paragraph Penutup: Banyak sekali prediksi yang beredar mengenai kapan situasi pandemi ini akan berakhir. Di banyak kota di Indonesia, waktu belajar di rumah terus diperpanjang oleh pemerintah setempat. Ini berarti sebagai seorang praktisi perlu punya banyak ide agar kemitraan sekolah (guru) dan rumah tetap selaras.

Selanjutnya dilanjutkan dengan diskusi tentang cara melipatgandakan pembaca di facebook. Salah satunya melalui cara menulis judul, dengan menggunakan beberapa kata misalnya: 5 Persuasive Words That Controls Minds : You, Free, New, Now, and Secret.

Di akhir sesi bapak Agus Sampurno menekankan beberapa hal tentang melipatgandakan pembaca di facebook, yaitu:

ü Menulis ide bisa datang dari mana saja.  
ü Saatnya kita fokus pada cara mengemas ide tersebut.
ü Hal yang beliau praktekan saat ini adalah membuat tulisan lalu diletakkan didalam halaman Facebook.
ü Pada saat yang sama di postingan Facebook tadi kita letakkan link blog kita.
ü Dengan demikian blog kita akan semakin dikenal.

Sekian.


Share:

7 komentar:

  1. waah akhirnya saya beride ni untuk menulis berikutnya... semangaat sobat hebat

    BalasHapus
  2. slmat malm pak Agus saya biasa suka wa dan blog,tidak sering main facebook boleh saya memakai wa dan memperbanyak pemaca blog saya? simon Anunu dari kupang NTT.TERIMA KASIH UTK PERHATIANNYA

    BalasHapus
  3. Manteb..terimakasih.. Bpk.. Bisa mmberi motifasi u pmbljran daring

    BalasHapus

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia