Selasa, 21 April 2020

MENGAJAR GAYA MOTIVATOR (MGM)


MGM, sebuah kata yang bagi saya tidak asing, hampir setiap minggu saya dengar di channel FIGHT SPORTS dan TVOne, sebuah arena tinju bagi para pesohor tinju terbaik dunia. Siapapun petinju yang bertanding di arena MGM adalah petinju terbaik. itulah MGM Grand Las Vegas di Amerika Serikat.

Ternyata, MGM kali ini adalah Mengajar Gaya Motivator. Sebuah pandangan bernilai mutiara dari bapak Aris Ahmad Jaya, seorang motivator character building dan trainer sekaligus coach sekolah-sekolah unggulan di Indonesia. Jadi, yang masuk arena MGM milik bapak AAJ adalah para guru terbaik yang ada di Indonesia.

Momentum saat ini, di mana siswa belajar dari rumah, gurupun seharusnya belajar kembali tentang bagaimana memiliki seni menyampaikan, seni untuk dicintai, dirindukan oleh anak didiknya sehingga pembelajaran semakin menarik. Telah lebih dari 10.000 audiens yang merasakan pola Mengajar Gaya Motivator  (MGM).

Bagaimana menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan, pribadi yang dirindukan dan pribadi yang mampu menginspirasi  serta menjadikan anak didik kita mencintai kita sebelum mencintai pelajaran yang kita bawakan. Salam, Aris Ahmad Jaya dari Lembaga Nasional Character Building.

Berdasarkan niat, seseorang menjadi guru, terbagi atas dua:
  1. Guru Betulan adalah guru yang memang sejak awal ingin menjadi seorang pendidik, ingin mengajar dan memang ia ingin menjadi seorang guru. Ia seorang guru yang diidamkan. Guru yang memiliki energy untuk mengajar, energy untuk bertemu dengan siswa, energy untuk menularkan keilmuannya kepada anak didiknya.
  2. Guru Kebetulan, yaitu kebetulan ada lowongan menjadi pengajar , maka dia jadi guru. Kebetulan lulus dari universitas dan sambil menunggu pekerjaan maka dia melamar jadi guru dan kebetulan diterima, makanya pada akhirnya menjadi guru seterusnya. Kebetulan ada yayasan orang tua yang butuh guru, butuh managemen, sehingga mau tidak mau harus melanjutkan  impian orang tua, akhirnya menjadi guru di yayasan itu. Kebetulan ada teman yang mengajak, dari pada menganggur, maka menjadi guru. Apakah guru kebetulan itu salah? Ya salah kalau kebetulannya terus-menerus dan tidak mau belajar. Namun, guru kebetulan pun akan menjadi guru betulan ketika dia mau belajar, mau mengerti bahwa ini bagian dari sebuah proses yang harus dihadapi dan kadang-kadang guru kebetulanpun bisa menjadi guru yang mencintai, guru yang dicintai, guru yang menyelami kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, karena dia menyadari bahwa ini merupakan bagian dari sebuah proses baik yang harus dijalankan. Apakah kita guru betulan atau guru kebetulan, masalahnya adalah ketika kita tidak mau menerima profesi kita sebagai seorang guru. Ketika kita menerima profesi guru ini sebagai profesi yang mulia, mau memberi pembelajaran dengan cara yang baik dan menyenangkan, menginspirasi anak didik kita, mencintai ilmu yang kita sampaikan, maka sesungguhnya guru betulan maupun guru kebetulan, buahnya akan manis mana kala ia adalah guru yang mencintai profesinya. Apalah artinya guru betulan namun tidak mau belajar, menyampaikan asal-asalan dan menyesali pilihan hidupnya, karena itu selamat datang para guru yang mau menginvestasikan waktu untuk belajar. Guru yang pada akhirnya diizinkan untuk melakukan pembelajaran apapun, karena kita adalah kurikulum yang sesungguhnya, apapun yang kita bawa, murid kita akan mencintai manakala dia menyukai kita.

Selanjutnya, bagaimana menjadi guru yang dirindukan kehadirannya, kepergiannya, guru yang menginspirasi dan guru yang menyenangkan, baik pembelajaran apapun yang kita berikan, kita adalah kurikulumnya, karena kita adalah guru yang menyenangkan dan diizinkan. Semoga bisa dipahami dan bisa dipraktekkan.

Berdasarkan Kinerja, ada Tiga  Tipe Guru:

Pertama: NYASAR adalah guru yang tidak punya tujuan, tidak punya arah, tipe guru yang menyesatkan. Mengapa? Para siswa bisa membenci pelajaran karena tipe guru ini tidak berenergi, membenci apapun yang disampaikan  guru, selain tidak punya target, tidak punya energy, dia juga adalah guru yang kehadirannya sebenarnya menjadikan jam dinding bergerak sedemikian lambat karena siswa jenuh. Guru nyasar lebih baik segera menyadari, kalau memang tak punya energy menjadi guru, lebih baik mengundurkan diri  daripada banyak korban yang tidak menyukai pelajaran apapun yang disampaikan.

Kedua: BAYAR adalah seorang guru yang energinya terkait dengan finansial. Bekerja karena ada gaji. Bekerja sebatas ada finansial yang diperoleh. Kadang-kadang mengajar berdasarkan energy uang. Tipe guru tidak konsisten. Tanggal muda dia semangat dan antusias serta cerah karena mungkin ada finansial yang cukup karena habis gajian, ada sertifikasi. Namun kadang mukanya sedemikian menyedihkan, tidak semangat gara-gara dia merasa pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang menjanjikan, pekerjaan yang menyedihkan, tidak memenuhi kebutuhan-kebutuhan. Guru bayar disarankan segera sadar karena pada dasarnya banyak murid yang harusnya mendapatkan inspirasi keilmuan tapi justru siswa mendapatkan guru yang ON OFF, kadang semangat kadang tidak, kadang bagus kadang tidak, ini akan membuat siswa tidak mendapatkan figure yang benar-benar mampu menginspirasinya.

Ketiga: SADAR, seorang guru yang kehadirannya menjadikan siswa mencintai dirinya, mencintai pelajarannya dan mencintai kehidupan karena apapun yang keluar dari mulut guru sadar adalah kata-kata yang mampu menyadarkan. Pembelajaran menjadi menyenangkan, keilmuan menjadi mengasyikkan, kehadirannya adalah kehadiran yang menyenangkan, kepergiannya adalah kepergian yang dirindukan. 

Karenanya mengajar gaya motivator adalah sebuah teknik bagaimana kita mampu menjadi seorang pendidik atau  menjadiseorang guru yang sadar. Menyadari sepenuhnya bahwa profesinya adalah profesi yang mulia.sebuah profesi yang mengantarkan para siswa mendapatkan kepahaman keilmuan yang baik dan benar, sehingga mereka mampu menghadapi permasalahan-permasalahan sesuai dengan jamannya. Guru sadar adalah konektor kebaikan, adalah konektor keilmuan yang membuat ilmu dicintai, guru yang menyadari, suatu hari nanti ketika dia meninggal akam membuat ilmu yang ditinggalkannya menjadi inspirasi bagi orang dan guru sadar adalah guru yang menyadari spenuhnya bahwa dia adalah magnet bagi kecintaan  siswa terhadap ilmu yang dia bawa, kecintaan siswa-siswinya kepada roh Tuhan yang menciptakannya, kecintaan siswa-siswinya kepada sebuah keilmuan yang dihadirkan melalui dirinya.

Ada peran seorang guru yang sesungguhnya (utuh), yaitu mengajar, mendidik, menginspirasi, menggerakkan. Terkadang kita cuma fokus pada peran mengajar, memindahkan ilmu yang ada di otak ke siswa. Jika mengajar semata, maka akan kalah dengan pola yang ada sekarang dimana bisa online, belajar dari YouTube, bahkan kelas-kelas online yang memungkinkan siswa bisa belajar tentang ilmu tanpa kehadiran seorang guru.

Mendidik. Bagaimana seorang guru mampu mendidik, tentu guru menjadi idola, teladan, contoh. Guru terdiri dari dua kata digugu dan ditiru. Diharapkan saat guru mendidik bisa menanamkan nilai-nilai, norma-norma baik yang bisa dijalankan oleh anak didik kita dalam kehidupan sehari-hari. Kedisiplinan, kejujuran, bisa dipercaya, berbagi, berkomunikasi, menolong, membantu, memudahkan usaha orang lain, demikianlah pola-pola yang bisa digunakan dalam mendidik dan kita bisa masuk lewat pembelajaran apapun. Guru yang mampu mendidik adalah guru yang menginspirasi.  Karena siswa akan menjadikan kita bagian dari sejarah mereka bukan hanya bagian cerita mereka. Ketika kita mampu menunjukkan keteladanan, menunjukkan bahwa kita sepenuh hati, maka kita telah menjadi inspirator, motivator dan kita telah menggerakkan mereka mengerjakan apa yang  kita arahkan, melakukan apa yang kita harapkan. Guru yang hebat adalah guru yang mampu mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakkan.

Langkah Sederhana Mengajar Gaya Motivator:

1# Jadilah guru yang menarik dan menyenangkan
Menarik berarti menjadikan siswa merindukan gurunya. Menarik dan menyenangkan tentu harus mempelajari pola sederhana yang ketika dicoba dibuktikan akan mendapatkan rasa baru yang akan diterima oleh siswa.

Menarik dimulai dari apa yang terlihat, menyenangkan dimulai dari apa yang terasa. Ketika pkitangan pertama siswa telah menyukai kita, tatapan pertama siswa telah nyaman dengan kita, maka kita telah masuk ke daya tarik. Terdapat tiga langkah untuk menjadi guru yang menarik, yaitu:

Pertama. Persiapkan diri dengan latihan sebanyak mungkin bagaimana menjadi pribadi yang menarik. Misalnya, penampilan dipersiapkan terbaik, karena kita adalah sosok yang menarik. Dari sisi perilaku, kita adalah pribadi yang menarik, sehingga siswa menilai bukan sekedar di dalam ruangan, namun juga di luar ruangan, dan untuk menarik, kita harus mampu menunjukkan bahwa diri kita benar-benar layak untuk diizinkan oleh siswa kita. Diizinkan maksudnya adalah siswa mengizinkan dirinya memperhatikan, bukan sekedar memperhatikan; siswa mengizinkan dirinya melihat, bukan sekedar melihat; siswa mengizinkan dirinya mendengarkan bukan sekedar mendengar. Jadi , kita harus mampu menjadi pribadi yang layak untuk diperhatikan dan layak untuk didengarkan. Jadi intinya kita harus menarik, memiliki daya tarik dan diizinkan. Harus dipahami bahwa siswa memiliki pintu mengizinkan dan pintu tidak mengizinkan. Pintu terbuka adalah siswa menerima pengajaran kita sementara pintu tertutup adalah siswa menolak ajaran. Bagaimana pintu itu terbuka bagi kita dan pintu yang tertutup terbuka untuk kita? Sebelum siswa menerima pelajaran, maka siswa harus menerima kita lebih dahulu. Agar mereka mau menerima kita, syaratnya adalah mereka harus mengizinkan kita. Berarti kita harus menjadi pribadi yang menyenangkan. Kita harus mampu berperilaku seperti mereka. Jangan paksa mereka untuk mengerti kita, kita yang harus mengerti mereka, kita harus melayani mereka. Siswa lebih menyukai apa yang menyenangkan dari pada sesuatu yang penting, namun tidak menarik. Beberapa contoh siswa membuka pintu mengizinkan. Pertama, kita masuk dalam kondisi senyum, pastikan masalah kita bukan masalah siswa, artinya membawa rasa nyaman. Kedua, kita sapa siswa dengan sapa yang berbeda, misalnya sapaan selamat pagi, diganti: semoga siswa yang menjawab salam saya masuk sorga, atau siapa yang mampu menjawab siswa saya akan naik kelas. Ketiga, berikan apresiasi. Misalnya: saya bangga menjadi guru kalian, dari sekian banyak kelas, inilah kelas yang terbaik.

Kedua. Bagaimana membuka pintu pikiran siswa? Berikan simulasi-simulasi sederhana sebelum pelajaran dimulai, seperti games sederhana, bisa tepuk-tepukan, tebak-tebakan, setelah siswa merasa nyaman, maka hormon kebahagiaan mereka akan tumbuh, yaitu hormon endorfin, yang 8 kali lebih kuat dari morfin. Setiap kali selesai melakukan, kita berikan apresiasi ke mereka, misalnya: bagus, mantap.

Ketiga. Tempa besi selagi panas. Artinya, apresiasilah siswa kita, hargai prosesnya. Bisa secara personal, maupun secara massal. Apresiasilah siswa kita sebelum mereka naik kelas atau sebelum mereka juara. Ketika kita mudah mengapresiasi, maka sesunggunhya kita mudah diterima oleh siswa. Misalnya, ketika ada siswa yang datang tepat waktu, dan kita ada saat itu, cukup kita katakan: Ronaldo, keren! Kamu orangnya disiplin, jadi orang sukses nanti! Secara massal bisa dilakukan seperti ini: Kalian kompak, saya suka, kelas ini kompak, keren, saya bangga jadi wali kelas kalian. Inilah yang disebut menempa besi selagi panas. Apresiasi, hargai, layani! Guru yang pelit apresiasi, pelit pujian, pelit menghargai adalah sesungguhnya guru yang menjerumuskan siswanya untuk menjadi siswa yang tidak suka dengan guru, sehingga apapun pelajaran yang disampaikan guru, siswa membencinya. Misalnya: anda guru matematika dan siswa membenci anda, maka semua mata pelajaran yang berkaitan dengan perhitungan akan dibenci oleh siswa. Jangan sampai kita menjadi konektor ketidakbaikan kepada siswa. Jangan sampai kita menjadi konektor kebencian mata pelajaran kepada siswa. Marilah memberi salam yang baik, senyum yang baik dan hargai siswa kita.

2# Temukan titik lebihnya  dan motivasilah mereka. Temukan nilai unggulnya dan mulailah masuk ke dalam keunggulan mereka. Temukan nilai tambah mereka dan masuklah ke dalam nilai tambah mereka.
Einstein berkata, “Kalau kita memaksa burung untuk berenang, memaksa ikan untuk terbang, monyet untuk melata, maka kita akan melihat kebodohan-kebodohan dari hewan tersebut”. Sama saja seorang guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk unggul melalui nilai unggul mereka, maka keunggulan-keunggulan lainnya akan mengikuti mereka. Langkah ini penting karena seringkali seorang siswa merasa minder, rendah diri, tidak percaya diri dikarenakan dia diberikan momentum yang bukan nilai lebihnya. Dia diberikan momentum pada nilai kurangnya. Ada siswa yang hebat di hitungan, namun lemah dalam bahasa. Ketika kita menyepakati hal ini, maka kita akan diterima oleh siswa. Jadi, temukan nilai tambah siswa kita, temukan nilai lebih siswa kita, dan berikan mereka momentum untuk menjadi seseorang berdasarkan nilai lebih dan kehebatannya. Oelh karena itu, seorang yang hebat bukan orang yang mampu menjadi manusia untuk memaksa orang lain untuk hebat sepertinya, namun seorang yang hebat adalah seorang yang mampu menciptakan kehebatan generasi setelahnya dan mampu mengantarkan generasi setelahnya karena memberikan momentum-momentum hebat bagi siswanya.

Tiga langkah menemukan nilai  tambah siswa.
  1. Kita harus mampu memberikan momentum, kesempatan hebat dari masing-masing siswa berdasarkan nilai lebihnya. Momentum itu mahal. Momentum adalah bagian dari seorang guru untuk memberikan pujian, memberikan nasehat. Berilah momentum kepada siswa. Berilah kepercayaan kepada siswa untuk mewakili siswa, agar mereka merasa bermakna dan merasa bernilai. Berikanlah kesempatan kepada siswa lain untuk mewakili sekolah, walaupun ada siswa yang kompeten dalam semua hal. Biarkanlah merekammenemukan momentumnya, dan biarkan mereka berubah menjadi mutiara yang hebat. Pasir yang biasa pun akan menjadi mutiara yang hebat ketika ia diolah dalam kerang mutiara. Dan kerang itu adalah guru. Guru yang hebat adalah guru yang mampu menjadi kerang mutiara bagi siswanya.
  2. Libatkanlah mereka menjadi bagian dari pemain bukan sekedar menjadi penonton, biarkan mereka menjadi bagian sejarah dalam kehidupannya. Jangan biarkan mereka hanya menjadi seorang yang mendegarkan cerita. Biarkan mereka menjadi history bukan menjadi story. Guru yang hebat bukanlah guru yang hebat di depan siswa, namun guru yang hebat karena melibatkan siswanya dalam proses kehebatan masa depannya. Hargai prosesnya, jangan hasilnya. Gagal adalah peristiwa. Kita tidak pernah gagal, yang gagal adalah peristiwanya. Seorang gadis yang menggoreng tempe, tempenya hangus. Gadisnya tidak hangus namun tempenya yang hangus. Pelakunya tidak hangus, peristiwanya yang hangus.
  3. Berikanlah label positif untuk siswa. Label membangun persepsi, label akan membangun rasa. Label positif yang diberikan akan berpengaruh pada persepsi positif sebagaimana yang guru katakan. kata-kata guru adalah proposal hidup. Kata-kata guru adalah doa. Misalnya: kalian antusias, saya suka. Karena kalian sedemikian kompak dan antusias, kalian seperti lebah yang berkumpul dan menghasilkan manfaat. Jadilah lebah-lebah yang luar biasa.

SELAMAT MENGAJAR! 
SELAMAT MENJADI GURU YANG HEBAT! 
SELAMAT MENJADI GURU YANG LUAR BIASA!


Salam,














Yulius Roma Patandean
SMAN 5 Tana Toraja

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia