Agenda
menulis kali ini diawali dengan
tautan di https://youtu.be/FWBFNVvHi-8
yang merupakan link Youtube Encon
Rahman, akrab disapa Kang Haji Encon. Beliau adalah guru berprestasi nasional dari
Majalengka,
Jawa Barat tahun 2016.
Nah sebelum masuk materi dari beliau, mari
mengecap biodata Kang Encon berikut ini.
Penulis memiliki nama lengkap Encon Rahman. Ia lahir di Majalengka pada tanggal 5 April 1972. Ia
merupakan anak tunggal dari Ibu Ecoh (almh) dan Bapak Darmin (alhm). Encon
Rahman sekolah di SD Negeri Cikampek XV kemudian melanjutkan sekolah ke SMP
Negeri Cigasong. Setelah lulus ia melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG)
Negeri Majalengka.
Setelah itu ia merantau ke Bandung. Sambil bekerja Encon Rahman
melanjutkan kuliah di Universitas Pasundan Bandung Fakultas Pendidikan dan
Keguruan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan
di Unpas selanjutnya pada tahun 2002 ia menjadi santri karya di pesantren
Daarut Tauhiid pimpinan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Enam tahun lamanya Encon
Rahman mondok di pesantren Daarut
Tauhiid. Ia berkarya pada program Misykat Lembaga Dompet Peduli Umat (DPU) DT.
Pada saat mondok, Encon Rahman berhasil menjadi Juara II Tingkat
Nasional tahun 2005 pada Sayembara Menulis Karya Ilmiah dengan judul
“Distribusi Zakat Produktif sebagai Alternatif dalam Mengatasi Problem
Masyarakat Prasejahtera”. Keberhasilan Encon Rahman dalam dunia tulis menulis
mendorongnya pula menjadi pembicara, trainer, dan konsultan ekonomi mikro
bersama Iwan Saktiawan di berbagai lembaga BUMN. Tercatat, ia pernah menjadi
trainer di PT Arutmin Indonesia Kalimantan, PT Antam Bogor, PT PNM Cabang
Jakarta, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Cianjur, Bogor, Indramayu, Kuningan,
dan Majalengka, PT Indonesia Power UBP Suralaya Banten, PT Indonesia Power UBP
Merica Jawa Tengah, PT Indonesia Power UBP Saguling Jawa Barat, PT Pertamina
UBP balongan Indramayu, PT Pelindo II, PT Jasa Raharja, PT Semen Gresik Jawa
Timur, PT Bio Farma (persero) Bandung, dan Bank BRI cabang Bandung.
Kecintaannya pada bidang sosial-pendidikan mendorongnya untuk berkiprah
pada tenaga pendidik dan kependidikan. Pada tahun 2006 Encon Rahman tercatat
sebagai Guru berstatus PNS yang ditempatkan di Kabupaten Majalengka. Sebagai
guru muda Encon Rahman terus berkarya dan berkarya. Pada tahun 2012 ia menjadi
Juara III Kreativitas Guru tingkat Nasional dan juara II “Simposium Nasional
Program BERMUTU” tingkat Nasional. Pada tahun 2013 Ia menjadi Juara Harapan I
Forum ilmiah guru (FIG) SD Tingkat Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, tahun 2014
ia menjadi Finalis Inovasi pembelajaran
(INOBEL) tingkat nasional untuk jenjang SD. Pada Tahun 2015 Finalis “Anugerah
Mahkamah Konstitusi Guru PPKn” Kelompok SD Tingkat Nasional dan juara I tingkat
Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 Juara I guru berprestasi tingkat nasional
dan Guru Inspiratif Jawa Barat “Anugerah Een Sukaesih Awards 2016”. Pada tahun
2017 Encon Rahman mendapat penghargaan sebagai guru internasional dari Princess
Maha Chakri Awards (PMCA) Kerajaan Thailand. Pada tahun 2018 ia pun mendapat
penghargaan Satya Lencana dari Presiden RI, Joko Widodo sebagai guru
berprestasi di bidang Pendidikan.
Adapun karya yang sudah dipublikasikan antara lain, (1) Menulis 500
berupa cerita pendek, artikel pendidikan dan puisi ke surat kabar / majalah
lokal dan nasional. (2) Menulis 6 buku pelajaran untuk Sekolah Dasar, (3)
Menulis 2 buku sosial (4) Menggambar 150 kartun di surat kabar/majalah (5)
Menulis Penelitian Tindakan Kelas setiap tahun dan dipubliksikan di jurnal
ilmiah.
Dari berbagai prestasi yang diperoleh Encon
Rahman bisa keliling ke luar negeri dengan gratis, yakni bisa melaksanakan
ibadah Umroh, Mekkah tahun 2015, Studi Singkat ke Melbourne, Australia tahun 2016,
Perjalanan ke Singapura tahun 2017,
Melaksanakan Ibadah Umroh kedua kalinya, Mekkah tahun 2017, dan Menerima Penghargaan Princess Maha Chakri Awards dari
Kerajaan Thailand, Bangkok tahun 2017.
Well….Baiklah para pengunjung kuliah
online yang rindu membaca, lanjut ya.... Kuliah kali
dipandu oleh pak Bambang yang lebih ngeunah
disapa
Mr. Bams; beliau tak
lupa menyapa Omjay sebagai insan yang
selalu luar biasa dan energinya yang tidak pernah habisnya.
Kang Encon memulai
dengan menyampaikan akan pengalaman dan trik bagaimana agar menjadi Guru
Berprestasi tingkat nasional juga sekaligus menjadi Guru Berprestasi
internasional mewakili bangsa Indonesia di kancah internasional. Menurut beliau, lomba
guru berprestasi bukan hanya ada di Indonesia tetapi lomba ini juga diterapkan
di negara-negara lain termasuk di Asia tenggara. Itulah sebabnya pemerintah
setiap tahun selalu mengadakan lomba Guru Berprestasi. Lomba Guru Berprestasi
termasuk ajang berprestasi dan bergengsi bagi seorang guru. Kenapa dikatakan
demikian karena penilaian Guru Berprestasi lebih komprehensif dan menyeluruh
dari berbagai faktor. Sebagaimana kita ketahui di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 jabatan guru itu adalah profesi. Seorang guru harus memiliki jabatan
profesional di mana jabatan ini mencakup 7 M. Adapun yang dimaksud dengan 7 M
adalah:
1.
Mendidik
2.
Membimbing
3.
Mengarahkan
kan
4.
Melatih
5.
Menilai
6.
Mengajar
7.
Mengevaluasi
Apabila
guru tidak memiliki ranah 7M ini maka akan menjadi pertanyaan besar karena guru
adalah seorang profesional.
Pada
sisi lain pemerintah selalu mengadakan lomba Guru Berprestasi baik dari tingkat
jenjang satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA diantaranya memiliki tujuan, yakni:
- Mengangkat guru sebagai profesi terhormat mulia bermartabat dan terlindungi
- Meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya
- Meningkatkan persaingan yang sehat selalu pemberian penghargaan di bidang pendidikan
- Membangun komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar nasional pendidikan.
Selanjutnya
Kang Encon berujar, “Dengan mengacu kepada
tujuan pemilihan Guru Berprestasi di atas maka kegiatan ini rutinitas
diselenggarakan setiap tahunnya dengan izin Allah saya menjadi Guru Berprestasi
Tingkat Nasional Juara 1 tahun 2016 dan
terpilih mewakili bangsa Indonesia untuk tampil di ajang internasional
sebagai guru terbaik Indonesia pada
tahun 2017 dari negara Thailand, yakni penghargaan Princess Maha Chakri Awards
(PMCA).”
Untuk
menjadi Guru Berprestasi tidak mudah dan juga
tidak mustahil. Kenapa dikatakan demikian? Sebagaimana disampaikan di awal, menjadi Guru
Berprestasi merupakan ajang prestasi dan prestise tertinggi bagi karir seorang
guru. Jika dalam lomba lomba sejenis yang diadakan oleh Kemendikbud seperti INOBEL, LKG, OGN dan
sejenisnya itu baru bagian terkecil dari komponen Guru Berprestasi. Berdasarkan
kondisi itu, bagi rekan rekan guru yang tertarik akan mengikuti ajang lomba
Guru Berprestasi harus dipersiapkan sejak dini. Nah, apa saja persiapan Kang
Encon untuk menjadi juara 1 Guru Berprestasi tingkat nasional?
Kang
Encon, “Pada kesempatan ini
saya akan membongkar rahasianya kenapa
saya menjadi juara Guru Berprestasi dan menjadi guru inter nasional mewakili
Indonesia tahun 2017 seperti yang beliau ceritakan di https://youtu.be/FWBFNVvHi-8. Ini
adalah video penghargaan dari PMCA ketika saya menjadi penerima guru
internasional di Thailand. Adapun rahasia sukses menjadi Guru Berprestasi hanya
dua saja. Satu memiliki amalan batiniah. Kedua memiliki amalan lahiriyah.”
Lanjut……
di bawah ini adalah beberapa kutipan isi diskusi yang menghiasi meeting kali ini. Yuk…nyimak!!
“Setelah
saya membuka youtube pak haji encom Rahman saya sangat termotivasi dengan cara
mengajar yang menyenangkan kan. Yang ingin saya tanyakan bagaimana trik trik
untuk mendapatkan penghargaan maha cakri award (Edi Syahputra.H dari Aceh)”
Namun,
sebelum ke jawaban Kang Encon, tiba-tiba Mr. Bams menyelia
chattingan para guru super yang setia
memandangi uraian chat yang mengalir
tiada henti di WA Group untuk mengisi
daftar hadir di bit.ly/absenkmg8 sambil menunggu
jawaban dari Kang Haji Encon.
Mr.
Bams menyambung, “Pengalaman menjadi
guru prestasi sepertinya tidaklah mudah. Bila kita semua membaca apa yang
disampaikan. Buat saya justru ada hal yang menarik.”
Menurut
Kang Encon, untuk mendapatkan penghargaan Princess
Maha Chakri Award dari PMCA tidaklah mudah. Dikatakan tidak mudah karena kita
akan mewakili atas nama bangsa Indonesia di forum kancah internasional.
Kemendikbud selaku regulator dalam menyeleksi calon penerima penghargaan
internasional tentu harus mengikuti persyaratan yang sesuai dengan acuan yang
disampaikan oleh PMCA dari kerajaan Thailand. Salah satu indikatornya harus
menjadi Guru Berprestasi. Utusan dari negara
lain pun sama mereka adalah para Guru Berprestasi di negara asalnya.
Rusmin
dari Kab. Barito Kuala Kalimantan Selatan: “Guru
Berprestasi apa saja unsur-unsur yang dinilai, dan untuk ikut seleksi Guru
Berprestasi apa saja yang harus dipersiapkan?”
Kang
Encon menguraikan demikian, “Unsur-unsur yang dinilai untuk seleksi Guru
Berprestasi adalah empat kompetensi yaitu kepribadian sosial profesional dan
pedagogik. 4 unsur komponen tadi harus dibuktikan dalam bentuk portofolio, wawancara, tes,
presentasi dan sikap kita pada saat mengikuti ajang Guru Berprestasi. Memiliki
tulisan yang dibukukan atau artikel di surat kabar merupakan salah satu
penilaian dari pihak juri dari unsur profesional. Itulah sebabnya rekan-rekan
yang ingin menjadi Guru Berprestasi harus memiliki modal diantaranya
tulisan-tulisan atau artikel yang pernah di di muat di surat kabar. Kumpulkan
dari sekarang buku tulisan piagam dan sejenisnya untuk dijadikan salah satu
bukti pada portofolio. Saya sendiri pada waktu mengikuti ajang Guru Berprestasi
tingkat nasional menyodorkan sekitar 150
lebih tulisan artikel yang dimuat di surat kabar dan buku-buku yang dicetak dan
diterbitkan oleh penerbit mayor sehingga dengan
ijin Allah saya berhasil menjadi juara.”
Nah,
bagaimana dengan trik memotivasi diri untuk menjadi
Guru Berprestasi. Jawaban Kang Encon, “Motivasi utama saya menjadi Guru
Berprestasi adalah ingin menjadi contoh kebaikan dan menjadi jalan kebaikan
bagi orang lain. Dengan wasilah Guru Berprestasi saya mendapat banyak nikmat
dari Allah selain uang popularitas juga karir di bidang keguruan. Mudah-mudahan
takdir ini menjadi jalan saya lebih taat kepada Allah. Dari ajang Guru
Berprestasi juga alhamdulilllah saya bisa berangkat ke Tanah Suci dan ke
beberapa negara dengan biaya gratis.
Next,
untuk
mengemban tugas 7 M.... salah satunya mendidik,
kadang-kadang terkendala dengan Undang-Undang
Perlindungan Anak, bagaimana mengatasinya? Menurut
kang Encon, cara mendidik agar tidak
bentrok dengan undang-undang perlindungan anak,
maka yang harus kita lakukan adalah mengikuti norma dan adat kebiasaan di
daerah tersebut selain tentunya sekolah dan masyarakat melalui ketua komite
sekolah melakukan MOU terkait pola pendidikan anak di sekolah.
Menu
utama dari Kang Encon, yakni proses menjadi Guru
Berprestasi sebagai berikut:
Persiapkan dengan baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasar kepada pedoman lomba Guru Berprestasi yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya.
Persiapkan dengan baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasar kepada pedoman lomba Guru Berprestasi yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya.
- Jangan mau menjadi peserta Guru Berprestasi karena desakan pihak luar misalnya PGRI atau kepala sekolah padahal kita belum siap karena jika kita tetap memaksakan untuk ikut ajang Guru Berprestasi padahal kita tidak siap hanya akan menghabiskan biaya tenaga pikiran dan waktu saja.
- Karya tulis untuk bekal Guru Berprestasi adalah buku-buku karangan sendiri atau keroyokan / antologi dan tulisan kita yang pernah dimuat berbagai media cetak. Itulah sebabnya pada tanggal 1-30 Mei saya akan membuka kursus menulis artikel untuk konsumsi surat kabar dan majalah. Saya berharap pengalaman saya selama ini menjadi penulis freelance di berbagai surat kabar dan majalah hingga mencapai 500 tulisan yang pernah dimuat di media cetak bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang akan ikut kursus menulis artikel.
- Persiapkan juga media pembelajaran, bimbingan kepada rekan guru, dan bimbingan kepada anak-anak kita hingga menjadi juara.”
Rahasia besar menjadi Guru Berprestasi adalah Satu memiliki amalan batiniah
Kedua
memiliki amalan lahiriyah. Apa saja contoh konkrit yang dilakukan dari
kedua amalan tersebut?
“Salah satu amalan batiniah ketika kita akan
mengikuti lomba Guru Berprestasi adalah jangan dengki kepada orang lain sesama
peserta Guru Berprestasi. Kedua jangan sombong dan rasa bakal jadi pemenang
karena kita merasa paling bnyk karya misalnya. Perlu saya katakan sejujurnya
kalau pada ajang Guru Berprestasi ada rasa dengki sombong dan bakal menang
malah akan terjadi sebaliknya. Itulah sebabnya hilangkan seluruh penyakit hati
pada saat kita mengikuti ajang Guru Berprestasi baik mulai dari Kecamatan
hingga nasional. Adapun amalan lahiriahnya adalah isi seluruh komponen
portopolio dgn benar.”
Adakah
bentuk perhatian yang diberikan pemerintah terhadap Guru Berprestasi, apa saja?
“Selanjutnya bentuk perhatian yang diberikan
pemerintah terhadap Guru Berprestasi, selain uang tunai 30 juta, laptop dan
juga bisa studi banding ke luar negeri
juga kita sering diundang menjadi pembicara di berbagai tempat dari
Kemendikbud.”
Kisah
paling kelam/dukanya saat mencoba meraih guru berprestasi? Terus bagaimana kang
Encon bisa bangkit? Punya kata mutiara ‘nggak?
- Kisah paling sedih saat menjadi guru berprestasi diantaranya jangan ketergantungan kepada dinas perihal biaya dalam proses mengikuti ajang Guru Berprestasi. Kita harus mandiri. Menjadi Guru Berprestasi butuh modal, kesabaran, dan ketawakalan yang yang luar biasa.
- Saya selalu bangkit Dan terpacu untuk menjadi yang terbaikmu karena selalu berdoa kepada Allah dan fokus dalam bekerja. Man Jadda wajada.
- Kata mutiara, jangan takut berbuat salah tapi takutlah tidak bisa memperbaiki kesalahan
Untuk
menciptakan cara belajar yang menyenangkan, masih menjadi masalah bagi saya....
kadang sudah jalan, namun beriktunya berhenti lagi...bagaimana kita Kang Encon
untuk menciptakan produktivitas dan konsistensi terhadap penciptaan cara
belajar kreatif.
“Untuk
menciptakan produktivitas dan konsistensi diri yang kreatif modalnya adalah
pembiasaan secara Istiqomah. Kemudian banyak belajar dari orang lain dan jangan
merasa lebih hebat dari orang lain. Itulah sebabnya saya selalu bertanya dan
menyimak pembicaraan orang lain dgn maksud untuk menambah ilmu.”
Sarastiana
yang hadir bersama pendampingya, yakni laman yang identik dengan nama beliau http://www.sarastiana.com/2020/02/profil.html?m=1.
Ia berkata, “Saya sebatas Guru Berprestasi maksimal baru tingkat propinsi....
beberapa kali tingkat kabupaten, mentok di propinsi hehe... yang kemudian jadi pertanyaan
saya, saya rasakan hanya sebatas mengumpulkan portofolio saja saat
pelasanaannya.
“Guru Berprestasi secara cara fisik akademis
dan profesional dinilai dari sudut portofolio. Namun untuk aspek pedagogik
kepribadian dan sosial itu dinilai dari gesture wawancara cara presentasi dan
performen pada saat kita ikut lomba.”
Upsss….Mr.
Bams membunyikan sirene, “Karena waktu yang tersisa 12 menit lagi, di belakang
masih ada lebih dari 20 pertanyaan. Ijinkan bila waktu habis saya kirin ke Kang
Haji dalam bentuk apa? Email atau WA lagi?” Kang Encon meminta agar pertanyaan
tersisa dikirimkan melalui WA pribadi beliau di 081313178979.
Menjelang
kapal berlabuh, ibu Eva dari NTT
mengutarakan unek-uneknya: “Sebagai seorang guru sangat ingin meningkatkan
kompetensi dengan mengikuti ajang perlombaan perlombaan yang banyak diadakan,
namun terkadang dukungan dari lingkungan sekitar terutama lingkungan sekolah
tempat kita bekerja, terkadang justru tidak memberikan ruang untuk kita bisa
berkembang, terasa ada sekat ketika melihat prestasi yang kita peroleh, Sekolah tidak menghususkan memberikan
apresiasi secara langsung kepada guru, sebai bentuk motivasi bagi peserta
didik. Bukan tujuan untuk mendapatkan pujian atas prestasi itu, sebagai manusia
kita tentunya butuh motifasi lebih agar semangat itu terus ada. Bagaimana menurut bapak. Kira-kira apakah ini
merupakan salah satu bagian dari ranah amalan batiniah. Amalan-amalan apa saja
yang perlu dilakukan untuk menetralisir rasa kecewa ketika terabaikan.”
Kang
Encon pun membalas, “Sebagaimana
saya sampaikan bahwa motivasi saya mengikuti ajang lomba bukan mengejar hadiah
30 juta dari kementrian atau yang lainnya, niat awal saya adalah menjadi jalan
kebaikan dan menjadi contoh kebaikan. Dengan niat ini insya Allah banyak
jalan.... dan Allah ridho sehingga apa yang saya inginkan tercapai dengan izin
Allah.”
Sumarjiyati,
Gunungkidul: Rahasia sukses untuk menjadi guru prestasi adalah memiliki amaliah
batiniah dan amaliah lahiriyah. Untuk amaliah batiniah mungkin melalui doa-doa
tertentu atau amalan apa?
Sedangkan
untuk lahiriyah, menjaga kesehatan dan mempersiapkan adminitrasi tertentu atau bagaimana?
“Benar
sekali 2 amalan lahiriyah dan
batiniyah ini menjadi modal saya agar menjadi sukses. Terus terang saya
sampaikan di sini semua orang sukses dalam bidang apapun kuncinya cuma dua
yakni amalan lahiriyah dan batiniyah. Ada juga doa-doa yang saya amalkan pada
saat mengikuti Guru Berprestasi. Insya Allah jika Allah berkenan saya ingin mengupas
lebih detil dua amalan ini sekaligus
juga saya ingin menjelaskan bagaimana cara melakukan wawancara, presentasi dan
persiapan tes pada saat kita akan
mengikuti lomba Guru Berprestasi. Tentunya dalam bentuk buku, mudah-mudahan tidak
lama lagi buku ini akan hadir khusus bagi teman-teman yang berminat menjadi
Guru Berprestasi, karena satu hal yang perlu diketahui bersama yakni pendidikan
dan gelar seseorang bisa dikejar namun jam terbang seseorang tidak bisa dikejar. Jam
terbang seseorang hanya bisa dikejar dengan cara belajar dan bergaul dengan
orang yang bersangkutan.”
WONDERFUL!
Yulius Roma Patandean
(SMAN 5 Tana Toraja)
Mantap, ijin jadi referensu
BalasHapusMantap
BalasHapus