Senin, 13 April 2020

KUNCI SUKSES JADI GURU BERPRESTASI



Agenda menulis kali ini diawali dengan tautan di https://youtu.be/FWBFNVvHi-8 yang merupakan link Youtube Encon Rahman, akrab disapa Kang Haji Encon. Beliau adalah guru berprestasi nasional dari Majalengka, Jawa Barat tahun 2016.



Nah sebelum masuk materi dari beliau, mari mengecap biodata Kang Encon berikut ini.

Penulis memiliki nama lengkap Encon Rahman. Ia lahir  di Majalengka pada tanggal 5 April 1972. Ia merupakan anak tunggal dari Ibu Ecoh (almh) dan Bapak Darmin (alhm). Encon Rahman sekolah di SD Negeri Cikampek XV kemudian melanjutkan sekolah ke SMP Negeri Cigasong. Setelah lulus ia melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Majalengka.

Setelah itu ia merantau ke Bandung. Sambil bekerja Encon Rahman melanjutkan kuliah di Universitas Pasundan Bandung Fakultas Pendidikan dan Keguruan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan di Unpas selanjutnya pada tahun 2002 ia menjadi santri karya di pesantren Daarut Tauhiid pimpinan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Enam tahun lamanya Encon Rahman mondok di pesantren  Daarut Tauhiid. Ia berkarya pada program Misykat Lembaga Dompet Peduli Umat (DPU) DT.

Pada saat mondok, Encon Rahman berhasil menjadi Juara II Tingkat Nasional tahun 2005 pada Sayembara Menulis Karya Ilmiah dengan judul “Distribusi Zakat Produktif sebagai Alternatif dalam Mengatasi Problem Masyarakat Prasejahtera”. Keberhasilan Encon Rahman dalam dunia tulis menulis mendorongnya pula menjadi pembicara, trainer, dan konsultan ekonomi mikro bersama Iwan Saktiawan di berbagai lembaga BUMN. Tercatat, ia pernah menjadi trainer di PT Arutmin Indonesia Kalimantan, PT Antam Bogor, PT PNM Cabang Jakarta, Bandung, Cirebon, Tasikmalaya, Cianjur, Bogor, Indramayu, Kuningan, dan Majalengka, PT Indonesia Power UBP Suralaya Banten, PT Indonesia Power UBP Merica Jawa Tengah, PT Indonesia Power UBP Saguling Jawa Barat, PT Pertamina UBP balongan Indramayu, PT Pelindo II, PT Jasa Raharja, PT Semen Gresik Jawa Timur, PT Bio Farma (persero) Bandung, dan Bank BRI cabang Bandung.

Kecintaannya pada bidang sosial-pendidikan mendorongnya untuk berkiprah pada tenaga pendidik dan kependidikan. Pada tahun 2006 Encon Rahman tercatat sebagai Guru berstatus PNS yang ditempatkan di Kabupaten Majalengka. Sebagai guru muda Encon Rahman terus berkarya dan berkarya. Pada tahun 2012 ia menjadi Juara III Kreativitas Guru tingkat Nasional dan juara II “Simposium Nasional Program BERMUTU” tingkat Nasional. Pada tahun 2013 Ia menjadi Juara Harapan I Forum ilmiah guru (FIG) SD Tingkat Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, tahun 2014 ia menjadi Finalis  Inovasi pembelajaran (INOBEL) tingkat nasional untuk jenjang SD. Pada Tahun 2015 Finalis “Anugerah Mahkamah Konstitusi Guru PPKn” Kelompok SD Tingkat Nasional dan juara I tingkat Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2016 Juara I guru berprestasi tingkat nasional dan Guru Inspiratif Jawa Barat “Anugerah Een Sukaesih Awards 2016”. Pada tahun 2017 Encon Rahman mendapat penghargaan sebagai guru internasional dari Princess Maha Chakri Awards (PMCA) Kerajaan Thailand. Pada tahun 2018 ia pun mendapat penghargaan Satya Lencana dari Presiden RI, Joko Widodo sebagai guru berprestasi di bidang Pendidikan. 

Adapun karya yang sudah dipublikasikan antara lain, (1) Menulis 500 berupa cerita pendek, artikel pendidikan dan puisi ke surat kabar / majalah lokal dan nasional. (2) Menulis 6 buku pelajaran untuk Sekolah Dasar, (3) Menulis 2 buku sosial (4) Menggambar 150 kartun di surat kabar/majalah (5) Menulis Penelitian Tindakan Kelas setiap tahun dan dipubliksikan di jurnal ilmiah.

Dari berbagai prestasi yang diperoleh Encon Rahman bisa keliling ke luar negeri dengan gratis, yakni bisa melaksanakan ibadah Umroh, Mekkah tahun 2015, Studi Singkat ke Melbourne, Australia tahun 2016, Perjalanan ke Singapura tahun 2017, Melaksanakan Ibadah Umroh kedua kalinya, Mekkah tahun 2017, dan Menerima  Penghargaan Princess Maha Chakri Awards dari Kerajaan Thailand, Bangkok tahun 2017.

 
Well….Baiklah para pengunjung kuliah online yang rindu membaca, lanjut ya.... Kuliah kali dipandu oleh pak Bambang yang lebih ngeunah  disapa Mr. Bams;  beliau tak lupa menyapa Omjay  sebagai insan yang selalu luar biasa dan energinya yang tidak pernah habisnya. 

Kang Encon memulai dengan menyampaikan akan pengalaman dan trik bagaimana agar menjadi Guru Berprestasi tingkat nasional juga sekaligus menjadi Guru Berprestasi internasional mewakili bangsa Indonesia di kancah internasional. Menurut beliau, lomba guru berprestasi bukan hanya ada di Indonesia tetapi lomba ini juga diterapkan di negara-negara lain termasuk di Asia tenggara. Itulah sebabnya pemerintah setiap tahun selalu mengadakan lomba Guru Berprestasi. Lomba Guru Berprestasi termasuk ajang berprestasi dan bergengsi bagi seorang guru. Kenapa dikatakan demikian karena penilaian Guru Berprestasi lebih komprehensif dan menyeluruh dari berbagai faktor. Sebagaimana kita ketahui di dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 jabatan guru itu adalah profesi. Seorang guru harus memiliki jabatan profesional di mana jabatan ini mencakup 7 M. Adapun yang dimaksud dengan 7 M adalah:
1.      Mendidik
2.      Membimbing
3.      Mengarahkan kan
4.      Melatih
5.      Menilai
6.      Mengajar
7.      Mengevaluasi
Apabila guru tidak memiliki ranah 7M ini maka akan menjadi pertanyaan besar karena guru adalah seorang profesional.

Pada sisi lain pemerintah selalu mengadakan lomba Guru Berprestasi baik dari tingkat jenjang satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA diantaranya memiliki tujuan, yakni:
  1. Mengangkat guru sebagai profesi terhormat mulia bermartabat dan terlindungi
  2. Meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya
  3. Meningkatkan persaingan yang sehat selalu pemberian penghargaan di bidang pendidikan
  4. Membangun komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar nasional pendidikan.
Selanjutnya Kang Encon berujar, “Dengan mengacu kepada  tujuan pemilihan Guru Berprestasi di atas maka kegiatan ini rutinitas diselenggarakan setiap tahunnya dengan izin Allah saya menjadi Guru Berprestasi Tingkat Nasional Juara 1 tahun 2016 dan  terpilih mewakili bangsa Indonesia untuk tampil di ajang internasional sebagai  guru terbaik Indonesia pada tahun 2017 dari negara Thailand, yakni penghargaan Princess Maha Chakri Awards (PMCA).”

Untuk menjadi Guru Berprestasi tidak mudah dan juga  tidak mustahil. Kenapa dikatakan demikian? Sebagaimana disampaikan di awal, menjadi Guru Berprestasi merupakan ajang prestasi dan prestise tertinggi bagi karir seorang guru. Jika dalam lomba lomba sejenis yang diadakan oleh  Kemendikbud seperti INOBEL, LKG, OGN dan sejenisnya itu baru bagian terkecil dari komponen Guru Berprestasi. Berdasarkan kondisi itu, bagi rekan rekan guru yang tertarik akan mengikuti ajang lomba Guru Berprestasi harus dipersiapkan sejak dini. Nah, apa saja persiapan Kang Encon untuk menjadi juara 1 Guru Berprestasi tingkat nasional?

Kang Encon, “Pada kesempatan ini saya akan membongkar rahasianya  kenapa saya menjadi juara Guru Berprestasi dan menjadi guru inter nasional mewakili Indonesia tahun 2017 seperti yang beliau ceritakan di https://youtu.be/FWBFNVvHi-8. Ini adalah video penghargaan dari PMCA ketika saya menjadi penerima guru internasional di Thailand. Adapun rahasia sukses menjadi Guru Berprestasi hanya dua saja. Satu memiliki amalan batiniah. Kedua memiliki amalan lahiriyah.

Lanjut…… di bawah ini adalah beberapa kutipan isi diskusi yang menghiasi meeting kali ini. Yuk…nyimak!!

Setelah saya membuka youtube pak haji encom Rahman saya sangat termotivasi dengan cara mengajar yang menyenangkan kan. Yang ingin saya tanyakan bagaimana trik trik untuk mendapatkan penghargaan maha cakri award (Edi Syahputra.H dari Aceh)

Namun, sebelum ke jawaban Kang Encon, tiba-tiba Mr. Bams menyelia chattingan para guru super yang setia memandangi uraian chat yang mengalir tiada henti di WA Group untuk  mengisi daftar hadir di  bit.ly/absenkmg8   sambil menunggu jawaban dari Kang Haji Encon. Mr. Bams  menyambung, “Pengalaman menjadi guru prestasi sepertinya tidaklah mudah. Bila kita semua membaca apa yang disampaikan. Buat saya justru ada hal yang menarik.”

Menurut Kang Encon, untuk mendapatkan penghargaan Princess Maha Chakri Award dari PMCA tidaklah mudah. Dikatakan tidak mudah karena kita akan mewakili atas nama bangsa Indonesia di forum kancah internasional. Kemendikbud selaku regulator dalam menyeleksi calon penerima penghargaan internasional tentu harus mengikuti persyaratan yang sesuai dengan acuan yang disampaikan oleh PMCA dari kerajaan Thailand. Salah satu indikatornya harus menjadi  Guru Berprestasi. Utusan dari negara lain pun sama mereka adalah para Guru Berprestasi di negara asalnya.

Rusmin dari Kab. Barito Kuala Kalimantan Selatan: Guru Berprestasi apa saja unsur-unsur yang dinilai, dan untuk ikut seleksi Guru Berprestasi apa saja yang harus dipersiapkan?”

Kang Encon menguraikan demikian, “Unsur-unsur yang dinilai untuk seleksi Guru Berprestasi adalah empat kompetensi yaitu kepribadian sosial profesional dan pedagogik. 4 unsur komponen tadi harus dibuktikan dalam bentuk portofolio, wawancara, tes, presentasi dan sikap kita pada saat mengikuti ajang Guru Berprestasi. Memiliki tulisan yang dibukukan atau artikel di surat kabar merupakan salah satu penilaian dari pihak juri dari unsur profesional. Itulah sebabnya rekan-rekan yang ingin menjadi Guru Berprestasi harus memiliki modal diantaranya tulisan-tulisan atau artikel yang pernah di di muat di surat kabar. Kumpulkan dari sekarang buku tulisan piagam dan sejenisnya untuk dijadikan salah satu bukti pada portofolio. Saya sendiri pada waktu mengikuti ajang Guru Berprestasi tingkat nasional  menyodorkan sekitar 150 lebih tulisan artikel yang dimuat di surat kabar dan buku-buku yang dicetak dan diterbitkan oleh penerbit mayor sehingga dengan ijin Allah saya berhasil menjadi juara.”

Nah, bagaimana dengan trik memotivasi diri untuk menjadi Guru Berprestasi. Jawaban Kang Encon, “Motivasi utama saya menjadi Guru Berprestasi adalah ingin menjadi contoh kebaikan dan menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Dengan wasilah Guru Berprestasi saya mendapat banyak nikmat dari Allah selain uang popularitas juga karir di bidang keguruan. Mudah-mudahan takdir ini menjadi jalan saya lebih taat kepada Allah. Dari ajang Guru Berprestasi juga alhamdulilllah saya bisa berangkat ke Tanah Suci dan ke beberapa negara dengan biaya gratis.

Next, untuk mengemban tugas 7 M.... salah satunya mendidik, kadang-kadang  terkendala dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, bagaimana mengatasinya? Menurut kang Encon, cara mendidik agar tidak bentrok dengan undang-undang perlindungan anak, maka yang harus kita lakukan adalah mengikuti norma dan adat kebiasaan di daerah tersebut selain tentunya sekolah dan masyarakat melalui ketua komite sekolah melakukan MOU terkait pola pendidikan anak di sekolah.

Menu utama dari Kang Encon, yakni proses menjadi Guru Berprestasi sebagai berikut:
Persiapkan dengan baik apa yang dibutuhkan dalam lomba tersebut dengan berdasar kepada pedoman lomba Guru Berprestasi yang selalu disampaikan pemerintah setiap tahunnya.

  1. Jangan mau menjadi peserta Guru Berprestasi karena desakan pihak luar misalnya PGRI atau kepala sekolah padahal kita belum siap karena jika kita tetap memaksakan untuk ikut ajang Guru Berprestasi padahal kita tidak siap hanya akan menghabiskan biaya tenaga pikiran dan waktu saja.
  2. Karya tulis untuk bekal Guru Berprestasi adalah buku-buku karangan sendiri atau keroyokan / antologi dan tulisan kita yang pernah dimuat berbagai media cetak. Itulah sebabnya pada tanggal 1-30 Mei saya akan  membuka kursus menulis artikel untuk konsumsi surat kabar dan majalah. Saya berharap pengalaman saya  selama ini menjadi penulis freelance di berbagai surat kabar dan majalah hingga mencapai 500 tulisan yang pernah dimuat di media cetak  bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman yang akan ikut kursus menulis artikel.
  3. Persiapkan juga media pembelajaran, bimbingan kepada rekan guru, dan bimbingan kepada anak-anak kita hingga menjadi juara.”

Rahasia besar menjadi Guru Berprestasi adalah Satu memiliki amalan batiniah
Kedua memiliki amalan lahiriyah. Apa saja contoh konkrit yang dilakukan dari kedua  amalan tersebut?

 “Salah satu amalan batiniah ketika kita akan mengikuti lomba Guru Berprestasi adalah jangan dengki kepada orang lain sesama peserta Guru Berprestasi. Kedua jangan sombong dan rasa bakal jadi pemenang karena kita merasa paling bnyk karya misalnya. Perlu saya katakan sejujurnya kalau pada ajang Guru Berprestasi ada rasa dengki sombong dan bakal menang malah akan terjadi sebaliknya. Itulah sebabnya hilangkan seluruh penyakit hati pada saat kita mengikuti ajang Guru Berprestasi baik mulai dari Kecamatan hingga nasional. Adapun amalan lahiriahnya adalah isi seluruh komponen portopolio dgn benar.”

Adakah bentuk perhatian yang diberikan pemerintah terhadap Guru Berprestasi, apa saja?
 “Selanjutnya bentuk perhatian yang diberikan pemerintah terhadap Guru Berprestasi, selain uang tunai 30 juta, laptop dan juga bisa  studi banding ke luar negeri juga kita sering diundang menjadi pembicara di berbagai tempat dari Kemendikbud.”

Kisah paling kelam/dukanya saat mencoba meraih guru berprestasi? Terus bagaimana kang Encon bisa bangkit? Punya kata mutiara ‘nggak?

  1. Kisah paling sedih saat menjadi guru berprestasi diantaranya jangan ketergantungan kepada dinas perihal biaya dalam proses mengikuti ajang Guru Berprestasi. Kita harus mandiri. Menjadi Guru Berprestasi butuh modal, kesabaran, dan ketawakalan yang yang luar biasa.
  2. Saya selalu bangkit Dan terpacu untuk menjadi yang terbaikmu karena selalu berdoa kepada Allah dan fokus dalam bekerja. Man Jadda wajada.
  3. Kata mutiara, jangan takut berbuat salah tapi takutlah tidak bisa memperbaiki kesalahan
Untuk menciptakan cara belajar yang menyenangkan, masih menjadi masalah bagi saya.... kadang sudah jalan, namun beriktunya berhenti lagi...bagaimana kita Kang Encon untuk menciptakan produktivitas dan konsistensi terhadap penciptaan cara belajar kreatif.
“Untuk menciptakan produktivitas dan konsistensi diri yang kreatif modalnya adalah pembiasaan secara Istiqomah. Kemudian banyak belajar dari orang lain dan jangan merasa lebih hebat dari orang lain. Itulah sebabnya saya selalu bertanya dan menyimak pembicaraan orang lain dgn maksud untuk menambah ilmu.”

Sarastiana yang hadir bersama pendampingya, yakni laman yang identik dengan nama beliau http://www.sarastiana.com/2020/02/profil.html?m=1. Ia berkata, “Saya sebatas Guru Berprestasi maksimal baru tingkat propinsi.... beberapa kali tingkat kabupaten, mentok di propinsi hehe... yang kemudian jadi pertanyaan saya, saya rasakan hanya sebatas mengumpulkan portofolio saja saat pelasanaannya.

 “Guru Berprestasi secara cara fisik akademis dan profesional dinilai dari sudut portofolio. Namun untuk aspek pedagogik kepribadian dan sosial itu dinilai dari gesture wawancara cara presentasi dan performen pada saat kita ikut lomba.”

Upsss….Mr. Bams membunyikan sirene, “Karena waktu yang tersisa 12 menit lagi, di belakang masih ada lebih dari 20 pertanyaan. Ijinkan bila waktu habis saya kirin ke Kang Haji dalam bentuk apa? Email atau WA lagi?” Kang Encon meminta agar pertanyaan tersisa dikirimkan melalui WA pribadi beliau di 081313178979.

Menjelang kapal berlabuh, ibu Eva  dari NTT mengutarakan unek-uneknya: “Sebagai seorang guru sangat ingin meningkatkan kompetensi dengan mengikuti ajang perlombaan perlombaan yang banyak diadakan, namun terkadang dukungan dari lingkungan sekitar terutama lingkungan sekolah tempat kita bekerja, terkadang justru tidak memberikan ruang untuk kita bisa berkembang, terasa ada sekat ketika melihat prestasi yang kita peroleh,   Sekolah tidak menghususkan memberikan apresiasi secara langsung kepada guru, sebai bentuk motivasi bagi peserta didik. Bukan tujuan untuk mendapatkan pujian atas prestasi itu, sebagai manusia kita tentunya butuh motifasi lebih agar semangat itu terus ada. Bagaimana  menurut bapak. Kira-kira apakah ini merupakan salah satu bagian dari ranah amalan batiniah. Amalan-amalan apa saja yang perlu dilakukan untuk menetralisir rasa kecewa ketika terabaikan.”

Kang Encon pun membalas, “Sebagaimana saya sampaikan bahwa motivasi saya mengikuti ajang lomba bukan mengejar hadiah 30 juta dari kementrian atau yang lainnya, niat awal saya adalah menjadi jalan kebaikan dan menjadi contoh kebaikan. Dengan niat ini insya Allah banyak jalan.... dan Allah ridho sehingga apa yang saya inginkan tercapai dengan izin Allah.”

Sumarjiyati, Gunungkidul: Rahasia sukses untuk menjadi guru prestasi adalah memiliki amaliah batiniah dan amaliah lahiriyah. Untuk amaliah batiniah mungkin melalui doa-doa tertentu atau amalan apa?
Sedangkan untuk lahiriyah, menjaga kesehatan dan mempersiapkan adminitrasi tertentu atau bagaimana?

“Benar sekali 2 amalan lahiriyah dan batiniyah ini menjadi modal saya agar menjadi sukses. Terus terang saya sampaikan di sini semua orang sukses dalam bidang apapun kuncinya cuma dua yakni amalan lahiriyah dan batiniyah. Ada juga doa-doa yang saya amalkan pada saat mengikuti Guru Berprestasi. Insya Allah jika Allah berkenan saya ingin mengupas lebih detil dua amalan ini  sekaligus juga saya ingin menjelaskan bagaimana cara melakukan wawancara, presentasi dan persiapan tes pada saat kita akan mengikuti lomba Guru Berprestasi. Tentunya dalam bentuk buku, mudah-mudahan tidak lama lagi buku ini akan hadir khusus bagi teman-teman yang berminat menjadi Guru Berprestasi, karena satu hal yang perlu diketahui bersama yakni pendidikan dan gelar seseorang bisa dikejar namun jam terbang seseorang tidak bisa dikejar. Jam terbang seseorang hanya bisa dikejar dengan cara belajar dan bergaul dengan orang yang bersangkutan.”

WONDERFUL!


Yulius Roma Patandean
(SMAN 5 Tana Toraja)
Share:

2 komentar:

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Blog Archive

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia