Integrasi Pembelajaran Berdiferensiasi-Sosial Emosional dan Coaching
Diferensiasi layanan pembelajaran dipadukan dengan pendekatan sosial emosional dan coaching mendorong terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada siswa. |
Saya mengalami dan menjalani
bahwa peran seorang guru bukan peran yang mudah. Tantangan pertama adalah
memahami diri-sendiri apakah layak menjadi seorang guru. Mengapa ini penting?
Peran guru bukanlah penyampai materi pelajaran ke siswa semata. Jauh dari itu,
selaku guru saya menyadari bahwa apa yang ada pada diri saya, setiap hari
haruslah selalu dibenahi. Ketika saya tidak berbenah, tidak belajar dan tidak
mempersiapkan diri dengan optimal, niscaya tujuan pembelajaran akan tercapai.
Saya juga memandang bahwa apa yang ada pada diri saya merupakan titipan yang
harus saya sampaikan kepada ribuan dan bahkan jutaan anak-anak negeri yang
membutuhkannya. Dengan demikian perubahan hanya akan ada ketika dimulai dari
perubahan seorang guru dalam melakukan layanan pendidikan.
Setiap siswa memiliki kekhasannya
masing-masing. Mereka memiliki gaya, cara, dan metode belajar serta profil
belajar yang berbeda. Mereka pun ditunjang oleh keragaman latar belakang budaya
yang mereka miliki. Di sini peran saya sebagai guru adalah melakukan pendekatan
pembelajaran yang bisa mengakomodasi setiap karakteristik dan kebutuhan belajar
siswa.
Rancangan dan penerapan strategi
pembelajaran penting di sini. Namun, sebagai penuntun yang mendukung
pembelajaran berpusat pada siswa, guru juga harus mengakomodasi cara siswa
merefleksikan hasil belajarnya. Saya tidak harus mematok satu cara bagaimana
siswa mengumpulkan tugas mereka. Siswa saya beri kesempatan untuk berekspresi
sesuai kamampuan yang mereka miliki. Misalnya, dalam belajar bahasa Inggris
pada teks prosedur, siswa tidak harus melakukan praktik pada satu masakan saja.
Mereka bisa berekspresi dengan metode memasak yang mereka kuasai yang kemudian
memudahkan mereka dalam menyampaikan bahasa Inggris.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
belajar siswa, saya harus memahami pula setiap siswa saya secara sosial dan
emosional. Pendekatan ini sangat terkait erat dengan diferensiasi pembelajaran.
Diferensiasi pada siswa akan teridentifikasi dan terlayani manakala secara
mendalam saya telah mengenal aspek sosial dan emosional siswa saya.
Tentunya tak mudah mengenal
mereka secara tuntas. Sehingga peran saya sebagai coach sangat membantu mengenal mereka. Sebagai coach, saya lebih banyak menuntun siswa untuk mengenali hambatan
belajar merea, menuntun mereka untuk menyelesaikan hambatan itu dan membangun
optimisme mereka atas kekuatan belajar yang dimiliki.
0 komentar:
Posting Komentar