Kamis, 31 Maret 2022

Coaching - Refleksi TIRTA

Ujian Sekolah di UPT SMAN 5 Tana Toraja berbasis android


SMAN 5 Tana Toraja, 27 Maret 2022

Waktu terus berjalan pendidikan guru penggerak telah memasuki minggu ke 15. Secara umum tidak ada pembelajaran tatap muka di kelas oleh karena ada agenda utama sekolah. Ini menjadi salah satu hambatan penerapan pendekatan coaching dalam pembelajaran. Tapi saya selalu yakin bahwa pendekatan ini tidak hanya berlaku dalam kelas, tapi juga bisa diterapkan di kondisi lainnya. Dengan kata lain saya bisa memanfaatkan setiap momen sebagai wadah pembelajaran.

Sekolah saya fokus melaksanakan Ujian Sekolah untuk kelas XII yang dimulai pertengahan pekan ini hingga akhir pekan depan. Sebelumnya telah dilaksanakan Ujian Praktik. Bidang studi Bahasa Inggris yang saya ampu pun telah rampung sesuai jadwal.

Selanjutnya saya melakukan analisis dan finalisasi nilai ujian praktik para siswa. Ternyata saya menemukan sekitar 10 siswa dari 8 kelas belum mengikuti ujian praktik. Perasaan saya tidak tenang, mengingat ujian praktik ini menjadi salah satu syarat kelulusan siswa. Lalu, nama-nama tiap kelas yang belum mengikuti ujian praktik saya kirimkan lewat WhatsApp. Pada kelas yang tidak saya ajar, saya menghubungi lewat teman sekelasnya.

Ragam pertayaan dan respon berbalasan. Singkatnya saya mengjukan pertanyaan, apa kendalanya, mengapa belum sempat mengirim hasil ujian praktik, bagaimana rencana selanjutnya untuk ikut ujian praktik susulan.

Tak berselang lama, respon dari siswa yang terdaftar belum mengikuti ujian praktik pun bermunculan. Ada yang mengatakan telah selesai secara tatap muka di lab bahasa adan pula yang mengatakan telah mengirimkan link video. Terdapat pula siswa yang berjanji akan segera melakukan ujian praktik dan mengirimkan videonya. Semua saya catat dan cocokkan dengan data yang saya pegang. Siswa yang telah lulus ujian praktik saya beri warna kuning sementara yang belum saya biarkan warna putih.

Sore harinya, notifikasi WhatsApp memberi sinyal kembali. Sejumlah siswa menyapa “Selamat sore pak; good afternoon, sir; maaf mengganggu pak.” Inti balasan saya sedikit bercanda: Adakah maksud sapaannya? Apa yang kamu harapkan dari bapak? Lalu balasan masuk: mau konfirmasi pak, saya belum mengikuti ujian praktik, baru sempat hari ini membuat videonya. Bisakah saya mengirimkannya sekarang ke bapak? Tentunya saya menyetujuinya. beberapa video kemudian dikirimkan siswa lewat WhatsApp. Ada yang menggunakan tautan Google Drive, tautan YouTube dan video pendek.

Pada hari pertama pelaksanaan Ujian Sekolah, selaku salah satu panitia ujian sekolah, saya bertugas untuk menyiapkan komputer di lab bahasa bagi siswa yang tidak memiliki akses ke internet, HP rusak atau tidak memiliki HP. Hal ini bertujuan agar semua siswa bisa mengikuti ujian secara online.

Hari Jumat, 26 Maret 2022, setelah ujian selesai datanglah seorang siswa menemui saya di lab bahasa.

“Selamat siang,” saya menyapa.

“Selamat siang, pak”, balasnya.

“Apakah maksud kedatangannya, nak?”

“Bisakah saya mengikuti ujian susulan di lab bapak?” “Saya sudah minta izin ke panitia ujian dan pengawas ruang.”

“Apakah ada kendala kamu sehingga mengikuti ujian susulan hari ini?”

“HP saya rusak pak, jadi saya tidak bisa mengikuti ujian. Saya diminta ke sini pak.”

“Apakah kamu sudah mencoba melakukan hal lain agar bisa mengikuti ujian sebelum ke sini?”

“Saya sudah melapor ke panitia ujian dan pengawas ruang. Saya juga sudah mencoba meminjam HP lain untuk ikut ujian, tapi tidak ada pak. Tapi, saya bisa ikut ujian di lab kan, pak?”

“Baiklah, silahkan masuk. Lalu, bagaimana kamu bisa memaksimalkan waktu ujian, mengingat waktu telah berjalan sementara kamu baru akan memulainya dan terdapat empat mata ujian yang akan kamu kerjakan?”

“Saya akan konsentrasi memahami setiap soal dan mengupayakan agar bisa menjawab semua soal dengan baik tepat waktu.”

“Adakah strategi lainnya?”

“Saya akan percaya diri dan optimis bahwa saya bisa menuntaskan ujian hari ini di lab bahasa.”

“Seperti apa gambaran keberhasilanmu mengikuti ujian susulan hari ini?”

Menurut saya pak, saya akan sukses ujian ketika saya bisa menyelesaikannya dengan baik.”

“Lalu, seperti apa komitmen kamu terhadap ujian susulan ini?”

“Saya akan menuntaskan ujian saya hari ini dan tidak akan menundanya.”

“Siapakah yang paling berperan membantu kamu mengikuti ujian susulan ini?”

“Teman-teman saya pak, guru-guru mata pelajaran yang tidak saya ikuti, ketua panitia ujian dan terutama bapak yang bersedia memberikan saya fasilitas untuk ikut ujian.”

Dari percakapan saya dengan siswa secara singkat, saya terkesan dengan respon siswa. Ternyata siswa bisa memiliki prinsip yang baik ketika dilayani dengan pendekatan coaching model TIRTA. Sekilas ini terlintas di pikiran saya ketika siswa menemui saya. Siswa lebih jelas dan terukur penjelasannya terkait dengan kendalanya mengikuti ujian.

Ini tentulah hal yang sangat baru dan sangat membantu dalam menyelesaikan permasalahan siswa. Sederhana dan seolah-olah terjadi secara refleks dalam tindakan sehari-hari. Khususnya model TIRTA ini menjadi panduan yang sangat baik dalam menuntun pembelajaran yang berfokus pada siswa. Jelas bahwa coaching berbeda dengan mentoring dan konseling. Pada coaching saya lebih dominan bertanya dan menggali informasi dari siswa dari pada memberi nasehat dan dorongan. Siswa tertuntun untuk menyelesaikan hambatannya sendiri lewat coaching, dan saya simpulkan bahwa ini sangat berpihak pada siswa ketika dikaitkan langsung dengan konten belajarnya.

Ujian sekolah masih akan berlangsung beberapa hari lagi tapi optimis bahwa model TIRTA ini akan membantu saya memfasilitasi kendala-kendala siswa.

 


Share:
Lokasi: Jl. Nusantara No.69A, Bombongan, Kec. Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan 91811, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia