Calon Guru Penggerak pada Lokakarya 3 Pendidikan Guru Penggerak |
Kompetensi Sosial Emosional
Lima kompetensi sosial emosional, kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab.
Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran yang dilakukan
secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini
kemungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional.
Pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk mendorong perkembangan
peserta didik secara positif melalui program pembelajaran yang terkoordinasi
secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sebuah sekolah.
Artinya, setiap pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan di sekolah
seyogyanya mempertimbangkan 5 kompetensi sosial emosional di dalamnya sehingga
keputusan-keputusan tentang program pembelajaran di sekolah benar-benar
berpihak kepada siswa lewat proses yang terkoordinir dan terukur bukan instan.
Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan
dengan 4 cara, yaitu (1) mengajarkan kompetensi
sosial emosional secara spesifik dan eksplisit, (2) mengintegrasikan kompetensi
sosial emosional ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan siswa,
(3) mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap siswa, (4) mempengaruhi
pola pikir siswa tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Adapun pendekatan yang bisa digunakan untuk menerapkan
pembelajaran sosial emosional ini salah satunya melalui konsep SAFE, yaitu:
- Sequential/berurutan: aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi
untuk mendorong pengembangan keterampilan.
- Active/aktif: bentuk pembelajaran
aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
- Focused/fokus: ada unsur
pengembangan keterampilan sosial maupun personal
- Explicit/eksplisit: tertuju pada
pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
Pada pelaksanaan Ujian Praktik Kelas XII tahun pelajaran 2021/2022
saya mengambil topik yang dipelajari siswa selama tiga tahun di SMA, yaitu Song
Lyric. Sejak awal semester ganjil di kelas XII saya telah melakukan
sosialisasi terkait materi ujian praktik nantinya. Terdapat dua kegiatan utama
dalam ujian praktik, sing an English song dan find the
message/story/interpretate the song lyric. Adapun aspek yang dinilai dalam
ujian praktik, antara lain: pengucapan (pronounciation),
kelancaran (fluency), ketepatan makna
(accuracy), kreatifitas (creativity: penggunaan alat musik, menghafal
lirik), dan menafsirkan lirik lagu (English).
Perasaan
Ketika saya mendapati siswa kelas XII, secara khusus kelas XII IPS
2 dan XII IPS 3 begitu antusias mengikuti ujian praktik, saya sangat bahagia.
Mengapa? Kedua kelas tersebut tidak pernah saya ajar. Tetapi mereka bisa
memahami petunjuk dan indikator ujian praktik. Mereka antusias bertanya kepada
saya seperti apa ujian praktiknya. Ada dua laki-laki yang pertama tampil di
ujian praktik dari kleas XII IPS 2. Awalnya mereka ragu, oleh karena kurang
percaya diri. Tapi saya membalas bahwa santai saja, nikmati materi ujiannya,
semua akan berjalan dengan baik. Mereka membuktikannya, ujian praktik
menyanyikan lagu Bahasa Inggris dan presentasi makna lagu mereka selesaikan
dengan baik. Selanjutnya saya berpesan kepada mereka bahwa beginilah metode
ujian praktik itu.
Saya bangga, Bahagia dan sekaligus terpelihara motivasi mengajar saya untuk melakukan proses yang lebih baik dan lebih berpihak kepada siswa di tahun-tahun mendatang.
Implementasi
Pembelajaran Bahasa Inggris yang telah saya lakukan selama hampir
satu tahun di kelas XII saya kaitkan dengan konsep SAFE untuk mengidentifikasi
implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas.
- Sequential/berurutan: sosialisasi materi di awal semester ganjil, kaitan antara materi di kelas X, XI dan materi yang akan dipelajari di kelas XII. Sejak awal semester saya telah meminta siswa untuk menguasai pengucapan, bisa menyanyikan dan mampu menjelaskan makna lirik lagu bahasa Inggris yang terkait dengan kehidupan mereka dan paling mereka senangi.
- Active/aktif: topik pelajaran
saya sesuaikan dengan miant siswa, dalam hal ini lagu bahasa Inggris favorit
siswa. Agar siswa mampu menjelaskan makna lirik lagu, maka siswa belajar
berpikir kritis dengan menggunakan sumber-sumber pelajaran lainnya, seperti
berdiskusi dengan guru, sesame siswa dan melakukan eksplorasi di internet.
Dalam kaitannya dengan kompetensi sosial emosional, siswa belajar untuk
mengembangkan kompetensi keterampilan berelasi.
- Focused/fokus: siswa fokus
menguasai lirik lagu favoritnya, fokus pada pengucapan, intonasi dan cara
penyampaian lirik lagu. Jika ada kendala, siswa membangun komunikasi dengan
guru dan teman sekelas, baik secara langsung maupun secara tidak langsung
mengunakan media komunikasi dan media sosial.
- Explicit/eksplisit: Siswa mampu
menyajikan kemampuannya menyanyikan dan menjelaskan makna lagu bahasa Inggris.
Ketika siswa tampil secara berkelompok, siswa telah mengembangkan kemampuan
berelasi dengan orang lain dan mampu mengelola emosi positif dalam dirinya
ketika mampu berdiri di depan orang lain, dalam hal ini presentasi di depan
gurunya.
Terkait dengan konsep pembelajaran sosial emosional, di sini siswa
mampu menyadari keadaan dan potensi mereka, mampu mengelola emosi untuk tampil
dengan baik di ujian praktik, mampu memetakan kelebihan dan kekurangan
penampilan mereka yang selanjutnya mereka sampaikan kepada teman sekelas, mampu
membangun relasi dengan orang lain yakni guru selaku penguji dan mampu mengambil
keputusan yang bertanggung jawab dengan memilih tampil pertama dari kelasnya.
Rencana
Konsep pembelajaran
sosial emosional secara bertahap dan berkelanjutan akan saya terapkan dalam
setiap tindakan pengajaran saya di sekolah. Poin utama yang akan rutin saya
kembangkan adalah kemampuan siswa saya dalam melakukan kolaborasi. Dimulai dengan
kolaborasi dengan teman sebangkunya, teman sekelas, orang tua, lingkungan
tempat tinggal dan masyarakat secara luas. Adapun metode optimalisasi
kolaborasi siswa ini akan saya kembangkan dari apa yang telah saya lakukan
sebelumnya. Kolaborasi siswa terintegrasi dalam setiap penugasan proyek siswa.
Model penugasan ini lebih menekankan kerjasama dan kolaborasi dalam
merencanakan, melakukan eksekusi dan finalisasi.
0 komentar:
Posting Komentar