Selasa, 15 Maret 2022

Implementasi Pembelajaran Sosial Emosional - Refleksi

 

Calon Guru Penggerak pada Lokakarya 3 Pendidikan Guru Penggerak

Kompetensi Sosial Emosional

Lima kompetensi sosial emosional, kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini kemungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk mendorong perkembangan peserta didik secara positif melalui program pembelajaran yang terkoordinasi secara lebih baik antara berbagai pihak dalam komunitas sebuah sekolah. Artinya, setiap pengambilan kebijakan oleh pemangku kepentingan di sekolah seyogyanya mempertimbangkan 5 kompetensi sosial emosional di dalamnya sehingga keputusan-keputusan tentang program pembelajaran di sekolah benar-benar berpihak kepada siswa lewat proses yang terkoordinir dan terukur bukan instan.

Implementasi pembelajaran sosial dan emosional dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu  (1) mengajarkan kompetensi sosial emosional secara spesifik dan eksplisit, (2) mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan siswa, (3) mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap siswa, (4) mempengaruhi pola pikir siswa tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.

Adapun pendekatan yang bisa digunakan untuk menerapkan pembelajaran sosial emosional ini salah satunya melalui konsep SAFE, yaitu:

  1. Sequential/berurutan:   aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan.
  2. Active/aktif: bentuk pembelajaran aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
  3. Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal
  4. Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.

Pada pelaksanaan Ujian Praktik Kelas XII tahun pelajaran 2021/2022 saya mengambil topik yang dipelajari siswa selama tiga tahun di SMA, yaitu Song Lyric. Sejak awal semester ganjil di kelas XII saya telah melakukan sosialisasi terkait materi ujian praktik nantinya. Terdapat dua kegiatan utama dalam ujian praktik, sing an English song dan find the message/story/interpretate the song lyric. Adapun aspek yang dinilai dalam ujian praktik, antara lain: pengucapan (pronounciation), kelancaran (fluency), ketepatan makna (accuracy), kreatifitas (creativity: penggunaan alat musik, menghafal lirik), dan menafsirkan lirik lagu (English).

Perasaan

Ketika saya mendapati siswa kelas XII, secara khusus kelas XII IPS 2 dan XII IPS 3 begitu antusias mengikuti ujian praktik, saya sangat bahagia. Mengapa? Kedua kelas tersebut tidak pernah saya ajar. Tetapi mereka bisa memahami petunjuk dan indikator ujian praktik. Mereka antusias bertanya kepada saya seperti apa ujian praktiknya. Ada dua laki-laki yang pertama tampil di ujian praktik dari kleas XII IPS 2. Awalnya mereka ragu, oleh karena kurang percaya diri. Tapi saya membalas bahwa santai saja, nikmati materi ujiannya, semua akan berjalan dengan baik. Mereka membuktikannya, ujian praktik menyanyikan lagu Bahasa Inggris dan presentasi makna lagu mereka selesaikan dengan baik. Selanjutnya saya berpesan kepada mereka bahwa beginilah metode ujian praktik itu.

Saya bangga, Bahagia dan sekaligus terpelihara motivasi mengajar saya untuk melakukan proses yang lebih baik dan lebih berpihak kepada siswa di tahun-tahun mendatang.

Implementasi

Pembelajaran Bahasa Inggris yang telah saya lakukan selama hampir satu tahun di kelas XII saya kaitkan dengan konsep SAFE untuk mengidentifikasi implementasi pembelajaran sosial emosional di kelas.

  1. Sequential/berurutan: sosialisasi materi di awal semester ganjil, kaitan antara materi di kelas X, XI dan materi yang akan dipelajari di kelas XII. Sejak awal semester saya telah meminta siswa untuk menguasai pengucapan, bisa menyanyikan dan mampu menjelaskan makna lirik lagu bahasa Inggris yang terkait dengan kehidupan mereka dan paling mereka senangi.
  2. Active/aktif: topik pelajaran saya sesuaikan dengan miant siswa, dalam hal ini lagu bahasa Inggris favorit siswa. Agar siswa mampu menjelaskan makna lirik lagu, maka siswa belajar berpikir kritis dengan menggunakan sumber-sumber pelajaran lainnya, seperti berdiskusi dengan guru, sesame siswa dan melakukan eksplorasi di internet. Dalam kaitannya dengan kompetensi sosial emosional, siswa belajar untuk mengembangkan kompetensi keterampilan berelasi.
  3. Focused/fokus: siswa fokus menguasai lirik lagu favoritnya, fokus pada pengucapan, intonasi dan cara penyampaian lirik lagu. Jika ada kendala, siswa membangun komunikasi dengan guru dan teman sekelas, baik secara langsung maupun secara tidak langsung mengunakan media komunikasi dan media sosial.
  4. Explicit/eksplisit: Siswa mampu menyajikan kemampuannya menyanyikan dan menjelaskan makna lagu bahasa Inggris. Ketika siswa tampil secara berkelompok, siswa telah mengembangkan kemampuan berelasi dengan orang lain dan mampu mengelola emosi positif dalam dirinya ketika mampu berdiri di depan orang lain, dalam hal ini presentasi di depan gurunya.

Terkait dengan konsep pembelajaran sosial emosional, di sini siswa mampu menyadari keadaan dan potensi mereka, mampu mengelola emosi untuk tampil dengan baik di ujian praktik, mampu memetakan kelebihan dan kekurangan penampilan mereka yang selanjutnya mereka sampaikan kepada teman sekelas, mampu membangun relasi dengan orang lain yakni guru selaku penguji dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan memilih tampil pertama dari kelasnya.

Rencana

Konsep pembelajaran sosial emosional secara bertahap dan berkelanjutan akan saya terapkan dalam setiap tindakan pengajaran saya di sekolah. Poin utama yang akan rutin saya kembangkan adalah kemampuan siswa saya dalam melakukan kolaborasi. Dimulai dengan kolaborasi dengan teman sebangkunya, teman sekelas, orang tua, lingkungan tempat tinggal dan masyarakat secara luas. Adapun metode optimalisasi kolaborasi siswa ini akan saya kembangkan dari apa yang telah saya lakukan sebelumnya. Kolaborasi siswa terintegrasi dalam setiap penugasan proyek siswa. Model penugasan ini lebih menekankan kerjasama dan kolaborasi dalam merencanakan, melakukan eksekusi dan finalisasi.

Share:
Lokasi: Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia