Kamis, 28 April 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pertemuan dalam Komunitas Praktisi SMAN 5 Tana Toraja


Sebagai upaya penerapan dan implementasi pengambilan keputusan yang berpihak pada murid selaku pemimpin pembelajaran, langkah konkrit yang saya ambil adalah mengintegrasikan bagian dari paradigma dan prinsip dilema etika serta langkah pengujian keputusan pada setiap kegiatan formal maupun kegiatan informal di sekolah. Mengefektifkan peran komunitas praktisi di sekolah sebagai wadah berbagi praktik baik.

Ketika saya berada dalam sebuah situasi yang mengandung unsur dilema etika langkah-langkah yang akan saya ambil antara lain saya akan mengontrol diri saya terlebih dahulu melalui pendekatan sosial dan emosional, mengidentifikasi secara rinci masalah yang ada dengan melakukan coaching pada diri saya. Dengan harapan bahwa melakukan tindakan sosial emosional dan coaching pada diri sendiri akan lebih membuat diri saya fokus dalam menganalisis pokok permasalahan dan rencana tindak lanjut solusinya. Efektifitas keputusan yang saya ambil dapat terukur dari teridentifikasinya empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan 9 langkah pengujian keputusan yang saya ambil.

Sementara yang menjadi langkah awal adalah menguji kemampuan saya dalam menentukan keputusan yang benar berpihak kepada murid dalam aktivitas keseharian mengajar di sekolah. Saya memegang prinsip bahwa ketika sudah baik adanya pada diri saya, maka akan baik pula bagi murid saya. Salah satu tindakan nyata yang saya lakukan adalah pada beberapa waktu yang lalu, guru Bahasa Jerman meminta untuk menggunakan jam mengajar saya. Menurut guru bersangkutan materinya masih sangat banyak. Berat hati untuk memberikan jam mengajar tersebut. Lalu saya menanyakan kebutuhan lain terkait penggunaan jam tersebut. Tak lupa saya juga berkomunikasi dengan murid di kelas. Awalnya juga murid menolak, tetapi setelah menerima semua masukan akhirnya kami sepakat. Dalam proses perbincangan agak lama tersebut diambil keputusan bahwa, jam mengajar tidak diambil tetapi ditukar waktunya. Guru Bahasa Jerman masuk pagi sementara saya masuk siang, bertukar jam mengajar. Dengan demikian kebutuhan belajar murid tetap terlayani. Dalam diskusi kami tersebut saya ikut melibatkan langkah pengujian pengambilan keputusan, dan ternyata sangat membantu.

Saya sudah melakukan praktik-praktik pengambilan keputusan yang berpihak apda murid sebagai pemimpin pembelajaran sejak minggu pertama mempelajari materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Bahkan saya integrasikan ke dalam rapat-rapat komunitas praktisi dalam penyusunan visi dan misi sekolah. Yang intinya dalah rumusan visi dan misi sekolah untuk kepentingan murid. Kemudian, praktik baiknya akan saya upayakan untuk selalu terjadi dalam setiap tindakan saya terutama pada hal-hal yang dilematis, baik di sekolah, keluarga, komunitas dan lingkungan. Dengan demikian pribadi saya senantiasa terlatih.

Komunitas Praktisi menjadi wadah perumusan visi dan misi sekolah dalam bingkai pengambilan keputusan yang berpihak pada murid.


Cara saya menerapkan pengambilan keputusan tersebut pada lingkungan sekolah saya, pada murid-murid, pada rekan sejawat yaitu melalui pengambilan keputusan yang tidak berpihak pada kepentingan pribadi saya dan kelompok tertentu. Keputusan yang saya ambil lebih tertuju pada keputusan yang benar-benar berpihak pada murid. Walaupun keputusan itu diputuskan dalam kelompok di sekolah tapi tujuannya adalah untuk kebutuhan belajar murid. Sebagai contoh, minggu ini sebagai CGP, saya bersama dua rekan CGP lainnya mendampingi rekan-rekan guru dalam merumuskan visi, misi dan tujuan sekolah. Mulai dari perumusan visi sekolah, indikator visi, misi sekolah hingga tujuan sekolah berlangsung dalam suasana penuh perdebatan. Banyak kata-kata menarik yang masuk, seperti unggul, kompetitif, disiplin, berprestasi, dll. Semua usulan yang masuk memiliki dasar pemikiran dari masing-masing guru. Di sini saya menganjurkan untuk memperhatikan nilai-nilai kebajikan dan Profil Pelajar Pancasila sebagai dasar penentuan visi dan indikatornya. Pertimbangan-pertimbangan yang ada dan pengambilan keputusannya alot, sebenarnya secara implisit telah melibatkan sembilan pengujian di dalamnya. Nah, pada kondisi-kondisi lainnya ke depan, saya akan menganalisis nilai-nilai yang saling berbenturan terlebih dahulu, lalu menerapkan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan 9 langkah pengujian keputusan di setiap saat saya mengalami kejadian yang memuat unsur dilema etika.

Orang-orang yang akan membantu saya antara lain murid, rekan sejawat, guru BK, dan kepala sekolah serta siapapun yang terkait dengan kondisi permasalahan. Istri dan anak-anak saya menjadi bagian integral dari kedewasaan saya mempraktikkan metode pengambilan keputusan yang berpihak pada murid sebagai pemimpin pembelajaran ini.


Salam Guru Penggerak

Salam Merdeka Belajar

Share:
Lokasi: Jl. Nusantara No.69A, Bombongan, Kec. Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan 91811, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia