Spanduk dukungan kepada Nurdin Abdullah di depan Bank Sulselbar Cabang Makale, Tana Toraja |
Slogan dalam tagar #SAVE-NA dalam beberapa hari terakhir banyak menghiasi sejumlah tempat di Sulawesi Selatan. Jika sebelumnya puluhan karangan bunga dukungan dan ungakapan kerinduan simpatisan gubernur non aktif Nurdin Abdullah berjejeran di depan kantor gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, maka spanduk-spanduk dengan tulisan #SAVE-NA juga mulai menghiasi tempat-tempat strategis di ibu kota Tana Toraja, Makale. Seperti yang tampak di depan gedung Bank Sulselbar Cabang Makale. Sebuah spanduk ukuran 2x1 meter terpampang menyapa setiap mata orang yang berlalu lalang. Berikut bunyi tulisan pada spanduk:
“KEMBALIKAN GUBERNUR KAMI UNTUK MELANJUTKAN PEMBANGUNAN DI SUL-SEL, KHUSUSNYA DI TORAJA. #SAVE-NA. Salam Cinta Dari Komunitas Sangmane NA.
Nurdin Abdullah Telah Memberi Bukti
Sebenarnya, bukan tanpa alasan hadirnya karangan bunga dan spanduk dukungan kepada Prof. Nurdin Abdullah yang telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi infrastruktur oleh KPK minggu lalu. Ia telah meninggalkan jejak di hati banyak masyarakat Sulawesi Selatan selama ia menjabat sebagai gubernur. Berbagai terobosan dalam bidang infrastruktur telah ia wujudkan. Ia telah banyak memberi bukti bahwa ia pemimpin yang benar-benar mengabdi dan bekerja. Misalnya, membuka jalur darat ke Seko, Luwu Utara yang selama ini terisolasi.
Di wilayah Toraja, pembangunan infrastruktur jalan pun tiada henti beliau lakukan. Selain membuka jalur poros Rantepao-Bua, ia juga memperbaiki jalur Sangkaropi’-Batusitanduk. Kedua akses jalan ini menghubungkan Toraja dengan wilayah Luwu, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Ini belum termasuk beragam terobosan-terobosan lainnya yang sementara ia jalankan di berbagai wilayah di Sulawesi Selatan.
Entah Nurdin Abdullah benar korupsi atau tidak, hanya Tuhan dan keadilan yang tahu. Benarkah ia korupsi atau tidak. Sebagai masyarakat biasa yang telah menyaksikan berbagai terobosan NA di berbagai bidang, predikat tersangka korupsi tidak mempengaruhi kepercayaan kepadanya.
Terkait Politik
Tidak ada manusia yang sempurna. Demikian pun halnya seorang pemimpin. Di kala sedang getolnya melakukan terobosan, justru tiba-tiba tersangkut kasus korupsi. Status tersangka NA seakan ingin menghapus semua kinerja baiknya selama ini.
Dari pandangan saya, baru NA-lah sosok gubernur yang benar-benar telah bekerja dan membawa perubahan untuk Sulawesi Selatan. Nah, sebagai orang awam tertangkapnya NA menghuni hotel prodeo KPK tidak menutup kemungkinan ada sangkut pautnya dengan dunia politik. Menjegal? Bisa YA, bisa TIDAK. Jika NA masih maju di pemilihan gubernur provinsi Sulawesi Selatan periode mendatang, bukan tidak mungkin ia akan terpilih kembali. Bahkan dalam perhelelatan politik nasional sekelas Capres dan Wapres pun ia mampu. namun kini sudah terjegal. Dalam kondisi sekarang, tentu para elit politik yang berkepentingan bernafas lega karena lawan tangguh sudah tidak ada.
Ah, bingung dengan kondisi negeri ini. KPK? Saya sendiri mulai pesimis. Sekiranya orang-orang tidak bekerja sebagai pemimpin yang tertangkap, wajar-wajar saja. Tapi kasus NA ini benar-benar aneh.Wajarlah simpati dari masyarakat mengalir buat beliau. Di hati banyak orang, gubernur mereka sangat istimewa.
Ini pendapat saya sebagai rakyat yang menikmati karya-karya prof. Nurdin Abdullah. Butuh 100 tahun lagi buat Sulawesi Selatan untuk memiliki pemimpin pekerja seperti bapak Nurdin Abdullah.
#SAVE-NA
0 komentar:
Posting Komentar