Menjelang jarum jam menyentuh angka 12 siang ini, saya meninggalkan sekolah menuju kampung tercinta. Lokasinya tepat di perbatasan Kabupaten Tana Toraja-Kabupaten Enrekang. Salubarani, demikian nama kampung saya. Berada di ujung selatan Tana Toraja dalam predikat kelurahan.
Perjalanan
Agenda saya ke sana adalah mengikuti rapat majelis gereja diperluas. Saya hadir sebagai undangan dalam kapasitas sekretaris panitia pembangunan Gereja Toraja Jemaat Bukit Sion Salubarani. Ya, agak kesiangan saya beranjak. Tugas pokok di sekolah melayani pembelajaran adalah prioritas utama hari ini yang wajib terselesaikan lebih dulu.
Panas terik menemani perjalanan saya. Saya tidak sendiri, ada putra ganteng saya duduk di samping. Diiringi musik, saya duduk di belakang kemudi. Sesekali saya menengok dia yang kepalanya goyang kiri-kanan karena mengantuk.
Beberapa kilometer di atas kapsul tua, cuaca panas makin menyengat. Tiupan angin masih kalah. Gerah dan rasa kantuk mulai merayu. Saya coba konsentrasi dengan menaikkan volume musik. Sukses. Mulut komat-kamit mengikuti alunan musik. Walaupun suara saya sangat mencemari pendengaran.🤣🤣🤣🤣
Di depan sana telah tampak gerbang megah dengan ornamen miniatur rumah adat Toraja, "Tongkonan." Ini pertanda saya hampir sampai di gereja. Belok kanan, dan tibalah saya. Ternyata peserta rapat sedang istirahat selepas mengisi lambung.
Ikut Rapat
Tidak lama kemudian rapat pun berlanjut. Pak pendeta terlihat meninggalkan meja rapat. Saya juga spontan menarik tangan anak saya keluar gereja menuju bagian konsistori. Ternyata pak pendeta memanggil saya untuk makan siang.
Beberapa puluh menit menikmati makan, kenyang, selanjutnya kembali ke ruang rapat. Beberapa topik seputar program tahun ini masih ramai silang pendapat. Suara sedikit riuh oleh perbedaan ide menjadi bumbu penyedap.
Pisang Goreng dan Kopi
Beberapa saat kemudian, para ibu-ibu menyuguhkan kopi panas dan pisang goreng. Renyah pisang gorengnya yang hangat. Manis kopi panasnya. Rasa kantuk menyingkir pelan-pelan.
Sepotong habis, perut berbisik ke leher minta tambah. Kopi pun berujar yang sama. Hmm mm..... Kressss..... Nikmat..... Hampir habis. Teringat saya pada my pretty boy. Ternyata dia juga sangat doyan.
Eits.... ada ketel kuning nongol. Cairan kuning segar nampak di sana. Sudah pasti itu sirup ABC. Pengen dong..... hehehehe.
Kembali
Rapat selesai. Waktunya pulang. Capek....tapi saya sempatkan singgah di pondok tua saya. Sekaligus memuaskan hasrat anakku bermain. Lokasinya sudah lapang setelah sebuah ekskavator meratakannya selama 30 jam minggu lalu. Semoga rencana saya berikutnya boleh berjalan dengan baik.
Menjelang adzan magrib terdengar, saya pun beranjak kembali ke Makale. Enggan sih pulang, tapi ada istri di sana menunggu....hihihi.
0 komentar:
Posting Komentar