Buku ini adalah buku pertama tulisan saya yang diterbitkan oleh YPTD |
Sinopsis
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bukanlah sebuah keniscayaan lagi. Pandemi COVID-19 telah memberikan kesempatan kepada pemerintah, institusi pendidikan, guru, siswa dan orang tua siswa untuk terlibat di dalamnya. PJJ bukanlah pengganti dari pembelajaran konvensional tatap muka di kelas. PJJ menjadi sebuah metode penyelenggaraan pendidikan dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan kelas tatap muka antara guru dengan siswa di dalam ruang kelas.
Pemanfaatan perangkat teknologi informasi menjadi bagian tak terpisahkan dari suksesnya penyelenggaraan PJJ. Belajar online adalah wujud dari implementasi PJJ. Kegiatan belajar ini tidak perlu mempertemukan guru dan siswa dalam ruang kelas. Mereka bisa bertatap maya dalam kelas virtual.
Agar sukses dalam aktifitas belajar online, maka seorang guru perlu menerapkan beragam metode. Metode tersebut sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan kondisi siswa. Beragamnya latar belakang siswa ikut berpengaruh pada pemilihan metode belajar dalam kelas online. Belajar online bisa menjadi kelas yang menggairahkan, santai dan menantang ketika metodenya tepat.
Menulis 28 Hari
Saya menulis konten buku ini selama 28 hari pada bulan
Februari 2021. Penulisan ini menjadi salah satu bagian dari lomba blog PGRI.
Semua pengalaman saya mengajar secara daring pada bulan tersebut saya tumpahkan
ke dalam buku ini.
Buku ini adalah buku pertama saya yang diterbitkan oleh Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Terima kasih kepada bapak Haji Thamrin Dahlan yang telah memberikan fasilitas penulisan dan penerbitan buku ini.
Menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran adalah sumber inspirasi merangkai setiap metode yang saya terapkan. Setiap kelas tentu memiliki karakteristiknya sendiri. Hal ini tidak terlepas dari beragammnya kemampuan siswa. Termasuk kemampuan menggunakan perangkat teknologi digital.
Sebagai pendidik, saya pun tidak bisa terlepas dari dukungan sarana dan prasarana teknologi selama pembelajaran. Efektifnya pembelajaran jarak jauh secara online harus didukung oleh perangkat teknologi digital tersebut.
Pendekatan pada setiap kelas tentu berbeda pula. Demikian juga dengan penggunaan alat teknologinya. Misalnya, siswa memiliki keterbatasan kuota data, maka pembelajaran untuk mereka tidak mutlak lewat Zoom, melainkan menggunakan YouTube atau blog. Secara umum siswa yang terbatas kuota data lebih memilih untuk belajar lewat blog.
Secara umum metode belajar dalam buku ini bisa dipraktekkan dalam pembelajaran online maupun offline. Dengan kata lain, metode belajar online harus terkondisikan pada karakteristik dan latar belakang siswa yang variatif.
0 komentar:
Posting Komentar