Senin, 28 Februari 2022

Refleksi-Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Pembentukan Komunitas Praktisi. Sumber: Dok. Pribadi

Memahami kebutuhan belajar setiap siswa tentunya menjadi sebuah tantangan sekaligus pengalaman menarik bagi guru. Bagaimana tidak, jika saya mengajar kurang lebih 300 siswa, maka setidak-tidaknya saya perlu mengenal seperti apa cara belajar mereka. Tidak semua siswa memiliki cara belajar yang persis sama. Kebutuhan belajar dan cara belajar yang identik kemungkinan yang ada di dalam kelas.

Kegiatan di Kelas

Kegiatan belajar mengajar pada minggu ini, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa & Sastra Inggris hanya saya lakukan di kelas X IBB dan XI IBB. Kelas XII sementara menjalani Penilaian Tengah Semester Genap. PTS ini dipercepat demi mendukung persiapan siswa menghadapi Ujian Praktek dan Ujian Akhir Sekolah.

Pada pelajaran Bahasa & Sastra Inggris di kelas X IBB pada hari Senin yang lalu, saya memulai kelas dengan membangun kesepakatan dengan siswa. Kesepakatan ini, antara lain siswa sepakat tidak menggunakan HP selama jam pelajaran selama tidak diminta oleh guru dan siswa saling menghargai ketika beberapa diantara mereka mengambil peran dalam pembelajaran.

Selanjutnya siswa menyepakati bahwa mereka lebih senang belajar dalam kelompok kecil secara berpasangan, ada pula yang meminta kelompok dengan isi tiga siswa. Selaku guru, saya mengiyakan keinginan mereka. Kemudian ada beberapa siswa yang langsung saja menyebut konten pelajaran yang akan mereka pelajari. Saya membenarkan dan meluruskannya.

Di sini saya merasa bahagia karena siswa telah mempersiapkan sedikit informasi terkait pembelajaran. Mereka pun menunjukkan sikap saling menghormati di dalam kelas. Tidak ada olokan ketika ada yang berbicara, membaca atau menulis kalimat bahasa Inggris di papan tulis yang keliru.

Menurut pandangan saya, kondisi ini sangat penting terwujud dan terpelihara di dalam kelas. Ini adalah pertanda baik kelangsungan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan kehadiran budaya positif dalam belajar, maka berbedanya cara belajar pada siswa akan tertolong. Saling menghargai akan mendorong siswa yang cerdas dengan senang hati menuntun temannya yang mengalamai kendala. Seperti yang dilakukan oleh Esy Florensia atau Dirgayanti Samada dalam memberikan tawaran bekerja kelompok kepada Diva Allorerung. Diva mengalami gangguang ketika belajar di kelas. Gangguan itu adalah penglihatan dan kemampuan menulis. Kedua temannya saling bergantian menawarkan bantuan. Ketika Diva menulis di papan dan salah, tidak ada satupun siswa yang menertawkannya, Mereka justru melakukan tepuk tangan dan memberikan semangat, “ayo Diva kamu pasti bisa.”

Besar harapan saya, kondisi ini akan bertahan di kelas ini dan juga terwujud di kelas lainnya. Sungguh bahagia saling mendukung di tengah keterbatasan dan perbedaan cara belajar.

Komunitas Praktisi

Pada minggu ini pula, saya bersama bapak Santu R. Patioli dan ibu Nurlianti selaku CGP, membentuk Komunitas Praktisi di sekolah kami. Kegiatan diresmikan oleh kepala UPT dan dihadiri sekitar 20 orang guru. Luar biasa respon rekan-rekan disekolah untuk bersama-sama dengan kami melakukan perubahan dalam pendidikan.



Share:
Lokasi: Kima Square, Jl. Perintis Kemerdekaan No.KM.16, Daya, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90242, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Promo Buku

Promo Buku
Bisa pesan langsung ke Penerbit ANDI Offset atau lewat Penulis (Klik Gambar).

Personal Contact Information

E-mail: romapatandean@gmail.com
HP: 081355632823

About Me

Foto saya
Be proud of the imperfection. It is the true guide to the ultimate welfare of the soul.

YouTube Roma Patandean

Followers

Visitors

Free counters!

Update COVID-19 di Indonesia