Saya dapat melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi secara lebih efektif melalui pengkategorian kebutuhan belajar siswa melalui aspek pemetaan kesiapan belajar, minat siswa dan profil siswa. Siswa akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya, hal inilah yang terkait dengan kesiapan belajar. Kemudian, jika tugas-tugas tersebut mendorong mereka untuk memiliki keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang siswa untuk mengetahui lebih banyak lagi hal tentang sebuah objek, ini terkait dengan minat. Lau, jika tugas itu memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan bekerja dengan cara yang mereka suka, maka inilah aspek yang terkait dengan profil belajar.
Pendekatan yang seharusnya saya
ubahsuaikan adalah pendekatan terhadap pemetaan profil belajar siswa saya. Ini
penting karena saya masih memiliki keterbatasan dalam mendeteksi cara belajar
yang paling sesuai pada setiap materi yang saya ajarkan.
Terkait sikap saya tetap dapat bersikap positif walaupun
banyak tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini, saya memilih
untuk banyak menjalin komunikasi dengan siswa saya.
Hal ini harus konsisten saya
lakukan agar saya bisa mendapatkan preferensi yang tepat terhadap pengaruh lingkungan
belajar siswa-siswa saya, misalnya kondisi rumah, kamar, linkgungan alam
sekitar, dll. Disamping itu saya juga harus mengetahu sejauh mana pengaruh budaya
local pada siswa. Selain itu, preferensi gaya belajar siswa saya sebisa mungkin
terdeteksi dari sejak dini seperti gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.
Berdasarkan apa yang sudah saya
pelajari sepanjang minggu ini, materi yang menurut saya dapat menjadi solusi
bagi permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di kelas saya adalah
pemetaan profil belajar siswa. Sesuai pengalaman saya, jika ini terdeteksi dengan
baik, sangat membantu guru dalam mengarahkan siswa belajar secara berkelompok,
terutama dalam pembelajaran berbasis proyek.
Menurut saya yang agak sulit untuk
diterapkan adalah pendekatan pembelajaran menggunakan kesiapan belajar siswa. Hal
ini terkendala kondisi di mana guru sering mengabaikan pendekatan ini di awal
pembelajaran. Guru hanya fokus menyelesaikan materi sesuai tuntutan kurikulum.
Jika saya harus menerapkan hal
yang sulit tersebut, dukungan yang saya perlukan adalah adanya komunitas
praktisi sebagai tempat berbagi pengalaman mengajar di kelas. Untuk dapat mengakses dukungan tersebut, saya
perlu membentuk komunitas praktisi di sekolah dan menggalang teman-teman guru
untuk bergabung dan kita sama-sama berbagi pengalaman mengajar di kelas.
Termasuk mencari masalah dan memetakan solusinya.
0 komentar:
Posting Komentar