Berkumpul bersama rekan-rekan Pascasarjana. Sumber: Dok. Pribadi |
Libur
Lebaran pada Hari Raya Idul Fitri 1443 H
tahun 2022 mewarnai hari-hari pendidikan guru penggerak kali ini. Kurang lebih
total 10 hari disediakan bagi saudara-saudara Muslim untuk bersilaturahmi
dengan keluarga. Sebuah penantian 2 tahun untuk bersua kembali dengan sanak
famili setelah pandemi Covid-19 mulai bersahabat dengan kehidupan masyarakat.
Waktu
rehat di rumah pada libur kali ini bukan berarti jari-jari dan pikiran saya
ikut libur. Pikiran tetap mencerna pendidikan guru penggerak. Sementara
jari-jari saya tetap pada porsinya untuk selalau mengetikkan setiap informasi
yang terlintas di pikiran saya.
Pemimpin
artinya ia tampil sebagai panutan, contoh dan pengambil keputusan yang
memberikan kebaikan-kebaikan. Menjadi pemimpin adalah hak bagi setiap orang,
menjadi tanggung jawab setiap orang dan juga menjadi karunia setiap orang.
Menjadi pemimpin adalah takdir untuk setiap orang, minimal menjadi pemimpin
untuk dirinya sendiri. Pemimpin bukanlah sebuah jabatan, entah dalam keluarga,
organisasi, instansi dan di mana saja. Pemimpin bagi saya adalah sebuah posisi
yang diemban oleh seseorang karena ia memiliki kapasitas dan kompetensi untuk
menggerakkan elemen-elemen yang ada di sekitarnya.
Jadi
termasuk saya, telah menjadi seorang pemimpin dalam rumah tangga saya. Namun
sebelum itu, saya adalah pemimpin untuk diri saya. Oleh karenanya saya bisa
memaksimalkan setiap hal di sekitar saya, apa yang saya alami dan apa yang saya
rencanakan untuk menjadi perpaduan yang mewujudkan cita-cita saya.
Sumber
daya adalah setiap detil objek yang dibutuhkan untuk menggerakkan diri,
instansi, organisasi hingga kumpulan besar masyarakat yang disebut negara.
Sumber daya bisa berupa orang, sekelompok orang, biaya, peralatan, saran dan prasarana.
Jika ini dikelola dengan bijak akan memberi manfaat yang luar biasa.
Saya tidak tinggal di rumah saja sepanjang libur lebaran, tapi bukan berarti saya menikmati lebaran dengan jalan-jalan. Saya belajar mengelola sumber daya yang saya miliki untuk menyelesaikan tugas-tugas yang masih mengintip di komputer sambil menjaga buah hati saya yang berumur 8 bulan. Setiap celah waktu yang ada saya gunakan untuk menyelesaikan koreksi Modul Komputer Sebagai Media Pembelajaran yang akan digunakan oleh Universitas Terbuka.
Hari Minggu, selepas ibadah pagi saya mengikuti acara ramah-tamah dengan rekan-rekan kuliah di Pascasarjana. Kami bersyukur bisa menyelesaikan kuliah S2 tahun ini. Perjalanan kurang lebih 90 km saya tempuh untuk bertemu mereka. Bahagia dan bangga rasanya. Kami berhasil memanfaatkan sumber daya yang kami miliki untuk sampai pada tahap ini.
Pada
awal minggu ini, begitu berkesan bagi saya karena memasuki tanggal 1 Mei 2022
kaki saya ngilu. Ternyata gejala asam urat. Persendian jempol kaki saya
bengkak, panas, nyeri dan berwarna kemerahan. Susah untuk beraktifitas. Ini
pertama kalinya saya kena imbas penyakit ini. Saya mengingat kembali pola makan
saya selama sebulan terakhir. Ya, ternyata dominan makan daging merah. Ada
banyak kegiatan sosial masyarakat yang saya lakoni, dari kedukaan hingga nikah
dan syukuran. Tentunya porsi makan saya tidak terkontrol.
Kondisi
kaki bengkak, susah jalan ikut meminta saya untuk sabar saya di rumah.
Silaturahmi dengan keluarga, rekan kerja, tetangga dan sahabat diselesaikan
lewat media sosial saja. Tapi, ada kejadian yang istimewa yang saya alami di
tanggal 1 Mei 2022 sore harinya. Dosen pembimbing saya akan pindah ke Palangkaraya
dan itu adalah kesempatan terakhir untuk bertemu beliau. Jam 5 sore ke rumah
beliau naik motor matic, sambil menyeret kaki kiri yang kena imbas asam urat. Semua
kaget melihat saya di sana, termasuk dosen dan rekan-rekan mahasiswa. Lalu pak
dosen memberi saya tiga bungkus obat herbal, langsung saya minum. Puji Tuhan,
esok harinya, saya bisa berjalan dengan normal lagi, nyeri kaki
berangsur-angsur berkurang.
Bagi
saya, apa yang saya alami adalah bagian dari proses mengelola diri untuk
menjadi pemimpin. Terlebih melibatkan setiap hal yang berpotensi menjadi sumber
daya yang bisa membantu pencapaian
tujuan. Kendala tentunya ada, tapi selalu ada jalan keluar. Rasa optimis,
berpikir positif dan tidak lupa bahagia adalah wajib untuk mendewasakan diri.
Singkatnya,
cerita hidup saya minggu ini adalah bagian dari keterlibatan sumber daya yang
ada di sekitar saya. Banyak hal yang telah saya alami untuk menjadi pemimpin,
baik untuk pribadi, keluarga dan orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar