Sedikit mendung, tapi cuaca lumayan membuat gerah. Saya pun tak tahan hingga lepas baju kaos yang saya kenakan. Tak lama kembali duduk di depan komputer. Melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.
Selera makan seolah hilang oleh pengaruh gerah. Tak ada yang hendak turun di leher. Padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 14.00 Wita. Tak lama berselang, istri datang menawarkan sesuatu. Sepertinya sayur bening. Demikian pikirku, mengingat tampilannya yang hijau.
Kudekati sejenak, rasa malas makan masih menghantui. Saya icip-icip menu di piring keramik itu. Tidak asin, tapi aromanya istimewa, ditambah harum sambal terasi di bawahnya. Sontak saya duduk makan, gerah sudah terabaikan. Ada yang istimewa di lidah saya, yakni kaldunya sedikit kental oleh pengaruh umbi sejenis talas yang dimasak dijadikan sayur.
Saya tidak tahu namanya, namun menu ini sukses menggugah selera makan saya. Campuran pucuk muda daun kacang, daun muda labu, potongan kacang panjang dan si talas tadi. Ini menjadi menu tahun baru saya yang organik, jauh dari mewah. But, I really love it.
0 komentar:
Posting Komentar