Di Toraja, musim hujan datangnya tidak bisa diprediksi. Kadangkala panas terik, sore harinya tiba-tiba hujan lebat. Hujannya bisa awet hingga pagi menjelang kembali. Datangnya hujan bukan tanpa teman. Ia dikawal angin yang menusuk kulit dinginnya. Kondisi inilah sepertinya yang sering memicu munculnya gejala awal flu disertai batuk.
Seperti yang saya alami hari ini. Selama bekerja, mengajar online di sekolah, kondisi fisik baik-baik saja. Apalagi didukung teriknya matahari dari pagi hingga menjelang temaram menuju sore. Pukul 15.00 saya beranjak meninggalkan sekolah. Melintasi emper sekolah, kulit seperti kedinginan, padahal matahari masih panas menerpa. Ternyata angin sedikit bertiup kencang. Setelah tiba di rumah, saya cuci muka, kaki, dan tangan terus melanjutkan makan siang. Usai melahap santap siang, lobang hidung kanan saya mulai terasa berair. Seperti biasa saya keluarkan sebagai ingus. Tak sampai semenit, mengalir lagi cairan bening tanpa rem di lobang hidung yang sama. Setelah beberapa kali saya buang cairan ini, saya mulai bersin, dan leher saya mulai sakit juga. Saya pun berkesimpulan bahwa ini gejala awal saya akan mengidap influenza.
Istri menawarkan obat generik. Nam un, sontak juga ia berujar bahwa saya baru-baru minum air kelapa muda untuk mengobati sisa biduran (uritaria) yang telah menjangkiti saya selama seminggu.
Saya diminta minum air hangat ditetesi minyak kayu putih. Ipar saya katanya pernah mencobanya dan sukses menghilangkan hidung berair, bersin, dan sakit tenggorokan. Namun, saya masih ingat beberapa literatur yang pernah saya baca bahwa minyak kayu putih bukan untuk diminum, melainkan sebagai obat luar dan obat gosok di kulit. Tambahan pula, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa minyak kayu putih yang diminum bersama air hangat berhasil mengobati influenza disertai bersin.
Sepengetahuan saya, minyak kayu putih bisa mengatasi peradangan pada tenggorokan. Akhirnya, saya putuskan membeli minyak kayu putih di apotik. Lalu saya ambil masker, dan saya beri beberapa tetes minyak kayu putih pada bagian dalam masker yang bersentuhan dengan hidung. Awalnya memang perih dan sedikit mengganggu mata. Setelah aroma minyak kayu putih mulai menipis, saya tambahkan lagi tetesan minyak kayu putih. Sekitar satu jam berselang, hidung saya sudah tidak berair lagi, bersin juga hilang, termasuk rasa sakit di tenggorokan.
Akhirnya saya terus menerapkan cara ini, pakai masker yang ditetesi minyak kayu putih. Hidung dan leher seperti mengalami relaksasi, tenggorokan terasa hangat dan plong saat bernafas. Saya berharap ini bisa bertahan lama dan influenza tidak menghinggapi saya dulu.
Demikianlah pengalaman saya hari ini dalam mencoba mengatasi gejala influenza.
0 komentar:
Posting Komentar