Blended learning di sekolah, siswa mengakses sumber belajar untuk melengkapi penjelasan dari guru. |
Ragam Istilah
Beragam istilah campur atau campuran seringkali menghiasi pendengaran kita sehari-hari. Di pasar ada penjual barang canpuran. Di warung-warung makan ada menu nasi campur telur, nasi campur ayam, nasi campur ikan dan gado-gado.
Pedagang kaki lima dengan jajanan sayur-mayur berlabel sayur campur-campur. Artinya sayur dalam satu ikat terdiri atas beberapa jenis sayur. Biasanya sayuran hijau terikat jadi satu, seperti bayam, kangkung, sawi, daun kelor, pucuk labu siam dan kacang panjang. Harga per ikatnya 2.500 hingga 5.000 rupiah. Tergantung daerahnya.
Lalu ada musik Campur Sari yang populer oleh alm. Didi Kempot. Kadang ia berdendang lagu bahasa Jawa dengan alunan pop, dangdut, hingga perpaduan musik tradisional dan modern mewarnai setiap lagunya.
Blended Learning
Dicampur, tercampur, warna-warni atau mixed. Entahlah, dalam dunia pendidikan, istilah populernya atau bekennya adalah blended. Blended learning telah menjadi ikon baru saat ini. Sekaligus menjadi pemberi solusi atas situasi dan kondisi pendidikan saat ini. Pandemi COVID-19 telah menjadikan model blended learning sebagai alternatif penyampaian materi ajar pada siswa.
Belajar adalah aktifitas dalam sebuah lingkungan belajar dengan mengakses berbagai sumber belajar. Sumber-sumber belajar tersebut terintegrasi dalam satu kesatuan proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan.
Secara umum, blended learning adalah proses belajar yang memadukan belajar konvensional dan online. Pada satu waktu siswa belajar dalam kelas, kemudian guru mereka meminta untuk melakukan penilaian lewat kuis online menggunakan Kahoot. Di lain waktu sambil belajar online, guru meminta mereka mengamati objek di sekitar mereka untuk menjadi pembahasan materi dan sumber penilaian.
Terjadilah blended. Konsep belajar dicampur, sumber belajar tercampur dan penilaian pun berpadu. Segala sesuatu yang terlibat dalam proses pembelajaran dan guru memadukannya menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, itulah yang disebut blended learning.
Sama halnya dengan harga sayur-mayur campur yang bervariasi di setiap daerah atau berbeda harga di kampung dan kota, blended learning pun demikian. Proses blended learning efektif berlangsung ketika guru mampu memahami perbedaan karakteristik setiap anak didiknya.
0 komentar:
Posting Komentar