Menulislah karena asetnya ada di sekitar Anda. Sumber: Dok. Pribadi. |
Anytime, anywhere
Menulis itu gampang kok. Buktikan saja. Setiap saat Anda menulis status di media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, hingga mengirimkan pesan instan di messanger dan WhatsApp. Anda membalas setiap notifikasi di media sosial secara instan. Lalu Anda juga mengomentari tulisan sahabat Anda seketika.
Pernahkah Anda menentukan atau metencanakan waktu dan tempat untuk menulis status dan memberi komentar atau merespon tulisan orang lain di media sosial? Tidak kan! Segala sesuatunya terjadi secara spontan saja. Tidak peduli waktu dan tempat.
Jadi, menulis tidaklah sukar, it can be happened anytime and anywhere. Kita bisa menuliskan apa yang kita lihat, alami atau rasakan saat itu. Setiap objek menarik biasanya langsung menjadi catatan status media sosial, iya kan? Rangkaian peristiwa yang silih berganti memberi bumbu hidup kita setiap hari pun telah menjadi sumber tulisan-tulisan pendek kita.
Aset Menulis
Inilah yang saya sebut sebagai harta tak terhingga menulis. Sebuah sumber daya abadi yang selalu terbarukan danbtak akan pernah habis. Bensin dan minyak tanah boleh habis dari bumi, tapi sumber ide untuk tulisan kita akan senantiasa ada setiap saat. Sumber tulisan itu abadi, sama abadinya dengan karya tulisan kita di media sosial. Walaupun raga kita sudah tidak ada di dunia ini, tapi tulisan-tulisan kita yang telah kita tinggalkan di internet akan tetap ada hingga dunia kiamat.
Oksigen adalah aset utama manusia untuk hidup. Bayangkan, walau melimpah emas, kekayaan, makanan, dan air, jika tidak ada oksigen maka tidak ada kehidupan. Menulis tidak akan ada jika tidak ada sumber ide. Nah, sumber ide telah melimpah di sekitar kita, sebagai O2 pernafasan untuk jari-jari dan pikiran kita.
Aset utama menulis adalah kata-kata yang lahir dari pikiran kita. Pikiran ada karena ada sumber idenya. Sumber ide telah ada layaknya oksigen untuk nafas hidup.
Lingkup Aset Tulisan. Sumber: Dok. Pribadi. |
Jika Anda merasa kehausan oleh karena keringnya sumber ide, maka basahilah kekeringan itu dengan menuliskan rasa kehausan Anda menulis. Setiap masalah atau keterbatasan dalam menulis juga adalah aset yang baik untuk jadi ide tulisan. Keterbatasan itu layaknya aliran air yang telah terkumpul dalam satu genangan. Ia butuh meluap untuk mengaliri celah-celah kerontangan di sekitarnya.
Aset menulis tiada habisnya. Hadir kapan saja dan di mana saja. Ia bahkan abadi. Katanya menulis adalah proses menuju keabadian. Jadi menulislah!
Yulius Roma Patandean
Rabu sore, 7 April 2021 yang panas terik.
0 komentar:
Posting Komentar