IBADAH SYUKUR
DAN PERAYAAN 100 TAHUN INJIL MASUK GANDANGBATU, 1913-2013
I.
LATAR BELAKANG
Telah menjadi
nyata kebenaran Sabda Tuhan ini, “Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan” (Roma.1:16). Sungguh, Tuhan sudah memberkati Toraja, masyarakat
dan orang Toraja melalui pemberitaan Injil oleh orang-orang asing yang diutus
Tuhan dari berbagai tempat yang amat jauh. Mulai dengan kehadiran beberapa
orang guru beragama Kristen asal Ambon, Minahasa, Sangir, Kupang, dan Jawa
(anggota Indische Kerk-Gereja Protestan Indonesia) pada sekolah Landschap yang
dibuka oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908 di Toraja, kemudian
dilanjukan secara intensif oleh utusan-utusan lembaga pekabaran Injil dari
Belanda, yakni Gereformeerde Zendingsbond (GZB).
Atas
pimpinan dan kuasa Roh Kudus, buah pertama dari pekabaran Injil di Toraja nyata
pada saat pembabtisan pertama pada tanggal 16 Maret 1913 kepada 20 orang murid
sekolah Landschap di Makale oleh Hulpprediker F.Kelling dari Bontain. Tanggal pelaksanaan
babtisan pertama inilah yang kemudian dijadikan tonggak sejarah untuk penentuan
waktu peringatan masuknya Injil di Toraja.
Selanjutnya
pemberitaan Injil dituntun dan diberkati Tuhan melalui berbagai bentuk dan cara
termasuk melalui pelayanan pendidikan dan kesehatan, serta pendirian
jemaat-jemaat dan gereja. Beberapa utusan GZB yang namanya tercatat dalam
sejarah Pekabaran Injil (PI) di Toraja antara lain: Belksma, Van der Veen, dan
A.A. van der Loosdrecht, yang kemudian dianggap sebagai salah seorang utusan
zending yang mati syahid di Toraja.
A.A. van der
Loosdrech tiba di Rantepao pada tanggal 10 November 1913 dan meninggal dunia
pada bulan Juli 1917. Walaupun pemberitaan Injil mengalami berbagai bentuk
hambatan, sampai pada terjadinya pembunuhan tersebut, pemberitaan Injil terus
berkembang, bahkan wilayah PI kemudian meluas ke wilayah Rongkong dan Seko.
Tuhan memberkati Toraja dengan luar biasa., sehingga dalam waktu singkat jumlah
orang Toraja yang menerima Injil meningkat pesat, pendidikan maju, dan layanan
kesehatan semakin baik. Gereja terus bertumbuh, termasuk dalam hal kelembagaan,
dan pada tanggal 25 Maret 1947 Gereja Toraja resmi berdiri sebagai lembaga.
Berkat Tuhan
telah melimpah kepada Toraja, masyarakat Toraja, gereja-gereja di Toraja dan
orang-orang Toraja, termasuk umat Allah di Gandangbatu. Pembaruan dan kemajuan
dalam berbagai bidang telah dinikmati oleh jutaan orang Toraja dan
gereja-gereja di Gandangbatu, baik aspek
spiritual maupun dibidang pendidikan dengan semakin banyaknya sekolah dan orang
berpendidikan, dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, layanan kesehatan,
transformasi budaya sebagai buah-buah Injil, kemajuan ekonomi dll. Tepatlah
kalau seluruh warga Toraja secara khusus warga Gandangbatu bersyukur dengan sepenuh
hati, termasuk masyarakat secara keseluruhan bahkan lingkungan, pohon-pohon pun
ikut bersyukur (Mazmur.96).
Harus diakui,
Injil telah membawa perubahan-perubahan besar dan fundamental. Namun demikian,
harus pula disadari bahwa ada kekuatan
lain yang menyebabkan kemajuan yang telah dicapai disertai juga dengan
perubahan-perubahan yang menimbulkan berbagai kecenderungan yang bertentangan
dengan Injil. Pekabaran Injil melalui pendidikan telah melahirkan orang-orang
Toraja (Gandangbatu) yang cerdas, tetapi tak dapat disangkal bahwa ada saja
yang menjadi cerdas tetapi melupakan Tuhan. Ada pula yang ekonominya semakin
baik, tetapi kepeduliannya kepada sesame dan lingkungan alam sangat rendah,
sehingga kekristenannya tidak nyata dalam pelayanan kepada sesame dan dalam
memlihara lingkungan hidup.
Dalam kesadaran
yang demikianlah peringatan 100 tahun IMG akan dilakukan dengan penuh sukacita,
juga dalam kesadaran penuh dan mendalam atas berbagai tantangan nyata yang
sedang dihadapi. Karena itu bersyukur bukan harus berpesta pora, tetapi
mengagungkan Nama Tuhan, memuliakan Allah karena karya-Nya, kasih setia-Nya
yang menakjubkan bagi Toraja dan masyarakat Gandangbatu. Karena itu, dalam
momen yang sama, menjadi penting pula untuk melakukan perenungan dan refleksi atas
seluruh kenyataan yang sedang dialami. Censura
Morum menjadi suatu ensensi, yang memungkinkan terjadinya retropeksi dan
intropkesi sesungguhnya. Dengan jalan itu, komitmen pembaruan diri akan tumbuh
dengan dasar yang sejati.
Begitulah
kiranya orang Toraja bersyukur, mengaminkan kebenaran Firman Tuhan dan
berkomitmen untuk terus bersaksi dan menyongsong masa depan bersama Tuhan. Oleh
karena itulah dalam syukuran 100 tahun Injil masuk Gandangbatu, kita akan
bersyukur dengan ibadah syukur, bersyukur dalam budaya yang telah diberkati
Tuhan, bersyukur dan menampilkan kesaksian melalui karya-karya yang Tuhan telah
berkati di Toraja dan dalam masyarakat Toraja, bersyukur sambil berdoa untuk
tuntunan Tuhan bagi masa depan pemberitaan Injil di Toraja dan masyarakat
Toraja, berdoa untuk terus mencari kehendak Tuhan bagi Gereja ke masa depan,
serta bagaimana kita mempersiapkan diri untuk kiranya Tuhan pakai dalam
menyongsong masa depan.
Momentum
peringatan 100 tahun IMG menjadi kesempatan untuk bersyukur dengan persembahan
yang melimpah, tetapi juga menjadi kesempatan untuk perenungan mendalam,
berefleksi dan menguji iman dan pengharapan, membangun dan membarui komitmen
dalam pengharapan. Apakah di dalam Iman yang berpengharapan, kita berani dan
sepenuh hati mengaminkan, bahwa masa depan adalah pilihan, bukan takdir
evolusi. Masa depan ada dalam tangan Tuhan yang penuh kasih dan menghendaki
terwujudnya damai sejahtera di bumi, damai bagi semua sebagai buah dari Injil.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan inilah yang terungkap dalam tema :
“BERITAKANLAH INJIL DAMAI SEJAHTERA BAGI SEMUA”, dan sub tema: “Gandangbatu
Bersyukur dan Bersaksi dengan Penuh Pengharapan”.
II.
MAKSUD DAN TUJUAN
Syukuran dan
perayaan peringatan 100 tahun Injil Masuk Gandangbatu (IMG), dimaksudkan untuk
mengajak seluruh masyarakat, warga gereja, dan gereja-gereja di Toraja, dan
yang terkait dengan Toraja, mensyukuri berkat dan kasih karunia Tuhan yang
telah memberkati Gandangbatu, serta mengajak warga gereja dan masyarakat dengan
momentum syukuran dan peringatan ini, berkomitmen untuk terus setia dalam
memberitakan Injil, dan dipakai Tuhan menjadi saluran berkat dalam berbagai
bidang menyongsong 100 tahun akan datang. Tujuannya adalah (1) Agar seluruh
warga gereja dan masyarakat Gandangbatu memahami, menghargai dan mensyukuri
bagaimana Injil telah menjadi berkat bagi mereka; (2) Mempersiapkan warga
gereja menjadi saluran berkat dan menjadi kawan sekerja Allah dalam menyongsong
100 tahun berikutnya.
III.
SUBSTANSI PERAYAAN
Substansi perayaan meliputi selebrasi,
refleksi dan evaluasi dan pembaruan komitmen.
v Selebrasi atau Perayaan
Dengan perayaan
dimaksudkan bahwa perayaan 100 tahun IMG merupakan momentum untuk menyatakan
bahwa hidup dengan segala kenyataannya, bagaimanapun, patut dirayakan sebagai
pemberian Tuhan yang luar biasa. Dengan perayaan, kita mengalami anugerah Tuhan
yang mengangkat kita lebih tinggi, jauh melampaui realitas apapun dalam dunia
ini. Di dalam mengalami kasih Allah, kita merasakan hidup menjadi bermakna,
bagaimanapun keadaannya. Karena itu tidak ada alasan untuk tidak bersyukur dan
membuat suatu perayaan
v Refleksi
Perayaan 100
tahun IMG merupakan momentum untuk bersama-sama merenungkan dan mensyukuri
perbuatan-perbuatan besar Allah kepada orang Toraja selama kurun waktu seratus
tahun. Karya terbesar Allah di tengah/kepada orang Toraja adalah terbentuknya
sebuah persekutuan baru yaitu gereja (Gereja Toraja dan gereja-gereja lainnya).
Melalui persekutuan baru ini, Injil terus diberitakan dan membuahkan
pembaharuan di dalam kehidupan amat banyak orang Toraja. Itulah pokok
perenungan dan kesyukuran kita (bnd. Mazmur.77:1-21)
v Introspeksi dan Evaluasi
Marayakan peringatan 100 tahun IMG
merupakan pula momentum untuk melakukan introspeksi dan evaluasi terhadap
keadaan/keberadaan serta kinerja kita sampai saat ini. Semua pihak dan komponen
masyarakat mesti melakukan introspeksi dan evaluasi, baik secara personal
maupun bersama-sama, sebagai komunitas, maupun sebagai lembaga, yang meliputi:
a. Lembaga gereja
(para pendeta dan tenaga-tenaga pelayanan gerejawi lainnya, di segala aras dan
ruang lingkup pelayanan : jemaat-jemaat, lembaga-lembaga pendidikan, rumah
sakit, lembaga-lembaga gerejawi lainnya)
b. Lembaga
pemerintahan (eksekutif, legislatif, judikatif, serta aparat negara)
c. Tokoh-tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita, para aktivis kemasyarakatan,
dan lain sebagainya.
IV.
WAKTU PELAKSANAAN
Secara keseluruhan, perayaan 100 tahun
IMG akan dilaksanakan mulai Januari 2013 dan puncak perayaan akan dilaksanakan pada tanggal 25 s/d 29 Juni 2013.
V.
TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan-kegiatan
perayaan 100 tahun IMG diupayakan akan dilaksanakan di jemaat-jemaat, dan
puncak perayaan
dilaksanakan di Jemaat Gandangbatu. Ini sengaja dirancang agar perayaan 100 tahun
IMG sungguh dirasakan dan dinikmati oleh semua warga Gandangbatu.
VI.
KEGIATAN-KEGIATAN
·
Ibadah syukur dalam puncak
perayaan 100 tahun IMG
·
Gerakan cinta Alkitab melalui
pembagian 100 buah Alkitab
·
Napak tilas IMG
·
Kegiatan kebudayaan
·
Lomba Kesenian dan Olahraga
·
Gerakan cinta lingkungan melalui
penanaman bibit pohon dan kerja bakti massal
·
Pelayanan Sosial
·
Seminar dan Ceramah
·
Malam perenungan bersama
·
Penggalangan dana melalui
Gerakan “100” (seratus ayam, ikan, babi,
kerbau, ribu, puluh ribu, seratus ribu, juta, dll) untuk pengutusan tenaga
penginjil, beasiswa, pengadaan pelayanan fasilitas kesehatan, pengkaderan
pemimpin masa depan, dan penerbitan buku
·
Pawai atau Parade Syukur
VII.
JADWAL KEGIATAN
NOVEMBER 2012 : Sosialisasi
Tema Sub Tema 100 tahun
IMG
DESEMBER 2012 : Perayaan Natal bernuansa 100
thn IMG (Persembahan khusus untuk
menunjang pendidikan dan Pekabaran Injil
JANUARI-MARET
: Persiapan
pelaksanaan Ibadah Raya I di Makale dan pelaksanaan Seminar, dan
atraksi kebudayaan. Dalam rangka Ibadah Raya I Klasis Gandangbatu menyiapkan
100 orang “To Ma’lullung”, 100 orang “To Menani Penanian Dolo”
Catatan:
5
orang tiap jemaat dari Klasis Gandangbatu
25 perempuan dari
Gereja Kibaid/Pantekosta/Katolik untuk “To Ma’lullung”. (10 orang dari Kibaid;
10 orang Pantekosta, 5 orang Katolik)
APRIL
– JUNI : Lomba seni, budaya dan olahraga, pengumpulan
persembahan “sanda saratu”
atau serba seratus, kebaktian-kebaktian penyegaran iman, penanaman
1000 pohon, kerja bakti massal
JULI-AGUSTUS
: Napak Tilas, Parade Syukur, Ibadah
Raya II di Rantepao dan Gandangbatu